05 Sep 2019
  Humas Berita,

Gubernur DIY Dianugerahi Gelar Dr. HC oleh UNY

Sleman (05/09/2019) jogjaprov.go.id – Bertepatan dengan Maklumat 05 September dimana DIY bergabung dengan NKRI, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapatkan anugerah kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr. Hc.) bidang Manajemen Pendidikan Karater Berbasis Budaya dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Gelar kehormatan tersebut disematkan langsung oleh Rektor UNY pada Kamis (05/09) di Auditorium UNY, Sleman, Yogyakarta.

Membacakan orasi ilmiahnya di hadapan jajaran rektor dan senat UNY, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, segenap jajaran Forkopimda DIY, Kepala OPD DIY beserta OPD kabupaten kota, Parampara Praja, keluarga Keraton Yogyakarta, Keluarga Kadipaten Puro Pakualaman serta 400 tamu undangan lainnya, Sri Sultan menyampaikan, unsur budaya dalam pendidikan karakter bangsa sangat penting.

Budaya adalah strategi bangsa untuk bisa membimbing ke arah peradaban maju, sehingga mampu menjaga dan memperkuat kepribadian nasional, kontinuitas kebudayaan unggul, dan kemampuan untuk mandiri. Selain itu, budaya sekaligus mampu memperkuat kesatuan nasional.

“Kita memang memerlukan budi luhur, perasaan halus, kesusilaan tinggi, mentalitas suka berkorban, dan nilai-nilai budaya adiluhung lainnya. Dengan menjaga hal tersebut, kita tidak akan terseret arus penyimpangan seperti korupsi sebagai contoh,” papar Sri Sultan.

Sri Sultan yang sebelumnya telah enam kali dianugerahi gelar Dr. HC dari berbagai universitas ini menyebutkan, di DIY telah diterapkan pendidikan khas ke-Jogj-an yang berisi nilai-nilai budaya luhur Yogyakarta. Nilai-nilai tersebut menjadi akar dari pendidikan karakter bangsa. Menurut Gubernur DIY, unsur keraton, kampus dan kampung adalah tiga pilar khusus yang menjadikan pendidikan karakter bangsa berbasis budaya bagi masyarakat DIY tetap terjaga dan menjadi bekal hidup.

Menurut Sri Sultan, pendidikan karakter bangsa berbasis budaya ini sudah mulai diterapkan. Saat ini guru menjadi kunci bagaimana bisa membentuk siswa memiliki karakter bangsa berbasis budaya. Hal tersebut tidak bisa dikatakan mudah. Namun, sudah dilakukan persiapan-persiapan khusus untuk menyukseskan pendidikan karakter bangsa berbasis budaya ini. Selain itu, Sri Sultan optimis, local wisdom  yang dimiliki DIY merupakan keunggulan untuk membawa anak bangsa menjadi lebih berkarakter.

“Kita sudah memulai pendidikan karakter bangsa dengan memasukan pendidikan kejogjaan. Dan itu kita terapkan di sekolah dalam bentuk materi tambahan serta diselipkan pada aktivitas pada kegiatan sekolah. Kita berupaya membentuk karakter tersebut, dan kita juga memiliki keunggulan local wisdom yang luar biasa,” jelas Sri Sultan.

Sri Sultan yang hadir didampingi oleh GKR Hemas, para putri dan menantu serta para cucu ini menyampaikan rasa terima kasih kepada civitas akademika UNY yang telah memberikan gelar kehormatan ini. Sri Sultan berharap untuk bisa mewujudkan generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kebangsaan yang tinggi tanpa meninggalkan unsur kebudayaan dan local wisdom.

Sementara itu, Promotor Penganugerahaan Gelar Kehormatan pada Sri Sultan, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti yang merupakan guru besar UNY menyampaikan, penganugerahan tersebut diberikan karena Sri Sultan yang memiliki perhatian tinggi dalam bidang pendidikan karakter bangsa.

Hal tersebut dibuktikan dengan ratusan karya baik berupa makalah, sambutan, buku maupun artikel yang keseluruhan isinya merupakan pandangan dan keyakinan mengenai pembangunan karakter bangsa.

"Bagi beliau (Sri Sultan) pendidikan dimaknai sebagai proses pembudayaan, bukan sebagai penjinakan sosial-budaya. Untuk itu beliau banyak melakukan pendekatan multikultural. Itu yang menjadi catatan penting bagi kita untuk bisa membangun pendidikan karakter bangsa," jelas Suminto.

Mengenai tanggal unik yang dipilih pihak UNY, Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd menyampaikan, tanggal ini sengaja dipilih pihak UNY memang untuk mengenang maklumat 5 September. Dimana saat itu, DIY bersatu bersama NKRI untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya. Dari DIY, Sutrisna berharap, kiprah Sri Sultan juga bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Semangat keindonesiaan dari DIY terkait maklumat 5 September ini kami harapkan juga bisa menjadi inspirasi seluruh masyarakat. Kami harap ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Melalui budaya lokal dan kearifan lokal bisa menjadi sumber pendidikan karakter kebangsaan Indonesia,” tutup Sutrisna. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: