11 Jun 2019

Indonesia Harus Miliki Demokrasi Bermartabat

Sleman (11/06/2019) jogjaprov.go.id – Pelaksanaan Pemilu 2019 di Indonesia menjadi peristiwa pemungutan suara paling rumit yang pernah di gelar. Hal ini disebabkan Pemilu 2019 di Indonesia diikuti oleh 192,8 juta pemilih, 245 ribu kandidat yang memperebutkan sekitar 20 ribu kursi legislatif, dengan pemungutan digelar serentak di sekitar 800 ribu TPS dan melibatkan 6 juta KPPS.

Demikian disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menghadiri acara Syawalan Forkopimda, Pejabat & Tokoh Masyarakat Kabupaten Sleman, Selasa (11/06) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. “Sesungguhnya, penilaian itu adalah sebuah pujian atas suksesnya Pemilu 2019, mengingat kondisi geografis Indonesia yang terbentang luas dan berkepulauan,” ujar Sri Sultan.

Meski meninggalkan persoalan yang diakibatkan oleh aksi demo yang menjurus anarkis pada 21-22 Mei lalu dan membawa korban, Gubernur DIY yakin bahwa sebagai bangsa kita bisa menemukan solusi yang elegan. Karena bagaimanapun juga, menurut Sri Sultan, Pemilu adalah instrumen untuk memastikan rotasi kekuasaan berjalan demokratis dan kontrol akuntabilitas publik terhadap negara. Dengan demikian, Pemilu berfungsi sebagai sarana membangun legitimasi, penguatan dan sirkulasi elit secara periodik, penyediaan perwakilan, dan wahana pendidikan politik.

“Pemilu bukan suatu akhir. Masih akan ada perjuangan panjang yang harus dilalui bersama ke depan. Jika ada kemungkinan ketidakpuasan yang berimbas pada pertaruhan harga diri, harus ada yang menengahi agar mereka saling membuka pintu maaf,” jelas Gubernur DIY tersebut.

Menurut Sri Sultan, mengabdi untuk masyarakat tidak harus menjadi presiden, namun masih banyak lahan pengabdian kepada rakyat. Pernyataan siap kalah dan siap menang diharapkan bukan hanya retorika tetapi menjadi spirit dalam politik kebangsaan. Program baik yang pro-rakyat, pro-kemajuan dan pro-kemartabatan bangsa harus bisa diakomodasi. Para negarawan harus punya sikap Lêgâwâ yang intinya adalah kompromi antara egosentrisme pribadi dan golongan dengan realitas politik yang berorientasi pada kepentingan rakyat ke depan.

“Saya berharap, yang menang bisa menghargai yang kalah, dan yang kalah bersedia menghormati yang menang. Hal ini akan menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia dapat menjadi percontohan proses demokrasi yang bermartabat,” tutup Gubernur DIY.

Menanggapi wejangaan Gubernur DIY untuk bijak dalam menyikapi hasil Pemilu 2019, Bupati Sleman, Sri Purnomo, M.Si menyampaikan bahwa telah menghimbau masyarakat Sleman untuk menyikapi dengan sportif. Menurut Bupati Sleman tersebut, masyarakat Sleman adalah masyarakat yang taat terhadap koridor aturan undang-undang. Menurutnya siapapun yang menang adalah kemenangan bagi masyarakat Indonesia, sehingga harus saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan.

“Pilihan berbeda-beda tetapi keguyub-rukunan mestinya dijaga dengan baik. Siapapun yang menang dan kalah, sesuai yang disampaikan beliau (Gubernur DIY), harus tetap legowo,” himbau Sri Purnomo.

Ditanya mengenai para pahlwan Pemilu dari Sleman yang meninggal maupun sakit, pihak Pemkab Sleman menyampaikan telah memberikan perhatian khusus kepada mereka. Pemkab Sleman memberikan bentuk dukungan moral dan material untuk memberikan penghargaan kepada para pahlawan yang berandil besar dalam kesuksesan pelaksanaan Pemilu 2019 kemarin.

Dalam laporannya, Sri Purnomo yang didampingi istri, melaporkan bahwa syawalan yang digelar di Sleman tersebut dihadiri sekitar 3.000 orang yang terdiri dari beberapa potensi masyarakat seperti ASN, perangkat desa dan tokoh-tokoh masyarakat. Menurutnya syawalan tahun ini mengalami peningkatan jumlah tamu yang datang dibanding tahun sebelumnya.

Dalam acara syawalan tersebut para tamu secara bergantian menyalami Gubernur DIY beserta istri, Wakil Gubernur DIY beserta istri, Bupati Sleman beserta istri serta Wakil Bupati Sleman beserta suami. Turut hadir pula sejumlah pejabat Pemda DIY serta pejabat FORKOPIMDA Sleman. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: