08 Jun 2023

Visualisasi Keindahan dan Sejarah dalam Prangko Malioboro

Yogyakarta (08/06/2023) jogjaprov.go.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama PT Pos Indonesia dan Pemerintah Kota Yogyakarta, meluncurkan Prangko Seri Jalan Bersejarah "Malioboro" pada Rabu malam (07/06) bertempat di The Phoenix Hotel, Jl. Jend. Sudirman No.9, Jetis, Kota Yogyakarta. Terdapat tiga jenis prangko yang secara spesifik menampilkan wajah Teras Malioboro, Ketandan, dan Ngejaman, dalam balutan seni lukis bergaya ekspresionis. Visualisasi budaya dan keindahan Malioboro yang terekam dalam prangko merupakan hasil karya pelukis Astuti Kusumo.

“Malioboro memanglah ruang nyata dalam kehidupan, yang lahir dari rahim masyarakat, sebagai bagian bagi kehidupan sosial mereka. Ruang, seperti halnya waktu, mempunyai hubungan yang unik dengan manusia. Bukan hanya karena manusia hidup di dalamnya, tetapi terutama karena manusia juga menghidupinya dengan jiwa dan kehangatan,” ujar Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY.

Seiring perjalanan waktu, prangko bukan cuma berfungsi sebagai biaya pos, tetapi juga menjadi collector item. “Seiring peluncuran Prangko Seri Jalan Bersejarah "Malioboro", saya menyambut dengan antusias dan rasa apresiasi yang tinggi. Semoga seri prangko ini, dapat memperkaya khasanah filateli Indonesia, sekaligus menjadi produk seni-budaya yang lahir dari eksistensi rahim Kota Yogyakarta,” lanjut Sri Paduka.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, menyampaikan kegiatan peluncuran prangko Malioboro ini menggambarkan kekayaan warisan budaya melalui gambar-gambar yang terpampang pada prangko. Diharapkan dapat membawa keindahan Malioboro ke dalam rumah-rumah, kantor, dan kolektor prangko di seluruh penjuru negeri bahkan dunia. “Prangko ini bukan bukan hanya sekadar lembaran kertas tetapi sebuah jendela yang membuka cakrawala budaya. Melalui pameran linimasa Malioboro, juga sekaligus menandai ekspresi seni budaya yang menampilkan kekayaan dan keindahan Malioboro,” ungkap Singgih.

Malioboro yang semula berfungsi sebagai jalan pertokoan pada masa kolonial berubah menjadi area perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Perjalanan panjang Malioboro sebagai kawasan sentra dalam membaca sejarah Yogyakarta begitu penting untuk dinarasikan kembali. Malioboro merupakan ikon Yogyakarta yang tidak tergantikan, baik nilai sejarah, nilai falsafah yang tidak tergantikan bagi Indonesia. Dibangun pada awal abad ke-19 Malioboro menjadi pusat peekonomian dan pusat pemerintahan dan menjadi pusat kehidupan warga Yogyakarta.  “Kami berharap dapat menjadi sumbangsih yang positif dalam mengangkat warisan budaya dan memajukan sektor pariwisata di Kota Yogyakarta,” tambah Singgih.

Sejarah panjang penggunaan prangko membuktikan bahwa prangko tidak hanya sebagai alat pembayaran pengiriman pos, tetapi juga menjadi media visualisasi peristiwa bersejarah suatu bangsa. Adanya globalisasi yang semakin berkembang, teknologi semakin maju telah mendorong segala sesuatu menggunakan teknologi digital. “Peluncuran prangko Malioboro ini selain memiliki nilai intrinsik dan nilai nominal juga memiliki nilai memorabilia yang menjadi kenangan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain merupakan bentuk apresiasi terhadap Malioboro sebagai salah satu ikon sejarah dan pariwisata juga menjadi terobosan di era transformasi digital dengan penyematan QR Code yang berisi informasi rinci mengenai Malioboro, sebagai alat edukasi dan penyebarluasan informasi publik,” ungkap Direktur Jendaral Penyelengaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto.

Wayan menambahkan melalui peluncuran prangko Malioboro ini diharapkan dapat menginspirasi dan mengundang masyarakat negara-negara tetangga dan negara-negara mitra untuk datang dan mejelajahi keindahan Malioboro. Selain itu juga sebagai pengingat untuk kita semua mengenai pentingnya menjaga dan melindungi wirisan budaya. (Wd/Dv/Stt)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: