22 Mei 2019
  Humas Berita, Pendidikan,

ISI Yogyakarta Siap Berkompetisi di Era Revolusi Industri 4.0

Yogyakarta (22/05/2019) jogjaprov.go.id – Menginjak usia yang ke-35 tahun, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mengaku siap bersaing di bidang artificial inteligence untuk lebih menggaungkan seni menjadi lebih mendunia. Namun demikian, ISI Yogyakarta tetap ingin menjadikan mahasiswanya memiliki kemampuan artistik manual yang mumpuni.

Rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan M.Hum, menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rabu (22/05) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Dalam audiensi yang didampingi Kepala Disdikpora DIY, Kadarmanta Baskara Aji tersebut, Agus Burhan memberikan undangan serta permohonan sambutan tertulis dalam buku Lustrum ke-7 ISI Yogyakarta pada 29 Mei 2019 mendatang.

Agus Burhan mengatakan bahwa saat ini artificial inteligence atau kecerdasan buatan dalam seni sangat meningkat pesat perkembangannya. Untuk itu Burhan mengaku bahwa ISI Yogyakarta tidak boleh kalah dengan perkembangan teknologi dan harus terus bergerak maju ikut ambil bagian dalam pekembangan tersebut. Saat ini melahirkan karya tidak hanya mengandalkan kemampuan artistik manual, namun sistem komputerisasi dan digitalisasi sangat membantu dalam melahirkan karya.

“Dalam prakteknya kecerdasan buatan yang dimaksud adalah banyaknya bantuan komputer, contohnya seperti digital painting dan digital drawing. Hal tersebut sangat tidak asing lagi dan kita tidak bisa lepas dari itu,” katanya.

Namun demikian, Agus Burhan menegaskan, apabila semua tergantung kepada komputer, maka kemampuan artistik manual akan melemah. Oleh karena itu, dirinya sangat berharap bahwa kemampuan manual harus menjadi dasar dan modal utama bagi seniman. Saat ini digitalisasi di Indonesia belum terlalu masif seperti di belahan dunia bagian barat. Namun demikian, hal tersebut tetap perlu diwaspadai, mengingat perkembangan yang makin cepat.

“Dalam hal ini determinasi teknologi tentu saja tidak bisa menjadi satu-satunya pertimbangan. Memang mempermudah tapi di lain pihak kita harus bisa selalu mengaktualisasikan potensi-potensi kita tanpa tergantung pada apapun,” jelasnya.

Lebih lanjut Agus Burhan menyampaikan bahwa Gubernur DIY  mengapresiasi tekad ISI Yogyakarta untuk mewujudkan universitas yang berdaya saing tinggi dan melek tekhnologi. Selain itu nilai-nilai kemanusiaan juga harus dijaga. “Beliau (Gubernur DIY) menyampaikan bagaimana ISI Yogyakarta harus siap dan optimis dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan utamanya karena adanya artificial intelligence maka yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana menjaga nilai kontekstual yang di miliki,” katanya.

Meskipun pihaknya menyatakan telah siap menyongsong dan ikut ambil bagian dalam era revolusi 4.0, namun seperti pesan Sri Sultan, sisi kemanusiaan akan tetap diusung. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya saat ini mahasiswa ISI Yogyakarta memang sedang digembleng untuk menguasai teknik komputer dan digitalisasi agar lebih siap dan cepat dalam menghasilkan suatu karya.

Namun demikian, ISI Yogyakarta berupaya untuk menjaga nilai kemanusiaan untuk menjadi filter bagi para mahasiswanya. Salah satu upayanya adalah membekali mahasiswa dengan kematangan kemampuan artistik manual. Hal demikian dapat membentuk mental dan karakter mahasiswa yang mandiri dan menghargai proses. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: