09 Jul 2019
  Humas Berita,

Wakil Gubernur DIY Paku Alam X Buka Pekan KTNA 2019 di Sleman

SLEMAN – (09/07/2918)jogjaprov.go.id. – Pekan Daerah Kelompok Tani Nelayan Andalan dan Masyarakat Petani se-DIY (KTNA DIY)  ke-XVI dapat membantu memecahkan masalah-masalah utama pengembangan agribisnis bagi petani, yaitu lemahnya sistem informasi pasar dan terbatasnya kemampuan petani untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Namun, keberadaannya masih memerlukan sejumlah dukungan langkah pokok lanjutannya, diantaranya pembentukan dewan pengembangan agribisnis, jaringan pasar, standarisasi produk serta pengembangan clearing house, trading house dan future trading.

Harapan demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan  Wakil Gubernur Paku Alam X ketika membuka Pekan Daerah Kelompok Tani Nelayan Andalan dan Masyarakat Petani se-DIY Selasa (09/07) siang di Lapangan Desa Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga dihadiri Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, M.Si.

Lebih lanjut Gubernur DIY mengatakan bahwa sistem informasi pasar merupakan hal yang penting bagi pelaku pasar dalam mengambil keputusan transaksi jual beli komoditi pertanian. Oleh sebab itu penyampaian informasi pasar yang cepat, tepat dan akurat akan membantu petani dan pelaku agribisnis dalam memperkirakan peluang usaha, sehingga mereka mampu mengantisipasi setiap perkembangan dan peluang pasar secara dini.

Dengan membangun sistem informasi pasar komoditi pertanian, Gubernur DIY mengatakan bahwa kita tidak hanya mampu menyiasati dan mengikuti perkembangan pasar komoditi pertanian dunia, melainkan juga untuk menyebarluaskan potensi pengembangan dan mempromosikan agribisnis lewat Sub Terminal dan Terminal Agribisnis, sekaligus untuk menarik investor asing, khususnya dalam pengembangan agribisnis di daerah.

Bupati Sleman Drs.H. Sri Purnomo, M.Si dalam sambutan selamat datangnya mengemukkan bahwa diselenggarakannya Pekan KTNA di Kabupaten Sleman sangat strategis mengingan  kegiatan ini untuk saling tuka menukar informasi bagi kelompok tani dalam rangka mengembangkan olah taninya  dan meningkatkan jejaring dalam menghadapi era global ini.

Dikatakan Bupati Sleman bahwa capaian sektor pertanian dan perikanan di Kabupaten Sleman masih cukup baik dan menjadi sektor unggulan. Produksi beras dari data statistik tahun 2018 sebanyak 249,863 ton dan konsumsi maasyarakat  Sleman sebanyak  172.492 ton dan surplus 78.875 ton. 18.137 ha dan pada tahun 2017 terjadi penurunan produksi padi sawah dari 57,36 ha, pada tahun 2017 menjadi 53,62 kwintal/ha dan di tahun 2018 serta mengalami penurunan luas panen di Tahun 2017 seluas 50.392 ha menjadi 46.148 di tahun 2018.

Hal ini terjadi menurut Bupati Sri Punomo dampak dari program bantuan benih jagung dan kedelai secara gratis dari pemerintah akibat rusaknya tanaman padi karena diserang hama  dan tikus. Selain itu turunnya produkstivitas padi juga akibat menyempitnya luasan lahan sawah karena alih fungsinya lahan dari sawah menjadi hunian.

Namun demikian melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sleman telah membuat terobosan baru dengan pemasaran produksi beras dari Kabupaten Sleman dengan branding Beras Sleman dan dipasarkan di Toko jejaring di Kabupaten Sleman dan pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan para petani.

Sementara itu, Kepala Bagian Balai Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Kusdiantoro SPi, MSi dalam sambutannya mengapresiasi apa yang dilakukan Kabupaten Sleman dengan SDA yang ada mampu mengoptilkan pemanfaataan SDA yang ada tersebut sehinggabanya inovasi yang ditemukan daerah ini bukan saja ahanya untuk kesejahteraan Warga Sleman, DIY namun juga untuk daerah lain di Indonesia.

Oleh karena itu tandas Kusdiantoro Bupati Sleman dijuluki Bupati 4 on yaitu bupati telah memiliki visi dan misi ke depan, memiliki fashion kemana produk akan dipasarkan dan  mempunyai action dibuktikan dengan kerja keras dan bersedia berkolaborasi dengan menjalin kerjasma baik pada petani, daerah luar serta menterapkan tekhnologi terkini.

Di akhir sambutan Gubernur DIY melalui Paku Alam X mengharapkan dengan mengaplikasikan Model Pertanian Terpadu sebagai Basis Ketahanan Nasional untuk pangan, tenaga kerja dan bahan baku ekspor, maka pola penanganan pembangunan pedesaan harus dilaksanakan dengan pendekatan pada kekuatan kelompok tani pedesaan.

Hal itu dimaksudkan untuk mengembangkan sistem agribisnis yang mampu melayani, mendorong dan menarik kegiatan pembangunan pertanian wilayah sekitarnya serta percepatan pertumbuhan pedesaan serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan setingkat dengan masyarakat perkotaan.

Oleh sebab itu, potensi desa perlu digali dan dikembangkan ke arah peningkatan pendapatan masyarakat, agar tidak lagi terjadi jurang perbedaan desa-kota yang tajam, sehingga pada gilirannya akan mengurangi proses urbanisasi.

Sebelum membuka Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan DIY dengan pemukulan bende dan menerima benih tanaman parijotho dari petani dalam rangka menyongsong Pekan Nasional KTNA Tahun 2020 di Padang Sumatra Barat, Wakil Gubernur DIY  Paku Alam X melakukan panen raya padi Lombok Minatimun Minapadi serta menyaksikan pengolahan produk perikanan di Dusun Samberembe serta diakhiri dengan peninjauan pameran produk pertanian dan peternakan. (krn)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: