28 Nov 2023

WE CARE Dukung Pengurangan Sampah Nasional

Yogyakarta (28/11/2023) jogjaprov.go.id - Kementerian Keuangan RI meresmikan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa Pengelolaan Sampah Berbasis Sirkular Ekonomi sinergi enam Special Mission Vehicle (SMV) bertajuk Waste Management for Circular Economy (WE CARE). Peresmian ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban mewakili Menteri Keuangan RI pada Selasa (28/11) di Yogyakarta.

Rionald dalam sambutannya menjelaskan, program WE CARE adalah bentuk dukungan SMV Kemenkeu RI menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia. Dukungan tersebut berupa pembangunan sarana prasarana dan capacity building bagi pengembangan inti plasma budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau manggot di Kota Yogyakarta, serta optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dewanata Dieng di Kabupaten Banjarnegara.

“Saya mengapresiasi enam SMV Kemenkeu RI yang terlibat dalam program ini. WE CARE sendiri telah dimulai sejak Agustus 2023 lalu dan telah melaksanakan berbagai kegiatan, berupa pembinaan, pendampingan, serta bantuan penyediaan sarana prasarana yang berkaitan langsung dalam meningkatkan tata kelola sampah,” ungkapnya.

Rionald berharap, program ini mampu mendorong pemberdayaan masyakarat untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dari pengolahan sampah organik, seperti pupuk organik kasgot dan manggot kering sebagai pakan ternak. Selain itu, potensi lain dari pengelolaan sampah juga dapat dikembangkan, salah satunya menjadi renewable energy seiring telah dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di beberapa kota.

“Ke depannya, kita harapkan program ini terus dikembangkan hingga produk-produk tersebut nantinya mungkin melalui LPEI dapat didukung untuk dapat diekspor. Dengan begitu mampu menciptakan peningkatan ekonomi untuk masyarakat dan memberikan devisa kepada negara. Kepada SMV dan pihak-pihak yang telah melaksanakan program ini, agar terus diperluas ke daerah lainnya,” imbuhnya.

Keenam SMV Kemenkeu RI yang bersinergi mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia dalam program ini, yaitu PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) sebagai inisiator program, PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT. Geo Dipa Energi (Persero), dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Setda DIY, Yudi Ismono mengatakan, permasalahan sampah merupakan prioritas yang perlu segera ditangani. Pemda DIY pun mendukung dan mengapresiasi Kemenkeu RI yang meluncurkan program WE CARE ini karena pengurangan sampah menjadi tujuan bersama untuk mengurangi dampak negative, khususnya terhadap lingkungan.

“Dalam menangani permasalahan persampahan ini, kami tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu kami mengapresiasi Kementerian Keuangan dan juga berbagai instansi yang terlibat atas terlaksananya program pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular ini. Semoga program ini terlaksana dengan baik dan tidak berhenti di sini, serta dapat diteruskan hingga pengurangan sampah organik mencapai angka target yang kita harapkan,” kata Yudi.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), M. Wahid Sutopo mengungkapkan, program WE CARE dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Kota Yogyakarta dan Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara. Program ini didukung oleh Waste4Change dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) sebagai mitra pelaksana.

“Pada Program Pengembangan Inti Plasma Budidaya Maggot (Black Soldier Fly/BSF) di Kota Yogyakarta, kami bersinergi melakukan program pengelolaan sampah organik melalui pengembangan inti plasma budidaya maggot. Program ini meliputi studi pendahuluan dan lima tahap capacity building, yaitu mengenai BSF secara umum; Teknis Operasional dan Workshop; Kelembagaan dan Peraturan; Keuangan, Bisnis Model, Ekspor; dan Branding,” paparnya.

Wahid menambahkan, program ini juga didukung dengan pengadaan sarana prasarana melalui pembangunan fasilitas dan perlengkapan pendukung budidaya pada enam plasma yang telah ditentukan. Penentuan plasma dilakukan melalui hasil penilaian dan assesment yang dilakukan di Kelurahan Karangwaru, Bumijo, Winongo Asri, Bener, Wirobrajan, dan Badran Kota Yogyakarta.

“Program ini sudah menberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan total keseluruhan dari target estimasi outcome yang akan dicapai dari Kandang Maggot Jogja (KMJ) dan enam Plasma yaitu penyerapan sampah organik sebesar 153,6 ton pertahun, produksi maggot fresh sebesar 59,6 ton pertahun, produksi kasgot sebesar 38,4 ton pertahun, dan pendapatan ekonomi dari hasil penjualan maggot fresh dan kasgot sebesar Rp472,689juta pertahun,” ungkapnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: