04 Okt 2019

UGM Kembali Gelar Anugerah HB IX Award

Yogyakarta (04/10/2019) jogjaprov.go.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali akan memberikan anugerah UGM Award dan Hamengku Buwono (HB) IX Award kepada sosok yang dinilai pantas. Penganugerahan ini akan dilakukan bersamaan dengan peringatan dies natalis UGM ke-70 tahun ini.

Hal ini terungkap pada pertemuan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan Dewan Guru Besar UGM di Gedhong Wilis, Komplek Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (04/10). Ditemui usai pertemuan, Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., mengatakan, kedua award setiap tahunnya diberikan UGM.

“Untuk itu, kedatangan kami hari ini ialah untuk melaporkan apa yang kami lakukan, prosesnya sampai di mana, juga ingin meminta masukan beliau (Gubernur DIY) agar kami jangan sampai salah langkah,” ujarnya.

Koentjoro mengatakan, kedua award ini akan diberikan pada 19 Desember 2019 di UGM. Sampai saat ini, sudah banyak usulan yang masuk, pihaknya tinggal menyeleksi sesuai kriteria yang telah ditetapkan untuk kemudian dipilih tiga nama yang akan diserahkan ke Rektor UGM.

“Bagaimanapun juga UGM tidak bisa lepas dari Jogja. Kami ini bisa dikatakan berdiri di dua kaki. Pertama, kita sebagai institusi pendidikan pusat, tapi juga tidak bisa lepas dari Jogja sebagai kaki satunya,” imbuhnya.

Diungkapkan Koentjoro, Gubernur DIY memberikan kebebasan kepada Dewan Guru Besar UGM untuk memilih siapa yang pantas menerima penghargaan HB IX Award. Sri Sultan hanya berpesan agar Dewan Guru Besar UGM bisa tetap menjaga keseimbangan antara kemampuan berpikir dengan kebermanfaatan.

“Saran-saran beliau (Gubernur DIY) tentu akan kami perhatikan sekali dalam pengambilan keputusan nantinya. Kami juga berharap nantinya tiga nama yang kami ajukan ke Rektor UGM juga bisa kami bawa kembali ke sini untuk dilaporkan pada Sri Sultan,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penilai UGM Award dan HB IX Award, Prof. Dr. Ir. Subagyo, DEA., mengatakan, UGM Award merupakan penganugerahan yang cenderung bersifat akademik. Sedangkan HB IX Award lebih pada penganugerahan yang berbasis intelektual, kemasyarakatan, sosial, ekonomi, budaya, dan atau kependidikan.

“Kami sifatnya terbuka, informasi soal penjaringan kandidat juga kami umumkan. Pengusul tinggal mengirimkan curriculum vitae yang diusulkan. Kami pun berharap kandidat yang dicalonkan tidak tahu kalau masuk dalam kandidat yang kami seleksi,” ungkapnya.

Subagyo menambahkan, tim penilai memiliki kriteria-kriteria khusus yang menjadi dasar penilaian. Ditegaskannya, tim penilai akan melakukan penilaian seobjektif mungkin. Tiga nilai tertinggi nantinya juga akan kembali dimintai pertimbangan Sri Sultan, meski Gubernur DIY mengaku tidak ingin ikut campur.

“Nanti kami menutup mata, objektivitas menjadi hal utama dalam penilaian. Tim penilai ada tujuh orang, semuanya dari Dewan Guru Besar UGM. Dan karena ada kemungkinan penolakan dari yang diajukan, nanti saat tiga besar telah ditetapkan, kami akan kontak yang bersangkutan untuk dimintai kesediaan,” imbuhnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: