23 Agt 2019
  Humas Berita,

DIY Masuk Tiga Besar Daerah Siap SDGs

Yogyakarta (23/08/2019) jogjaprov.go.id – Sebanyak 14 dari total 17 Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah pusat telah berhasil diwujudkan oleh DIY. Dengan fakta tersebut, pemerintah menilai DIY masuk kedalam tiga besar provinsi di Indonesia yang paling siap melaksanakan program SDGs.

Terkait hal tersebut, Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke DIY dan diterima langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (23/08) di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan didampingi oleh Sekda DIY Ir. Gatot Saptadi, Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si., Asisten Sekda Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Ir. Arofah Indriani, M.Si serta beberapa OPD terkait di lingkungan Pemda DIY.

Sri Sultan menyampaikan, DIY melakukan banyak inovasi guna mewujudkan SDGs yang menjadi program nasional. Ada 3 progam SDGs yang saat ini masih diusahakan untuk diselesaikan oleh Pemda DIY. Salah satunya terkait kemiskinan. Sri Sultan menyampaikan, meskipun tidak signifikan, angka kemiskinan DIY secara perlahan menunjukan penurunan. Selain itu, kemiskinan di DIY merupakan anomali yang tidak ditemukan di daerah lain.

“Kemiskinan di DIY tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Seharusnya apabila angka kemiskinan tinggi, angka pendidikan dan kebahagiaan menjadi rendah. Namun DIY tidak, meskipun kemiskinan tinggi dan UMR terendah di Indonesia namun indeks kebahagiaan, harapan hidup serta pendidikan juga tinggi. Nah ini yang sedang kita kaji,” papar Sri Sultan.

Lebih lanjut dijelaskan, kajian untuk membahas anomali kemiskinan ini harus sampai pada pusat. Mereka yang dinilai miskin ini bukan tanpa aset sama sekali. Hanya saja, aset yang dimiliki seperti tabungan berupa hewan ternak maupun pohon hidup tidak terdata oleh BPS. “Mereka yang dinilai miskin ini memiliki berbagai aset yang walaupun tidak bankable namun nilainya tidak main-main. Bahkan warga di Gunung Kidul lebih memilih makan seadanya asalkan sapi-sapinya sehat. Kenapa? Karena itu adalah aset,” jelas Sri Sultan.

Dengan berpegang pada Pancamulia, DIY berusaha untuk mewujudkan SDGs ini. Mewujudkan Pancamulia DIY berarti menyukeskan apa yang menjadi tujuan pembangunan pemerintah yang berkelanjutan. Saat ini DIY menerapkan konsep silang ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan dan demokratik ekonomi. Menurut Sri Sultan hal ini akan ini menjadi kekuatan ekonomi DIY.

Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si., MP yang datang bersama 4 orang anggota DPR RI lainnya menyampaikan, pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke berbagai provinsi di Indonesia guna memantau SDGs. Tidak ada yang membuat terkesan seperti saat mengunjungi DIY. Maka tidak heran apabila DIY mendapatkan berbagai penghargaan. Selain itu, memang sudah sepantasnya DIY dinilai paling siap dengan Program SDGs.

Nurhayati menyampaikan, banyak menemukan hal baru yang menarik terkait prestasi dan inovasi DIY. Hal-hal menarik tersebut nantinya akan dibawa sebagai bahan kajian dan masukan pada acara  World SDGs di Bali yang tidak lama lagi digelar. Sementara untuk 3 aspek yang belum terpenuhi, Nurhayati mengaku itu hal yang wajar dan mengapresiasi usaha DIY untuk terus berupaya mewujutkan 17 SDGs secara utuh.

“Kami mengucapkan terimakasih sekali kepada Bapak Gubernur atas sambutan dan apresiasinya yang luar biasa. Semoga kesenjangan dan kemiskinan bisa segera diatasi. Kami optimis dibawah kepemimpinan bapak semua itu akan terwujud. Namun yang lebih penting, saya senang karena masyarakat DIY bahagia. Kebahagiaan masyarakat itulah yang utama,” tutup Nurhayati. (uk/lt)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: