30 Nov 2011
  Humas Berita,

13 Orang/Lembaga Dapat Penghargaan Anugerah Budaya Provinsi DIY

13 Orang/Lembaga Dapat Penghargaan Anugerah Budaya Provinsi DIY

Sekda Provinsi DIY Drs. Icshanuri, foto bersama penerima Penghargaan Anugerah Budaya Provinsi DIY tahun 2011KEPATIHAN YOGYAKARTA (29/11/2011) pemda-diy.go.id Sekretaris Daerah Provinsi DIY Drs. Icshanuri, atasnama Gubernur, menyerahkan Penghargaan Anugerah Budaya Provinsi DIY tahun 2011 kepada 13 orang/lembaga, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (29/11) malam.

Penghargaan diserahkan kepada 5 orang seniman dan budayawan, yakni Djarkasi Hardjosudarmo (seni karawitan), Drs. Trustho, MHum (seni karawitan), Samuel Indratma (seni rupa), Nano Sasmito Putro (seni kethoprak), dan Gregorius Djaduk Feriyanto (seni musik). Penghargaan Pelestari Benda Cagar Budaya diserahkan kepada Kawedanan Hageng Sri Wandowo Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat Bagian Puroloyo (Kategori Bangunan Umum, nama bangunan Pasarean Ki Ageng Giring III Sodo, Paliyan, Gunungkidul), Fajar Handika Purbandhani (Kategori Bangunan Tempat Tinggal, alamat rumah Indis Jalan RW Monginsidi No. 19 Yogyakarta), dan PGPM Paroki Santo Yusup Bintaran (Kategori Bangunan Umum, dengan alamat Bintaran Kidul No. 5 Yogyakarta).

Sementara Penghargaan Anugerah Budaya diserahkan kepada Lembaga, Pelaku, Pelestari Budaya Pengembangan Adat dan Tradisi, yakni Organisasi Pengelola Upacara Adat Saparan (Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman), Organisasi Pengelola Upacara Adat Pembukaan Cupu Panjala (Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul), Surakso Hargo (Mbah Maridjan) almarhum (Juru Kunci Gunung Merapi), Prof.Dr.Ir. Murdijati Gardjito (Pelestari Kuliner Jalan Kemetiran Kidul No. 60 Yogyakarta), dan Ki Purwa Diwarna (Pelestari Pengrajin Blangkon Gaya Yogyakarta, Jalan Polowijan, Kadipaten Wetan, Kota Yogyakarta).

Pada kesempatan tersebut juga dipergelarkan kethoprak yang melibatkan seniman, seniwati, birokrat, pengusaha, anggota DPRD, pelajar dan beberapa komunitas seni, sebagai upaya melestarikan dan mensosialisasikan seni kethoprak ke segala lapisan masyarakat, dengan lakon Milik Nggendhong Lali, sutradara Nano Asmorodono dan Altiyanto.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulisnya mengatakan, predikatr Kota Budaya telah melekat erat dan sekaligus menjiwai masyarakat Kota Yogyakarta untuk ambil bagian dalam menghidupkan seni dan budaya.

Sebagai kota terkemuka di bidang budaya, ujar Sultan, sudah sewajarnya jika Yogyakarta seringkali ditunjuk sebagai tempat perhelatan acara seni budaya, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Keragaman seni dan budaya yang terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan masyarakatnya, adalah potensi besar yang kemudian menjadikannya sebagai kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya.

Kehadiran masyarakat dari berbagai suku dan wilayah dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri dengan membawa kekhasan budayanya masing-masing, semakin menambah kemarakan perkembangan budaya di kota yang diidentikkan sebagai miniature Indonesia ini, katanya.

Sikap keterbukaan masyarakat terhadap masuknya budaya lain imbuh Sultan, mempermudah terjadinya proses akulturasi budaya khususnya di Yogyakarta, menunjukkan watak Bhineka Tunggal Ika yang membuka diri dan memberikan ruang kesempatan seluas-luasnya kepada perkembangan aneka budaya, termasuk yang berasal dari luar negeri. Konsekuensinya adalah, bagaimana agar kawruh dan piwulang yang merupakan bagian dari kebudayaan Jawa yang diwariskan oleh para leluhur, selain dilestarikan juga direvitalisasi dan diaktualisasikan, agar mampu menjawab pesatnya tantangan zaman terutama dalam perkembangan dunia seni dan budaya yang sangat global.

Kecintaan akan budaya kita khususnya budaya Jawa haruslah kita tanamkan sejak dini pada generasi penerus kita, agar modernisasi terhadap budaya kita pengaruhnya kepada generasi penerus tidak terlalu kuat. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita patut berterimakasih dan memberikan penghargaan kepada mereka para seniman dan budayawan, para pelestari budaya, adapt dan tradisi, serta kepada para pelestari benda cagar budaya, atas segala upaya dan pengabdiannya untuk melestarikan warisan budaya khas nusantara, papar Sultan. (rsd)

HUMAS Ro UHP DIY

Bagaimana kualitas berita ini: