28 Agt 2019

Perkuat Persahabatan, Raja Malaysia Melawat ke Jogja

Yogyakarta (28/08) jogjaprov.go.id - Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan kenegaraan Raja Malaysia Yang Dipertuan-Agong (YDA) XVI Al-Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah di Keraton Yogyakarta pada Rabu (28/08) siang. YDA hadir bersama istri, Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariyah beserta ketiga putri serta jajarannya dan disambut oleh Putra Dalem yakni GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, dan GKR Bendara beserta Mantu Dalem KPH Purbodiningrat dan KPH Notonegoro di Regol Kamandungan Lor (Keben) pukul 11.30 WIB. 

Selanjutnya, rombongan disambut oleh Sultan beserta GKR Hemas di Regol Danapratapa, area Bangsal Srimanganti dan selanjutnya beramah tamah di Kagungan Dalem Gedhong Jene. Dalam kesempatan ini, KGPAA Paku Alam X beserta istri, GKBRAy. A. Paku Alam turut menyambut Raja Malaysia. Sebelumnya, Sultan beserta permaisuri dan Sri Paduka beserta istri telah menyambut rombongan Raja Malaysia terlebih dahulu di Base Ops Landasan Udara Adisutjipto bersama dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.BA, dan Forkopimda DIY pada pukul 09.00 WIB.

Seusai beramah tamah, rombongan Raja Malaysia kemudian diajak menuju Emper Gedhong Prabayekso untuk melihat beberapa benda-benda koleksi milik Keraton Yogyakarta salah satunya adalah melihat motif batik Parang Keraton Yogyakarta dan proses pembuatan batik secara langsung. Raja Malaysia dan rombongan kemudian dijamu dengan suguhan Beksan Lawung Jajar di Tratag Bangsal Kencana. Tarian Lawung Jajar merupakan adu ketangkasan prajurit bertombak yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang terinspirasi perlombaan watangan.

Watangan sendiri adalah latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa lalu. Terdapat lima peran yang dimainkan oleh para penari yakni Botoh, Jajar, Lurah, Ploncon, dan Salaotho. Dialog yang digunakan dalam tarian ini merupakan campuran dari bahasa Madura, Melayu, dan Jawa. Dialog tersebut umumnya adalah perintah-perintah dalam satuan keprajuritan.

 

Seusai menyaksikan jamuan tari, Raja Malaysia dan rombongan kemudian dijamu makan siang di Bangsal Manis. Rombongan meninggalkan Keraton Yogyakarta sekitar pukul 13.30 WIB. Ditemui usai kunjungan, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa lawatan ini merupakan kunjungan silaturahmi saja. “Tidak ada pembicaraan apa-apa, murni kunjungan persahabatan saja,” ujar Sultan. Sultan juga berkisah bahwa saat menyaksikan koleksi Keraton Yogyakarta, Permaisuri Agong, istri Raja Malaysia turut mencoba untuk membatik. 

Lawatan di keraton tersebut juga turut dihadiri oleh jajaran pejabat Pemda DIY yakni Sekretaris Daerah DIY Ir. Gatot Saptadi, Pimpinan Paniradya Keistimewaan Pemda DIY, Drs. Benny Suharsono, M.Si., Kepala DKPM Arif Hidayat, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, SH., M.Ed. dan beberapa jajaran OPD dan Forkopimda DIY lainnya. Gatot Saptadi juga menuturkan hal senada dengan Sultan, “Kunjungan ini merupakan kunjungan kenegaraan, memperkuat hubungan kekerabatan antara dua negara," ujarnya. Menurutnya, kunjungan ini juga turut menaikkan potensi kunjungan wisatawan Malaysia ke Yogyakarta. [vin]

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: