09 Agt 2019
  Humas Berita,

PDHI Gelar Upacara Ngenteg Linggih untuk Pura Segara Ukir

Yogyakarta (09/08/2019) jogjaprov.go.id – Pura Segara Ukir yang telah dibangun kembali sejak tahun 2004 di Pantai Ngobaran akan dibuka untuk peribadatan umat Hindu di DIY. Untuk itu, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DIY akan melaksanakan upacara Ngenteg Linggih, yaitu upacara untuk memantapkan Pura Segara Ukir sebagai tempat suci dan peribadatan agama Hindu.

Demikian isi audiensi PHDI DIY kepada Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Jumat (09/08) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Terkait hal tersebut, Sri Paduka menyambut baik dan mendukung penuh rencana PHDI DIY tersebut.

Nantinya, keberadaan Pura ini sebagai tempat peribadatan harus bisa meningkatkan dan mendukung toleransi dengan umat agama lain. “Saya harap nantinya umat Hindu yang beribadah disini tidak kemudian menjadi ekslusif dan tidak mau berbaur dengan masyarakat sekitar, harus rukun dan saling menghormati,” tutur Sri Paduka.

Sri Paduka menyampaikan, kondisi lingkungan diseputar pura pun nantinya harus diperhatikan, seperti penghijauan di sekitar pura dan parkir, penataan parkir yang dijauhkan dari pura, dan juga dibutakan jalan setapak khusus yang representatif ke arah pura.

Mengingat pura tersebut berada di areal Pantai Ngobaran, gunung Kidul yang mana menjadi tujuan wisata, diharapkan penataan para pedagang pun perlu diperhatikan. Jangan sampai terlalu dekat dengan pura sehingga mengganggu peribadatan.

“Pura ini kan terletak ditujuan wisata, jadi jangan sampai fungsinya beralih. Tolong benar-benar diperhatikan kenyamanan dan kekhusukan umat yang beribadah. Jangan sampai wisatawan yang datang mengganggu prosesi ibadah umat,” ungkap Sri Paduka mewanti-wanti.

Ketua PDHI Gunung Kidul, Purwanto, yang juga hadir bersama rombongan PDHI DIY menyampaikan, rangkaian upacara Ngenteg Linggih ini sudah dimulai sejak 06 Agustus 2019 lalu. Ada berbagai prosesi yang telah dijalani yaitu upacara Ingsal Beras atau Cuci Beras, sebagai bentuk dari mengagungkan Btari Sri yang di yakini akan membimbing spiritualitas umat.

Prosesi akan dilanjut pada 11 Agustus 2019 dengan upacara melaspas atau pensucian bangunan yang baru di bangun. Prosesi ini bertujuan untuk  membersihkan bangunan secara spiritual. Setelah itu akan dilakukan prosesi Pedagingan, yaitu upacara yadnya untuk memfungsikan dan menghidupkan bangunan dengan memasang lima unsur alam semesta seperti emas, perak, perunggu, tembaga, besi di pura. Pedagingan adalah inti dari rangkaian upacara Ngenteg Linggih.

Puncak acara Upacara Ngenteg Linggih digelar pada 15 Agustus mendatang dan diperkirakan akan diikuti sekitar 3000 umat Hindu dari seluruh Indonesia. Untuk itu Purwanto berharap masyarakat sekitar mendukung penuh acara tersebut.

“Kami akan bekerjasama dengan masyarakat umum untuk mendukung kegiatan ini. Kami sangat terbuka kepada masyarakat yang ingin menyaksikan prosesi acara ini, karena ini bagian dari ritual keagamaan yang bisa di saksikan masyarakat luas. Bisa menjadi promosi wisata yang bagus,” ujar Purwanta.

Nantinya keberadaan Pura Segara Ukir ini diharapkan bisa mengobati kerinduan umat Hindu di DIY untuk melakukan sembahyang dengan suasana pura seperti di Bali. Pura ini diharapkan tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi bisa juga sebagai tempat wisata karena lokasinya yang berada di pantai juga sebagai tempat bermeditasi. (sf)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: