24 Mei 2019
  Humas Berita,

Perhimpunan Bedah Saraf Dunia Tertarik Adopsi Program FK UGM

Yogyakarta (24/05/2019) jogjaprov.go.id – DIY menjadi salah satu pelopor untuk pemerataan pelayanan bedah saraf di Indonesia melalui program kerjasama penyiapan pelayanan bedah saraf Fakultas Kedokteran UGM dengan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Hal ini menarik minat bagi Perhimpunan Bedah Saraf Dunia untuk mengadopsi sistem yang dimiliki oleh UGM tersebut.

Ketua Panitia Kongres Bedah Saraf Indonesia dr. Rachmat Andi Hartanto, Sp. BS menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (24/05) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, DIY. Rachmat menemui Gubernur DIY bersama dengan Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) guna menyampaikan rencana digelarnya pertemuan tahunan Perhimpunan Bedah Saraf Indonesia serta program Educational Course Perhimpunan Bedah Saraf Dunia untuk Indonesia, Agustus mendatang. Nantinya pertemuan tersebut akan lebih banyak membahas pemerataan layanan bedah saraf di Indonesia yang masih timpang.

“Saat ini sekitar 80 persen layanan bedah saraf di Indonesia terpusat di Jawa saja, sedangkan masih banyak daerah yang memerlukan namun tidak bisa dilayani, itu yang akan kita bicarakan nanti,” ujar Rachmat.

Rachmat menyampaikan bahwa acara yang akan di gelar Agustus mendatang tersebut akan dihadiri oleh ketua dan anggota Perhimpunan Bedah Saraf Dunia serta ketua Perhimpuan Bedah Saraf Asia. Rachmat menyampaikan bahwa saat ini DIY melalui UGM telah membuka program pemerataan layanan bedah saraf melalui beasiswa. UGM membuka kerjasama dengan Pemda se-Indonesia untuk memfasilitasi pendidikan bagi calon dokter bedah saraf dengan syarat setelah berhasil dididik nantinya para dokter bedah saraf ini harus bekerja di daerah, bukan di pusat. Pemda yang memiliki putra daerah yang sedang belajar di DIY harus menyiapkan infrastruktur untuk memfasilitasi para calon dokter spesialis bedah saraf untuk bekerja.

“Program mendidik putra daerah ini tentunya tidak bisa berdiri sendiri, tentunya harus ada dukungan lengkap fasilitas infrastruktur dari daerah tersebut. Nantinya yang belajar di Yogya ini harus bekerja untuk daerah, jangan ditarik pusat,” jelas Rachmat.

Lebih lanjut Rachmat menyampaikan bahwa terkait dengan kegiatan yang akan digelar oleh PERSPEBSI maupun dengan kegiatan yang telah diprogramkan oleh UGM tersebut, Sri Sultan sangat mendukung dan memberikan apresiasinya. Program penyiapan para ahli bedah saraf oleh UGM ini sebelumnya memang sudah diwacanakan oleh Gubernur DIY. Atas arahan dari Sri Sultan pula program yang telah berjalan beberapa tahun belakangan ini bisa lancar dan menuai hasil sesuai harapan.

“Angka kematian para pasien stroke yang lambat ditangani sangat tinggi karena terbatasnya layanan. Oleh karena itu arahan dari Ngarsa Dalem tersebut sangat kita perhatikan dan tentunya menjadi pemicu semangat bagi kami untuk terus mengabdikan diri untuk Indonesia,” ujar Rachmat.

Menurut Rachmat saat ini program yang dimiliki UGM ini telah menarik perhatian Perhimpunan Bedah Saraf Dunia untuk bisa diadopsi di negara masing-masing. Hal tersebut dikarenakan ternyata permasalahan pemerataan layanan bedah saraf ini menjadi permasalahan global di dunia. Bahkan Rachmat menyampaikan bahwa saat ini sebanyak 30 persen pasien bedah saraf di dunia belum bisa tertangani, terutama penduduk di benua Afrika. (uk)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: