27 Mar 2019

Tol Jogja-Solo dan Jogja-Semarang Diproyeksikan Selesai Pada 2022

Yogyakarta (27/03/2019) jogjaprov.go.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima audiensi Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Sugiyartanto, MT., beserta jajarannya pagi ini, Rabu (27/3). Pertemuan tersebut berlangsung di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta.

Inti dari pertemuan tersebut membahas mengenai rencana pembangunan jalan tol yang nantinya akan menghubungkan Jogja dengan Solo dan Jogja dengan Semarang. Sugiyartanto mengutarakan bahwa saat ini kondisi jalan nasional yang ada di Jogja sudah tidak bisa memenuhi atau menampung volume kendaraan.

Hal tersebut menyebabkan adanya antrian saat orang-orang ingin masuk Jogja. “Pembangunan tol ini diinisiasi karena volume lalu lintas di Jogja sudah cukup padat. Semoga nantinya ini juga dapat menjadi nilai tambah untuk DIY,” ujar Sugiyartanto.  

Pihaknya menambahkan, dengan adanya tol ini, potensi ekonomi lokal diharapkan juga turut meningkat. “Ngarsa Dalem juga telah mendukung itu semua. Tol ini memang diperlukan, karena selain meningkatkan ekonomi lokal, bisa juga sebagai tempat peristirahatan. DIY kan sudah dikenal luas sebagai kota wisata dan kota pendidikan, yang saling bersinggungan. Sebut saja Borobudur, Prambanan, Imogiri, dan segala potensi pantai. Semua itu akan coba kita gabungkan aksesnya,” tukas Sugiyartanto.

Adapun tol yang direncanakan akan selesai paling lambat tahun 2022 tersebut harus melewati serangkaian proses untuk merealisasikannya. “Kami akan ajukan PPJT lebih dulu. Bila disetujui maka akan lanjut ke DPPT dan penetapan lokasi (penlok). Dari sana, Kantor Gubernur akan menerbitkan penlok, untuk selanjutnya akan dilakukan proses pengadaan atau pembebasan lahan. Yang lain, seperti konstruksi akan dilakukan sambil jalan, seperti halnya pengerjaan tol Jakarta-Surabaya. Misal telah terbuka lahan tiga kilometer, ya langsung kerja,” ujarnya.

Cepat lambatnya proses pengerjaan tol ini tergantung dari kecepatan pengadaan atau pembebasan lahan. Menurut Sugiyartanto, persoalan konstruksi bisa direncanakan dan diperkirakan. “Jika lahan makin cepat, maka konstruksi nantinya juga semakin cepat. Kuncinya di situ. Pokoknya kita lakukan yang terbaik tak hanya untuk pusat, tapi juga daerah,” ujarnya.

Di sisi lain, tak hanya tol saja yang direncanakan, Sugiyartanto mengatakan nantinya juga akan dibangun jaringan jalan sampai ke arah Cilacap. Namun demikian, pengerjaannya harus dilaksanakan dalam satu kesatuan, tidak seperti tol yang dapat dilakukan bertahap. “Kalau jaringan jalan tidak bisa putus-putus, jaringan itu satu, dalam satu pemikiran. Baru pengerjaannya dilakukan secara bertahap, sesuai kebutuhan dan materiil yang ada di lapangan,” pungkasnya. [*/vin]

 

 HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: