21 Des 2021
  Humas Berita,

Usia 6-11 Tahun Divaksin Guna Persiapkan Pembelajaran Tatap Muka Normal Kembali

Yogyakarta (20/12/2021) jogjaprov.go.id – Bahwa adanya kabar vaksin anak usia 6-11 tahun akan dilaksanakan dan sudah diizinkan untuk divaksin, tentunya ini adalah kabar yang menyenangkan, kabar baik bagi kalangan dunia pendidikan karena kita menyadari betul pada masa pandemi CoViD-19 dimana pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh itu sangat terasa sekali ada penurunan dari sisi kemampuan literasi membaca dan kemampuan literasi numerasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, S.E., M.Pd., saat melakukan obrolan ‘Bincang Hari Ini’ yang disiarkan oleh Jogja TV, pada Senin (20/12). Pihaknya telah melakukan upaya merecovery hal tersebut dengan melakukan pertemuan tatap muka meski dengan sangat terbatas, dua kali dalam seminggu.

“Dengan adanya vaksinasi ini diharapkan kita bisa melakukan percepatan untuk mengembalikan pemulihan recovery pembelajaran pada anak-anak. Sehingga pertemuan tatap muka tentunya semua orang akan merasakan lebih aman, lebih nyaman, khususnya bagi orang tua dan anak-anak itu sendiri,” ungkap Kadisdikpora DIY.

Ia berharap, ketika nanti anak-anak masuk sekolah tatap muka secara penuh, harapannya semua sudah divaksin. Hal ini sangat penting untuk anak-anak, walaupun tidak ada persyaratan yang mengkhususkan wajib untuk divaksin tetapi ia berharap pemberian dosis 1 dapat diselesaikan minimal dalam waktu sebulan, sehingga dapat membantu proses pembelajaran kedepan. Kita semua berharap proses pembelajaran ke depan tentunya tetap bisa berjalan dengan lancar, normal, tidak ada hambatan terkait dengan  penularan CoViD-19.

Ia menghimbau agar orang tua bisa mendorong sekaligus memotivasi anaknya untuk ikut divaksin. “Tentunya ini menjadi hal penting bagi kita dan teman-teman Kepala Dinas Kabupaten/Kota maupun  guru-guru di tingkat satuan pendidikan untuk selalu mengkomunikasikan dengan orang tua supaya orang tua (wali murid) benar–benar bisa mendorong anaknya untuk ikut divaksin sesuai waktu yang sudah ditentukan,” terangnya.

Menurutnya, pembelajaran tatap muka yang berlangsung saat ini, dua kali dalam seminggu, dinilai masih kurang karena masih cukup banyak pembelajaran yang tertinggal. “Nah ini tentunya perlu dukungan dan dorongan orang tua  agar anak-anak siap divaksin,” ujarnya.

Ia pun sepaham dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Dinkes DIY, Kepala Disdikpora DIY menyebutkan semakin baik komunikasi antara satuan pendidikan, sekolah dan orang tua maka akan semakin mudah bersama-sama bekolaborasi untuk menyelesaikan vaksin anak usia 6-11 tahun.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes., menyampaikan bahwa manfaat vaksin yang paling krusial adalah menurunkan angka kematian dan kecacatan dari orang yang terinfeksi  virus. “Bila dilihat dari data yang ada pada usia produktif (0-10 tahun) juga sudah ada ribuan yang terkonfirmasi, sekarang yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita melindungi diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.

 Pembajun menjelaskan, bila kita divaksin kita bisa melindungi orang lain seperti misalnya lansia yang sudah sepuh yang tidak bisa menerima vaksin, anak-anak dengan kondisi tertentu yang belum atau tidak bisa  menerima vaksin dikarenakan masalah auto imun, alergi berat,  masalah gizi buruk,  atau dengan penyakit infeksi, atau mereka yang mengalami penyakit keganasan atau hemofili (kelainan darah).

“Mereka akan terlindungi apabila kita telah divaksin,” imbuhnya. Bahwa herd immunity akan terjadi manakala diatas 75-80% lingkungan sudah tervaksinasi maka mereka yang tidak dapat menerima vaksin akan terlindungi.

Pembajun menambahkan, peran orang tua sangat penting khususnya dalam menyiapkan putra putrinya untuk divaksin. Baik kesehatan fisik dan psikis. Ia mengingatkan kepada kita semua, khususnya para orang tua agar sebelum mengikutkan putra-putrinya pada kegiatan vaksin penting untuk anak-anak sarapan terlebih dahulu, dibekali air minum dan makanan kecil. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko KIPI setelah vaksin.  

Tidak hanya kesehatan fisik saja yang perlu disiapkan, tapi juga kesiapan secara psikis. Pembajun menjelaskan pentingnya kesiapan anak-anak untuk menerima vaksin secara psikologis, demi kelancaran dan keamanan anak-anak saat vaksin. “Bapak Ibu bisa menyampaikan dengan bahasa mereka, karena mereka yang lebih mengenal dan tahu putra-putrinya, menyampaikan tujuan dan manfaat dari vaksin itu,” terangnya.

Ia juga menghimbau kepada orang tua agar dapat mendampingi putra-putrinya saat vaksin. Dan jika tidak dapat mendampingi maka penting orang tua untuk menyampaikan kepada guru (wali kelas) terkait informasi atau catatan penting mengenai putra-putrinya untuk menjadi perhatian guru, misal putra-putrinya termasuk anak yang takut divaksin atau memiliki alergi.

Pembajun sangat mengapresiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia yang telah hadir membantu dan mensupport kegiatan vaksin anak ini. Kehadiran mereka sangat membantu tenaga medis dalam melakukan screening pada anak-anak. Kita bisa berkonsultasi langsung dengan dokter anak apabila ada hal-hal yang lebih dalam lagi dan lebih spesifik saat screening.

Sementara kick off vaksin anak usia 6-11 tahun telah dilaksanakan serentak di Kabupaten/Kota di wilayah DIY. Untuk Kota pelaksanaan kick off vaksin anak diselenggarakan oleh Dinkes DIY bekerjasama dengan Dinkes Kota, Ikatan Dokter Anak Indonesia, TNI dan Polri, bertempat di Gedung Wana Bhakti Yasa, Among Rogo dengan target sebanyak 1.300 anak. Sedangkan di Bantul kick off dilaksanakan di SD Bantul Timur, Sleman di SD Pangukan, dan Kulon Progo di SD Percobaan. (fk)

 

HUMAS PEMDA DIY

Bagaimana kualitas berita ini: