01 Jul 2019

Lemhanas RI Gali Sisi Spiritual Keraton Yogyakarta

Yogykarta (01/07/2019) jogjaprov.go.id – Studi Strategis dalam Negeri (SSDN) PPRA LIX 2019 Lemhanas RI diundang secara khusus oleh GubernUr DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam jamuan makan malam, Senin (01/07) di Bangsal Sri Manganti , Keraton Yogyakarta. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan budaya dan aspek spiritual keraton Yogyakarta kepada tamu undangan.

Sebagai eksekutif, Sultan ditransformasikan menjadi bagian dari pemerintah daerah dan melakukan aktivitas-aktivitas fisik yang telah tertuang dalam ADBD. Gubernur DIY menyampaikan bahwa ada keterkaitan antara Keraton dengan Kepatihan atau Kantor Gubernur. Apabila filosofi Kepatihan adalah sarana aplikasi pimpinan di dalam menerjemahkan bagaimana masyarakat itu maju dan sejahtera, maka Keraton merupakan pusat filosofi spiritual yang tentunya saling mendukung.

Keraton menurut Gubernur DIY, merupakan pusat pemerintahan yang didasari garis imajiner. Jika ditarik garis ke Utara maka ia dianalogikan sebagai hubungan vertikal manusia dengan Tuhan sedang ke Selatan adalah horisontal.

Jika ditarik garis dari Keraton ke Utara maka akan sampai Tugu Pal, sedangkan ke Selatan sampai Panggung Krapyak. Bangunan dari Selatan merupakan bangunan yang hanya dipelitur tanpa cat. Menuju Keraton sedikit demi sedikit, mulai tampak warna setelah masuk ke dalam benteng yang menyempit.

Hal tersebut merupakan simbol lahirnya anak manusia. Setelah lahir, di sinilah kewajiban Sultan dimulai. Seorang Sultan memiliki kewajiban untuk membimbing dan mengantarkan sampai ke Tugu atau ke arah keimanan dan ketakwaan.

“Mulai dari situ lah manusia mulai melihat banyak sekali warna, dimana kalau perjalanan lanjut ke Utara akan melewati Alun-alun, Malioboro kemudian Tugu. Itu dilakukan dengan sebuah proses,” jelas Gubernur DIY

Ditambahkannya, ada tiga hal yang menjadi bagian dari proses Sultan mengantarkan manusia menuju ke arah utara atau vertikal. Yang pertama adalah Hamemayu Hayunung Bawana yaitu keselamatan alam yang hanya dilandasi kebijakan manusia.

Apabila manusia merusak maka alam akan membalas untuk merusak. Yang kedua Sangkan Paraning Dumadi yang berati manuisa lahir, hidup dan mati karena kehendak Tuhan. Yang terakhir adalah Manunggaling Kawula Gusti, antara pemimpin dengan rakyat dan sebaliknya harus menjadi satu, saling mendukung dan memahami.

“Tidak boleh ada diskriminasi. Secara spiritual Sultan adalah personifkasi nilai. Memberi, tidak boleh membeda-bedakan dan minta bagian. Semua menjadi kewajiban Sultan untuk mengantarkan,” jelas Gubernur DIY

Dijelaskan Sultan, selama naik tahta seorang Sultan harus bisa mengendalikan diri pada kepntingan duniawi dan materi. Hal ini ditransformasikan menjadi bagian fisik didalam memberikan ruang ke Pemda maupun masyarakat. “Itu misi yang harus disandang sampai mati. Adanya hanya satu, pengabdian yang ikhlas,” tutup Gubernur DIY.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur DIY hadir didampingi oleh Sekda DIY, Ketua Parampara Praja, sejumlah Staff Ahli beserta beberapa Kepala OPD di DIY.

Sementara itu, Tenaga Ahli Pengajar Lemhanas RI, Mayjen TNI Sonhadji,S.Ip, M.M. menyampaikan rasa terimakasih dan bangganya karena telah diundang dan dijamu makan malam di kediaman Gubernur pribadi dengan suasana yang penuh keakraban.

Dalam kunjungan yang dilakukan untuk Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) PPRA LIX 2019 Lemhanas RI ini, adalah penting untuk mengetahui lebih banyak mengenai Keraton Yogyakarta. Nantinya para peserta akan menulis laporan berisi lima gatra yang meliputi politik, sosial, budaya, ekonomi, dan Hankam. “Hari ini saya nunut mulyo, dan bahkan bisa berdiri di sini (Bangsal Sri Manganti) yang dulu bahkan tidak terbanyangkan,” ujar Sonhadji.

Dalam jamuan makan malam tersebut, para tamu juga disuguhi dengan Tari Srimpi Pandelori serta Tari Anilo Prahastho yang ditarikan oleh para penari Keraton Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, Gubernur DIY hadir didampingi oleh Sekda DIY, Ketua Parampara Praja, sejumlah Staff Ahli beserta beberapa Kepala OPD di DIY. (uk/nw)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: