30 Jul 2019

Komoditas Pangan DIY Mampu Bersaing

Sleman (30/07/2019) jogjaprov.go.id - Komoditas pangan asal DIY dinilai telah mampu bersaing di pasar dagang internasional. Hal ini dapat dilihat dari cukup banyaknya komoditas pangan DIY yang telah diekspor dalam jumlah yang tidak sedikit.

Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada acara Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian DIY. Berlokasi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada Selasa (30/07), acara pelepasan ini mengangkat tema ‘Program Gerakan Bersama Ekspor Produk Pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045’.

“Pelepasan ekspor komoditas pertanian unggulan membuktikan bahwa komoditas kita sudah bisa bersaing diterima di pangsa pasar internasional. Untuk itu, potensi besar lainnya yang kita miliki harapannya akan bisa menyusul untuk dapat diterima oleh mancanegara dengan jangkauan yang lebih luas.,” papar Sri Paduka.

Dikatakan Wakil Gubernur DIY, dengan dioperasionalkannya Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sejak April 2019 lalu, terbukti membawa pengaruh besar dalam bidang perdagangan internasional. Pengaruh ini juga dirasakan pada perdagangan internasional komoditas pertanian.

“Lalu lintas antar negara menjadi sangat mudah dan jangkauan yang luas dengan adanya YIA. Ini tentunya akan membuka lebar kesempatan ekspor komoditas pertanian kita ke manca negara. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa mendorong mewujudkan Gerakan Bersama Ekspor Produk Pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia pada 2045 nanti,” imbuh Sri Paduka.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan unit pelaksana teknis dari Kementerian Pertanian yang berada di DIY. Balai ini memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan, serta Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan RI, Ali Jamil mengatakan, selama ini DIY telah menjadi daerah pengekspor produk pertanian. Salah satu produk ekspor unggulan asal DIY ialah gula kelapa atau gula semut (gula merah bubuk). Selain itu ada pula pala bubuk, bunga cengkeh, kayu manis, buah vanili, dan sarang burung walet.

“Kami maunya memang bukan lagi produk hulunya saja yang di ekspor, tapi juga produk olahannya, minimal produk setengah jadi. Ini tentu untuk menambah nilai jual dari produk ekspor kita,” imbuhnya.

Pada acara ini dilakukan pula penyerahan secara simbolis Aplikasi Peta Komoditas Ekspor Pertanian oleh Badan Karantina Pertanian kepada Wakil Gubernur DIY. Pada aplikasi ini dapat diperoleh segala informasi terkait produk ekspor pertanian dari Indonesia, mulai dari jenis komoditas yang diekspor, negara tujuan ekspor, eksportir, dan berapa banyak yang diekspor. (Rt)

HUMAS DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: