08 Des 2013
  Humas Berita,

Dolanan Anak Tidak Hanya Penuh Makna,Tetapi Juga Sarat Dengan Filosofi Kegotongroyongan

 

 

Dolanan Anak Tidak Hanya Penuh Makna, Tetapi JugaSarat Dengan Filosofi Kegotongroyongan

 

BANTUL (08/12/2013) portal.jogjaprov.go.id Permainan/dolonan anak maknanya tidak hanya penuh canda ria dan humor, namun lebih dari itu yaitu penuh makna dan filosofi dalam menjalin kerjasama dan kegotongroyongan diantara anak itu sendiri, serta membentuk jatidirinya. Oleh karena itu, dolanan anak harus dibangkitkan dan ditanamkan kembali serta diberi ruang pada mereka.

 

Hal demikian disampaikan Kepala Sub Bag Hubungan Antar Lembaga (HAL) Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ali Sadikin, SH yang menjadi salah satu Nara Sumber dalam Sarasehan Kehumasan yang mengangkat 5 Pilar Keistimewaan DIY, khusus di Bidang Kebudayaan semalam (Sabtu,07/12) di Pandes, Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul.

 

Dikatakan Ali Sadikin SH bahwa Aneka permainan modern kini kian mengepung kehidupan anak-anak sehingga terjadi gejala di masyarakat, permainan/dolanan anak tradisonal mulai terlupakan bahkan sebagian orang sudah tidak mengenal lagi. Untuk menumbuh dan membangkitkan kembali permainan/dolanan anak Pemerintah bersama masyarakat menyelenggarakan Festival dolanan anak yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan, kegotongroyongan dan solidaritas tersebut. Harapannya dengan Festival dolanan anak selain memupuk nilai-nilai yang agung tersebut juga dapat mengenalkan kembali kekayaan budaya Jawa kepada anak-anak sebagai pewaris budaya ini.

 

Disamping itu lanjut Kasubag HAL, bahwa Dolanan Anak sebagai salah satu kekayaan Budaya dilindungi Undang-undang yaitu Undang-undang Keistimewaan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY sekaligus dengan Perdaisnya.

 

Sementara itu Kepala Desa Panggungharjo, Sewon Bantul, Wahyudi Hanggorohadi yang hadir dan sebagai nara sumber dalam sarasehan tersebut menyatakan kegembiraannya atas disyahkannya UUK DIY sehingga akan memberikan perlindungan kepada seni dan budaya warisan leluhur termasuk didalamnya permainan/dolanan anak yang semakin hari terdesak dengan permainan dengan tekhnologi canggih itu, diakui atau tidak akan mengarah pada kehidupan individu.

 

Menyinggung Kampung Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon ditetapkan sebagai Kampung Budaya dolanan anak, akan menambah kekayaan dan semakin menguatkan Yogyakarta sebagai Pusat Budaya dan memang benar-benar Istimewa.

 

Sarasehan Kehumasan 5 Pilar Keistimewaan DIY yang diselingi dengan Dagelan Mataram Guyon Maton serta Campursari Setia Hati menjadi semarak dengan banyolan-banyolan dagelan yang diperankan oleh Sugeng Iawak Bandeng , Novi Kalur, Rio Tambura, Titik Rengganis dan Tri Nurwanto.

 

Turut hadir dalam Saresehan 5 Pilar Keistimewaan tersebut selain kaum muda juga tokoh masyarakat Desa Panggungharjo yang membaur menjadi satu dengan Generasi muda.(kar)

 

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: