13 Agt 2019
  Humas Berita,

Digitalisasi Penting untuk Perkembangan UMKM

Yogyakarta (13/08/2019) jogjaprov.go.id – Tantangan pengembangan Investasi di DIY tidak bisa dibandingkan begitu saja dengan daerah lain. Hal tersebut karena selain kondisi DIY yang tidak luas, karakter masyarakatnya pun turut mempengaruhi.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan hal demikian saat menerima audiensi dari Tribun Jogja, Selasa (13/08) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta guna membahas rencana Tribun Jogja untuk mengadakan pembinaan UMKM di DIY. Sri Paduka menyampaikan, ada nilai investasi yang tak bisa dianggap remeh pada geliat UMKM di DIY.

“Untuk investasi mendirikan pabrik besar di DIY memang dipandang susah karena dari berbagai faktor. Namun yang terlewat, sekarang coba hitung ada lebih dari dua ribu tenda pecel lele di DIY, hitung modalnya dan kalikan dengan jumlah tendanya. Berapa besar investasi yang tertanam? Itulah kekuatan UMKM,” papar Wagub DIY.

Menurut Sri Paduka kekuatan UMKM memang tak main-main. Justru pertumbuhan ekonomi paling utama ditopang oleh UMKM. Untuk itulah alngkah yang diambil Tribun ini mendapatkan dukungan penuh dari Sri Paduka. Walaupun didukung penuh, namun ada yang tidak boleh dilupakan terkait pelatihan UMKM ini. Sri Paduka menekankan kepada Tribun untuk membuka dialog dengan para pelaku UMKM agar mendapatkan masukan mengenai apa yang menjadi kebutuhan para pelaku usaha ini. “Harus dibuka dialog, sehingga tahu apa yang dibutuhkan. Dengan begitu bisa memberikan sesuatu yang paling tepat, sehingga tidak sia-sia. Jangan hanya menurut kita ini penting, lalu kita putuskan. Karena penting menurut kita belum tentu penting untuk mereka,” ujar Sri Paduka mewanti-wanti.

Sementara itu, Fx. Agus Nugroho, Pemimpin Perusahaan PT Media Tribun Jogja menyampaikan, program Pemberdayaan dan Pembinaan UMKM yang akan digelar 29 November mendatang di Hotel Alana, Yogyakarta ini dilandasi oleh banyaknya permasalahan yang melingkupi dunia UMKM. Saat ini menurut Agus, banyak bisnis UMKM yang timbul tenggelam. Hal ini disebabkan banyaknya pelaku UMKM yang mengawali bisnis hanya karena memiliki modal dan mendapati peluang yang tepat, namun belum mampu membuat bisnisnya bertahan karena kurangnya pemahaman dan terjebak euforia sesaat.

Selain itu, banyak pula pelaku bisnis yang memiliki ketrampilan yang sangat baik, modal yang cukup, serta perhitungan yang matang namun berasal dari generasi lama. Tentunya jika disadningkan dengan perkembangan era modern ini, pebisnis tipe ini akan tertinggal. “Kami akan melakukan pembinaan UMKM ini untuk beradaptasi dengan era digital. Sentuhan digital pada UMKM ini diperlukan untuk membantu para pelaku usaha tetap bertahan,”  jelas Agus.

Agus menyampaikan, nantinya program yang merupakan bentuk kepedulian Tribun Jogja pada perkembangan UMKM di DIY ini akan menargetkan sekitar 200 peserta. Namun berkaca dari kota lain yang telah lebih dulu menjalankan program ini, animo para calon peserta sangat tinggi hingga melampaui target.

“Nanti akan kita seleksi UMKM mana yang memang perlu menjadi prioritas. Kita akan menghubungi kelompok-kelompok UMKM yang cocok untuk digitalisasi. Sesuai dengan pesan beliau (Wagub DIY), kita akan melakukan dialog dengan para pelaku UMKM ini,” tutup Agus. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: