08 Okt 2023
  Humas DIY Berita,

WJNC 2023, Refleksi Figur Pewayangan Pandawa Mahabhiseka

Yogyakarta (08/10/2023) jogjaprov.go.id - Area Tugu Yogyakarta disulap menjadi panggung megah dalam perhelatan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #8 Sabtu (7/10/2023). WJNC merupakan pertunjukan seni budaya tahunan yang dihelat sebagai sebuah perayaan hari jadi Kota Yogjakarta yang jatuh pada tanggal 7 Oktober. Tahun ini menandai tahun ke-8 WJNC hadir secara konsisten setiap tahunnya sejak tahun 2016. Menjadikan WJNC masuk dalam Kharisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak tahun 2021.

“WJNC merupakan ajang interaksi antarbudaya tradisional-wayang dengan media modern-karnaval, tersaji dalam orkestrasi 14 kemantren, yang merfleksikan figur-figur pewayangan, dan dipancar-luaskan melalui live streaming. Karnaval ini diharapkan menjadi hiburan yang menyejukkan, untuk menggambarkan harmoni Yogyakarta. Dengan melibatkan 800 peserta dari berbagai latar belakang profesi, kita akan diajak untuk meresapi makna rangkaian cerita pewayangan, melalui visualisasi populer, karya kreatif warga Yogyakarta,” ungkap Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya.

Sri Sultan menambahkan, tahun 2023 ini, WJNC mengusung tema "Pandawa Mahabhiseka”.  Tema ini mencerminkan sebuah symphony penuh makna, seiring semangat bijaknya kepemimpinan, dan ungkap rasa syukur yang mengalir tulus kepada Tuhan Sang Kuasa Cipta. Tema ini seakan menjadi sebuah undangan universal, yang berisi pesan bagi segenap warga Kota Yogyakarta, untuk senantiasa merajut kekuatan dalam meniti liku alur kehidupan, dengan tetap setia pada akar budaya bangsa, adaptif terhadap perubahan sosial, dan gelora kepariwisataan Kota Yogyakarta, yang tak akan pernah terjeda oleh dinamika.

Pandawa Mahabhiseka sendiri menceritakan tentang Ratu Kerajaan Parangwiduri, Ratu Sukmengkoro. Sang Ratu memerintahkan patih Surawati untuk meminta restu kepada Sang Hyang Bathara Guru yang ingin menguasai para raja di jagat raya. Namun, Bathara Guru tidak merestui, sehingga terjadi peperangan antara dewa dengan Surawati beserta prajurit raseksi. “Cerita ini termasuk karangan dalam Mahabharata yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tema ini memiliki filosofi kepemimpinan yang bijaksana, ungkapan sukacita dan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Pj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo.

Singgih mengungkapkan, diselenggarakannya WJNC kawasan Tugu Yogjakarta yang merupakan bagian penanda sumbu ini, merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kekayaan budaya dan filosofi yang telah berabad-abad ada dan mengkomunikasikannya kepada dunia. “Kami sangat merasa senang dan bangga atas antusiasme yang sangat besar dari seluruh masyarakat baik masyarakat kota Yogyakarta, wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara akan penyelenggaraan event WJNC ini. Dengan harapan mampu menjalankan perekonomian yang positif bagi pendekatan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat atas kelestarian budaya sebagai identitas bangsa,” ungkapnya.

Tema yang diusung dari masing-masing kelompok yaitu Bathara Guru, dan Para Bidadari, Ratu Sumengkoro dan Prajurit Raksasa Putri, Resi Garuda Pancaretno dan Cantrik, Kresna dan Para Pandawa, Garuda Malihan, Punokawan, Klanthang Kenya dan Para Raksasa Putri, Srikandi dan Batbara Uma, Duryodono dan Surowatu, Suling Wasiat, Kurawa, Larasati, Istri Pandawa, dan Para Dewa.

Karnaval Wayang Jogja Night Carnival ini dimulai dari 2 titik yaitu Jalan Pangeran Diponegoro dan Jalan Jenderal Sudirman. Sedangkan titik display karnaval dibagi menjadi 2 area yaitu area Tugu Pal Putih Yogyakarta dan Jalan Margo Utomo. Turut hadir dalam agenda ini GKBRAA Paku Alam, Direktur Event Daerah di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Reza Fahlevi, perwakilan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, perwakilan dari Puro Pakualaman, serta jajaran Forkopimda DIY. (Wd/Hr/Bln)

Bagaimana kualitas berita ini: