26 Sep 2019

Pertanian Organik Masih Terhalang Pemasaran

Sleman (26/09/2019) jogjaprov.go.id - Program pemerintah pusat terkait pengembangan pertanian organik tanaman holtikultura telah dilaksanakan di 20 desa di DIY. Sayangnya, hingga saat ini produk pertanian organik masih terkendala proses pemasaran.

“Produk kami di pasar masih kalah dengan produk konvensional. Karena itu kami membutuhkan dukungan Pemda DIY, utamanya untuk pemasaran,” ujar Perwakilan Petani Pertanian Organik DIY, Yulianto, Kamis (26/09) pada Temu Lapang Desa Pertanian Organik Jambore Petani Organik Tanaman Hortikultura DIY.

 

Berlokasi di Ngangring, Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, acara ini dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Sleman Sri Purnomo, Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad. Turut hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Ir. Sasongko, M.Si., Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Bambang Wisnu Handoyo, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Sri Nurkyatsiwi.

Yulianto menambahkan, tujuan dari program ini adalah untuk menerapkan kegiatan budidaya buah dan sayuran yang ramah lingkungan dengan pola pengembangan input usaha tani secara mandiri. Kegiatan ini berbasis pada potensi agrosistem dan keanekaragaman hayati, serta dihasilkan komoditas buah dan sayuran yang berkualitas aman untuk di konsumsi untuk masyarakat serta menguntungkan bagi petani produsen.

 

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memberi arahan kepada para petani agar dalam berdagang saat ini harus bisa menjalankan yang dinamakan jaringan. “Jadi bapak dan ibu bisa membuat jaringan agar lebih memudahkan dalam berkoordinasi untuk pemasaran produk organik. Dan yang terpenting, bisa online,” imbuh Sri Sultan.

Pada kegiatan kali ini, Gubernur DIY juga meninjau rumah pengolahan pupuk dan pakan ternak. Anggota Kelompok Tani Mandiri Nganggring Triyono pun menjelaskan, kelompok taninya merupakan kelompok tani tertua di daerah tersebut. Kelompok taninya juga mengelola lahan kas desa seluas tiga hektar.

 

“Sebagian besar kami kembangkan untuk kebun salak, sebagian untuk lahan ternak, sebagian lagi untuk wisata edukasi. Untuk kambing perah kelompok tani kami mempunyai 236 ekor, 23 di antaranya ialah pejantan,” imbuhnya.

Pada acara ini diberikan pula bantuan berupa pengadaan sarana prasarana pertanian senilai Rp 22,45juta kepada para kelompok tani dari berbagai komoditas di wilayah Sleman dan sekitarnya. (Rt/Fi)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: