20 Agt 2019
  Humas Berita,

NTU Apresiasi Kesiapan Teknologi Manajemen Air DIY

Sleman (20/08/2019) jogjaprov.go.id – Ketersediaan air bersih dan sanitasi Indonesia terus mengalami peningkatan meski belum mampu menjangkau seluruh masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, manajemen pengelolaan dan pendistribusian harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak terkait. 

Demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X ketika membuka acara Seminar Internasional Sustainable Water Management, Selasa (20/08) di Hotel Sahid Jaya, Sleman, Yogyakarta. Acara ini terselenggara atas kerjasama Institut Teknologi Yogyakarta, Nanyang Technologi University Singapura, Khon Kaen University Thailand, University of Paradeniya Srilanka, serta UGM. Acara ini dihadiri oleh Rektor ITY Prof. Chafid Fandeli, Direktur Pengembangan Ketersediaan Air Bersih, KemenPU-PR RI Ir. Agus Ahnyar, Executive Director NEWRI-NTU Prof. Shane Synder serta beberapa kepala OPD DIY dan Gunungkidul, salah satunya kepala Bappeda Gunungkidul.

Sri Paduka menyampaikan, DIY telah memiliki komponen penyangga Sumber Daya Air seperti sungai, embung, mata air dan air tanah. Untuk itu, seminar ini diharapkan akan bisa mendukung dan memahami sikluks hidrologi, serta komponen ekologi yang terkait dengan air. Dengan demikian, manajemen pengelolaan air sebagai sumber kehidupan masyarakat dapat terwujud dengan baik. Selain itu, tidak ada bencana kekeringan ataupun banjir yang melanda.

Sri Paduka memaparkan, Konsep Pentahelix yang dikembangkan oleh pemerintah bisa diterapkan dalam pengelolaan air dan sanitasi berkelanjutan, mulai dari proses persiapan sampai dengan distribusi dan evaluasinya. Namun untuk suksesnya konsep tersebut, harus ada kerjasama lintas sektoral.

"Konsep ini tentu harus didukung berbagai pihak dari unsur pemerintah sebagai pemilik political power, akademisi sebagai pemilik knowledge power, dunia usaha sebagai pemilik economic power, masyarakat sebagai social control, serta media sebagai pemilik information power,” papar Sri Paduka.

Air akan selalu dibutuhkan dan menyertai kehidupan manusia, oleh karena itu Sri Paduka menghimbau, masyarakat harus menjaga kelestarian air ini dengan merawat dan menjaga kelestarian alam semesta. “Semoga seminar ini lancar, dan mampu mendukung upaya penyejahteraan masyarakat melalui ketersediaan air dan sanitasi yang sehat,” pungkas Sri Paduka.

Executive Director NEWRI- NTU Prof. Shane Synder menyampaikan rasa bangganya bisa menjalin kerjasama dengan DIY yang dinilai telah siap diajak menerapkan teknologi yang dimiliki NTU. Kerjasama DIY dengan NTU yang dikenal sebagai salah satu sekolah teknik terbesar di seluruh dunia ini telah terwujud nyata melalui penyediaan air bersih di Desa Watugajah, Desa Terbah, Telaga Nangsri, dan Kegiatan Save Telaga yang kesemuanya ada di Gunungkidul.

“Saya senang sekali bisa bekerjasama dengan Yogyakarta karena memiliki kesiapan untuk menikmati, memanfaatkan dan mengadopsi teknologi kami. Itu bagus sekali,” ungkap Synder.

Menurut Synder, kerjasama ini sangat menguntungkan kedua belah pihak. Pihak NTU bisa melakukan riset terkait dengan pengembangan teknologi pengelolaan air dan bisa belajar dari kearifan lokal yang tidak ditemukan ditempat lain dan DIY bisa mengadopsi teknologi yang mutakhir dan efisisen.

“Saya sangat tersanjung, mengapresiasi dan berterimakasih kepada peserta  yang antusias mengikuti seminar pengelolaan air ini. Juga terimakasih  kepada Yogyakarta atas kemitraan yang telah berjalan selama empat tahun ini dan akan terus berlanjut nanti,” ujar Synder. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: