31 Jan 2019

RS UII Siap Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Yogyakarta (31/01/2019) jogjaprov.go.id – Angka kematian ibu dan banyaknya kasus penyakit anak di Bantul masih tergolong tinggi. Hal ini yang mendorong Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII) untuk memberikan layanan unggulan terhadap kesehatan ibu dan anak.

"RS UII siap memberikan layanan yang komprehensif terkait dengan kesehatan ibu dan anak, trauma center serta kecelakaan lalu lintas. Dengan layanan unggulan di kesehatan ibu dan anak, kami berharap juga turut mampu menyukseskan program Pemkab Bantul untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak," ujar Direktur Utama RS UII, dr. Widodo Wirawan, MPH.

Ditemui usai bersilaturahmi bersama jajaran pengelola RS UII ke kantor Gubernur DIY di Gedhong Wilis Kompleks Kepatihan Pemda DIY Kamis (31/01), Widodo pun menjelaskan, sasaran layanan unggulan RS UII tersebut merupakan bentuk sinergi RS UII dengan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Bantul. 

Widodo pun menyampaikan, selain memperkenalkan diri serta jajaran staf pengelola RS UII kepada Pemda DIY, kedatangan mereka juga sekaligus ungin meminta arahan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk mempersiapkan diri dalam pengoperasian rumah sakit pada tanggal 10 Februari nanti.

“Tadi Ngarsa Dalem menyampaikan agar tetap bersinergi dengan pemda-pemda lain serta meningkatkan jejaring dengan RS lain, agar kualitas pelayanan  semakin meningkat,” ucap Widodo.

Selain itu, Widodo menyampaikan bahwa Gubernur DIY berharap nantinya RS UII mampu menjadi rumah sakit yang bertaraf internasional dan harus selalu siap meningkatkan kualitas pelayanan dan inovasi sehingga mampu menyehatkan masyarakat luas. “Untuk itu, Gubernur menyampaikan agar kita bisa menggandeng stakeholder dari luar negeri. Jadi untuk mewujudkan rumah sakit dengan skala internasional nanti akan lebih mudah,” sambung Widodo.

Sementara itu, Marketing and PR Manager RS UII, M. Doni Riyangga, S.E menyampaikan, nantinya  RS UII direncanakan sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Namun saat ini RS UII masih menjadi rumah sakit umum dengan  tipe C. Menurut Doni, untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan, prosesnya masih panjang.

"Kami harus melalui proses akreditasi terlebih dahulu. RS UII pun belum menjadi anggota BPJS, dikarenakan kendala akreditasi. Proses akreditasi inilah yang kami kejar, sekaligus untuk bisa menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Kami usahakan tahun ini akreditasi sudah bisa didapat,” ujar Doni.

Doni pun menjelaskan, RS UII yang beralamat di Pandak, Srandakan KM 5,5, Bantul ini memiliki 14 spesialisasi, meski memang sebagian dokter masih sebagai partimer dari RS Pemerintah ataupun dari Fakultas Kedokteran UII. Terkait kapasitas, RS UII nantinya memiliki 105 bed, dengan pembagian 20 bed untuk kelas 3, 20 bed untuk kelas 2, 10 bed kelas 1, serta sisanya untuk kelas VIP, VVIP, dan suite.

Disinggung mengenai tenaga kerja dalam pembangunan RS UII ini, Doni menyampaikan bahwa 75% tenaga kerja adalah serapan dari Bantul. Hal ini memang menjadi fokus UII untuk berperan dalam kesejahteraan masyarakat Bantul pada khususnya.

“Rumah sakit ini dibangun dalam rangka memberikan amal usaha UII kepada masyarakat luas, dan kebetulan bersinergi dengan harapan Bupati Bantul yaitu mencerdaskan, menyejahterakan dan menyehatkan,” tutup Doni. (uk)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: