29 Jun 2019

Image Kedokteran Indonesia Perlu Ditingkatkan

Yogyakarta (29/06/2019) jogjaprov.go.id - Image dunia kedokteran Indonesia masih membutuhkan upaya lebih untuk dapat terus ditingkatkan. Hal ini guna meminimalisir kecenderungan masyarakat pasien Indonesia pergi berobat ke rumah sakit di luar negeri.

Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu (29/06) di Rumah Sakit Panti Rapih. Dalam acara Pemberkatan dan Peresmian Gedung Borromeus Rumah Sakit Panti Rapih, Gubernur DIY mengatakan, kini seharusnya teknologi bukan lagi menjadi dalih untuk berobat keluar negeri.

"Karena rumah sakit kita sebenarnya sudah memiliki peralatan muktahir seperti negara lain. Demikian juga secara individual, keahlian dokter spesial kita tidak perlu diragukan kualitasnya. Namun, persepsi yang terbentuk adalah pengobatan di luar negeri lebih baik. Padahal persepsi itu belum tentu sepenuhnya benar," papar Sri Sultan.

Sri Sultan mengungkapkan, masyarakat kedokteran di Indonesia saat ini masih kurang komunikasi. Hal itulah yang menjadi penyebab pasien di Indonesia cenderung lebih percaya pada rumah sakit luar. Yang diperlukan dibenahi ialah kerja tim dalam semua komunitas dokter, para medis dan penunjang medis. Kenyataan ini menjadi tantangan masy kedokteran kita, termasuk Rumah Sakit Panti Rapih.

"Untuk menjawab tantangan itu, setidaknya ada dua hal yang dinilai strategis. Pertama, meningkatkan kerja tim sebagai bagian dari tata kelola rumah sakit. Selain itu, meningkatnya akses pelayanan kesehatan dengan adanya fasilitas BPJS membuat setiap rumah sakit harus mengadaptasi sistem manajemen dengan standar pelayanan yang sama bagi pasien di berbagai kelas," paparnya.

Sri Sultan melanjutkan, strategi kedua yang harus dilakukan untuk meningkatkan image dunia kesehatan Indonesia ialah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan keahlian spesialis dengan mengedepankan kesehatan pasien. Menurut Sri Sultan, saat ini ilmu kedokteran telah maju pesat. Konsekuensinya, tiap dokter harus selalu meng-update ilmu dengan rajin, mempelajari teori dan praktik kedokteran mutakhir, agar image rumah sakit domestik kian terangkat.

Dalam kesempatan yang sama, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengucapkan selamat atas dibangunnya Gedung Borromeus sebagai gedung rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih. Pembangunan ini menurutnya tentu demi pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat luas.

"Kebutuhan pasien yang semakin meningkat, menuntut ketersediaan klinik pasien yang semakin meningkat jumlah maupun kualitasnya. Semoga dengan adanya gedung ini, pelayanan pasien, keluarga pasien, dan masyarakat luas bisa semakin profesional," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Yayasan Panti Rapih, Tarsisius Hani Handoko mengatakan, gedung dengan 6 lantai dan 3 basement ini menjadi kado istimewa di usia Rumah Sakit Panti Rapih yang ke-90 tahun. Gedung rawat jalan terpadu ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti klinik umum, klinik spesialis, medical check up, dan berbagai fasilitas pendukung rawat jalan lainnya.

"Pembangunan gedung ini memakan waktu 23 bulan, mulai Juli 2017 lalu di atas tanag seluas 30.895m2. Pembangunan gedung ini didorong visi dan misi Panti Rapih yakni bertindak melayani yang sakit sebagai tamu Ilahi," imbuhnya.

Ditambahkan Handoko, keberadaan gedung baru ini diikuti pula dengan pengembangan lainnya, termasuk sumber daya manusianya. Hal ini untuk mengatasi kunjungan pasien rawat jalan yang semakin naik dari tahun ke tahun. Selain itu, gedung ini juga menjadi solusi bagi terbatasnya daya tampung lahan parkir di Panti Rapih yang selama ini menjadi persoalan tersendiri. "Semoga dengan adanya gedung ini, pelayanan kami semakin berkualitas, aman, dan nyaman," katanya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: