14 Agt 2019
  Editor Agenda Kegiatan,

Kongres Pancasila XI: Jadikan Pancasila Sebagai Ideologi Praktis

Yogyakarta (14/08/2019) jogjaprov.go.id - “Dengan menjadikan Pancasila ideologi praktis, segala bentuk permasalahan akan dapat diselesaikan dengan baik dan bermartabat. Pancasila juga seyogyanya bukan hanya dianggap mitos, namun harus bisa menjadi etos,” ujar Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutan Orasi Kebangsaan Kongres Pancasila XI di Halaman Utara Balairung UGM, Rabu (14/08) sore. Dalam acara tersebut turut hadir Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng dan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, S.Stat., MBA, serta dihadiri oleh perwakilan Forkopimda DIY.

Kongres yang mengangkat tema “Merajut Kembali Persatuan Bangsa” ini bermaksud untuk merefleksi kembali semangat dan aktualisasi Pancasila dalam merajut kembali persatuan bangsa. Pelaksanaan kongres ini diinisiasi oleh Pusat Studi Pancasila UGMpada tahun 1999 silam. Panut Mulyono menyampaikan bahwa kongres ini mampu menjadi salah satu cara yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air. Di sisi lain, gelaran ini telah mampu menjadi ikon bagi UGM sebagai kampus perjuangan dan kampus kerakyatan.

Lebih lanjut, Sultan menambahkan, “Untuk Merajut Kembali Persatuan Indonesia, secara metaforis di dada setiap manusia Indonesia tersemat simbol Garuda Pancasila dengan kaki mencengkeram kuat sesanti Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Sultan. Namun demikian, simbol tersebut saja tidaklah cukup. Perlu adanya upaya-upaya aktualisasi Pancasila, bukan sebaliknya melambungkan gagasan dan membawanya ke ruang filosofis-utopi dan nostalgi.

Terdapat pula nilai yang harus dipahami mengenai Pancasila yakni dimana Pancasila ditransformasikan ke bentuk dan model-model aplikatif dalam kehidupan. “Pancasila tidak bisa hanya dijadikan ideologi yang berwajah mitos atau politis. Untuk itu, dibutuhkan kerja ekstra keras dari kalangan pemikir guna menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Praktis,” jelas Sultan.

Dengan menjadikan Pancasila ideologi praktis, maka setiap perbedaan dan konflik apa pun dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat, karena memiliki landasan nilai-nilai atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat yang benar-benar hidup di masyarakat. Pancasila juga jangan hanya dijadikan mitos, tetapi hendaknya dijadikan etos bangsa untuk media “Merajut Kembali Persatuan Bangsa” di tengah tarikan budaya global.

Kegiatan ini diakhiri dengan sajian paduan suara dari 37 kelompok yang beranggotakan anak usia sekolah dasar sejumlah 1.211 peserta. Adapun penampilan kelompok paduan suara ini membawakan 7 buah lagu diantaranya Bagimu Negeri, Indonesia Jaya, dan Bangun Pemudi-Pemuda. Penampilan ini juga dimeriahkan dengan sajian teatrikal suasana proklamasi Kemerdekaan oleh beberapa komunitas di DIY. Kegiatan orasi kebangsaan ini ditutup dengan sesi foto bersama antara seluruh peserta bersama dengan Gubernur DIY, Menteri Kominfo RI, dan Rektor UGM. [vin]

Humas Pemda DIY

 

 

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: