14 Feb 2019
  Humas Berita, Informasi,

Motivasi Kepemimpinan Untuk Setiap Generasi

Yogyakarta (14/02/2019) jogjaprov.go.id - Perbedaan generasi dalam sebuah perusahaan atau instansi memberikan tantangan tersendiri bagi seluruh pemimpin. Perbedaan cara kerja, karakteristik, kultur, dan sebagainya adalah contoh dari tantangan-tantangan tersebut. Hal inilah yang menjadi topik pembicaraan yang diangkat dalam acara Rapat Kerja Evaluasi Semester I PT. PLN Persero Unit Induk Distribusi Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY).

Dalam pertemuan yang bertemakan Motivasi Kepemimpinan ini, turut serta hadir 56 orang jajaran pimpinan dari kantor unit maupun unit-unit pelayanan se-Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk berkontribusi dalam menyukseskan acara yang telah dilaksanakan pada Kamis (14/02) di Hotel Grand Inna Garuda Malioboro, Yogyakarta.

Agung Nugraha selaku General Manager PLN Distribusi Jateng-DIY mengungkapkan bahwa perbedaan cara kerja antar generasi memberikan batas tersendiri diantara keduanya. Ini merupakan tantangan sulit yang harus diselesaikan oleh pimpinan seluruh perusahaan termasuk PT. PLN Persero Distribusi Jateng-DIY.

“Di perusahaan kami juga terjadi perbedaan gap antara yang seusia saya, kemudian yang sekarang disebut milenial, kemudian ada anak-anak baru yang lahir diera 90an,” katanya.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menceritakan pengalamanannya dalam hal berproses sebelum menjadi Gubernur DIY hingga beliau menjabat sejak tahun 1998. Sri Sultan mengungkapkan bahwa dengan diawali perubahan mindset, seorang birokrat seharusnya dapat melayani masyarakat bukan sebaliknya, maka sebagai seorang leader maupun pemimpin seharusnya mampu memotivasi, menginspirasi, dan juga peka terhadap lingkungan di mana dia berada.

“Jangan sekali-sekali seorang leader dinilai oleh bawahannya menjadi seorang dealership. Itu istilah saya,” ungkap Sri Sultan.

Indonesia kaya akan bahasa, budaya dan karakteristik masyarakat yang berbeda-beda, hal itu yang menjadikan suatu daerah memiliki kultur yang khas di lingkungannya. Ada hal positif dan negatif dari setiap perbedaan kultur yang dapat diaplikasikan dalam budaya perusahaan. Sri Sultan mengungkapkan bahwa mengubah kultur tidaklah mudah, itu yang menjadi salah satu tantangan sulit bagi  seorang leader. "Malu untuk mengemukakan pendapat, kultur-kultur seperti itu yang diberlakukan di Jogja dan se-Jawa Tengah,” imbuhnya.

Sri Sultan memberikan gambaran kepemimpinan yang baik antara lain seorang pemimpin harus dapat memotivasi semua pihak dan menjadi inspirasi, mereka harus mampu mengetahui bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar dalam mewujudkan visi perusahaan/instansi, dan harus mampu memberikan ruang terbuka untuk seluruh bawahannya yang ingin mengeluarkan pendapat.

“Menjadi seorang leader harus memegang teguh bahwa kita memiliki visi dalam konteks bertanggungjawab, kita harus menghormati pendapat bawahan,” katanya.

Dengan tantangan yang semakin besar dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi, Sri Sultan berharap perusahaan PLN dapat membangun komunikasi yang baik dengan publik, karena kepentingan publik ini tinggi dan belum tentu dapat kita realisasikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang memang terbatas.

“Publik itu adalah bagian dari konsumen, itu tantangan untuk membangun sinergi yang baik untuk publik. Saya hanya ingin birokrasi di DIY harus mengerti masyarakat, artinya hatimu harus peka terhadap kehidupan sekitar,” ungkap Sri Sultan. (*/pr)

 

HUMAS PEMDA DIY

Bagaimana kualitas berita ini: