21 Agt 2019

Pemda DIY Tandatangani Kerjasama SPAM Kamijoro

Yogyakarta (21/08/2019) jogjaprov.go.id – Hilangnya mata air yang berasal dari lereng Merapi karena erupsi 2004 dan 2010 yang cukup besar membuat DIY harus bekerja ekstra untuk menyediakan air bersih. Karena itu, saat ini DIY gencar mengupayakan keberadaan air bersih atau air baku untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat.

Dengan fakta tersebut, dilaksanakan Penyiapan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (PKBU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kamijoro, Rabu (21/08) di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono menyampaikan, tahun 2025 mendatang, DIY harus menyediakan suplai air 25.000 sampai 27.000 liter/detik karena jumlah penduduk DIY saat itu diperkirakan mencapai 4 juta jiwa. Pelayanan ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu koordinasi dan sinkronisasi kebijakan serta sinergitas dalam pengembangan proyek ini sangat diperlukan. 

“SPAM Kamijoro saya harapkan bisa memberikan fasilitas air untuk masyarakat di Kabupaten Bantul, Kulon Progo serta Yogyakarta Internasional Airport,” ujar Gubernur DIY.

Terkait hal tersebut, Gubernur DIY menandatangani perjanjian induk tentang Penyediaan Fasilitas Penyiapan Proyek dan Pendampingan Transaksi bersama dengan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko, Kementerian Keuangan RI, Luki Alfirman. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Kemenkeu dengan PT. Sarana Multi Infrastruktur, Erwin Syahruzad terkait Perjanjian Penugasan Khusus untuk melaksanakan Fasilitas dalam rangka Penyiapan Proyek dan Pendampingan Transaksi.

Penandatangan dilanjutkan antara Gubernur DIY dengan PT. Sarana Multi Infrastruktur berisi tentang MoU Pelaksanaan Fasilitas Penyiapan Proyek dan Pendampingan Transaksi dan dilanjutkan dengan MoU antara Gubernur DIY dengan Bupati Bantul, Suharsono dan Bupati Kulon Progo, Sutedjo berisi Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Regional Kamijoro.

Kesepakatan bersama ini dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi dalam penyelenggaraan SPAM Regional Kamijoro dan mempercepat penyelenggaraan, mensinergikan, meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas SPAM Kamijoro dalam menyediakan air minum untuk masyarakat. Sri Sultan yakin, dengan ketersediaan air bersih bagi masyarakat, akan bisa menaikan taraf ekonomi.

Selain hal tersebut, menurut Gubernur DIY pihak-pihak terkait harus bisa mengembangkan potensi air untuk melayani masyarakat. air sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena berhubungan dengan sanitasi. Jangan sampai karena tidak ammpu mengelola air dengan baik, terjadi penurunan kualitas sanitasi di DIY yang sebelumnya telah dinilai bagus.

Menurut Sri Sultan, investasi Sumber Daya Air membutuhkan investasi yang tidak murah. Untuk itu, Gubernur DIY tersebut menghimbau pada Pemkab dan Pemkot untuk bisa melakukan pengelolaan air dengan sebaik-baiknya. Untuk itu tak hanya Kamijoro, namun Gubernur DIY juga mendorong pengadaan air melalui Bumdes. Sudah sekitar 6 tahun DIY berkonsentrasi penuh mengenai pengelolaan air melalui Bumdes ini.

“Awalnya kita punya 4 kelompok 6 tahun silam, saat ini sudah menjadi 983 kelompok masyarakat. kalau mereka menejemennya bagus dan saluran makin panjang, kelompok ini tidak mampu urunan lagi, kita bantu dengan pinjaman. Kita verifikasi tiap tahun bagaimana perkembangannya,” papar Sri Sultan pada acara yang dihadiri oleh Sekda DIY, Bupati Bantul,Wakil Bupati kulon Progo, perwakilan DPRD serta anggota FROKOPIMDA DIY yang lain tersebut.

Wakil Bupati Kulon Progo mengaku sangat senanag dengan MoU ini. Dirinya menyampaikan, membutuhkan bendungan Kamijoro ini untuk memeuhi kebutuhan air bersih di kawasan industri Kulon Progo, Yogyakarta Internasional Airport, Pelabuhan Tanjung Adikarto, pengembangan Kawasan Industri Wates Baru serta kebutuhan masyarakat luas. Untuk itu, Tejo mengaku sesuai arahan Gubernur DIY, akan lebih menggali potensi air untuk pemenuhan kebutuhan Kulon Progo.

“Kalau nanti alokasi air dari Kamijoro ini mampu 500 liter/detik, nanti 300 liter/detik untuk Kulon Progo, dan 200 liter/detik untuk Bantul. Memang kebutuhan kami nanti kedepannya masih banyak. Kalau sekarang ini masih cukup, tapi nanti kedepannya masih kurang banyak,” papar Tedjo. (uk)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: