22 Okt 2019
  Humas Berita,

Pendidikan Karakter Benteng Hadapi Revolusi Industri 4.0

Sleman (22/10/2019) jogjaprov.go.id – Guna menghadapi Revolusi Industri 4.0, pendidikan karakter pada generasi muda berperan penting untuk menjadi benteng diri atas gempuran teknologi yang semkain maju. Melek teknologi saja tidak cukup, karena tanpa karakter diri yang kuat, generasi tersebut akan menjadi manusia yang hanya bisa bekerja tanpa rasa.

Hal demikian disampaikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa STMM MMTC Yogyakarta terkait dengan Pendidikan Karakter Bangsa untuk menghadapi tantangan di Era Industri 4.0, Selasa (22/10) di Kampus Sekolah Tinggi Multi Media MMTC, Sleman, Yogyakarta.

Sri Sultan menyampaikan, menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju, para generasi muda harus memilki kemampuan menyesuaikan diri. Industri 4.0 menuntut generasi muda melek teknologi apabila tidak ingin kalah pada gempuran perubahan zaman. Namun tak hanya hal tersebut yang menjadi bekal. Generasi muda harus mempunya bekal bekal karakter dan budaya yang kuat. Dengan demikian, maka generasi muda tidak hanya sekedar ikut arus, namun bisa menyaring hal-hal positif atau negatif yang akan dihadapi.

"Pendidikan karakter adalah bagaimana manusia itu hidup mencari ilmu pengetahuan teknologi disertai terbentuknya karakter integritas dirinya. Pendidikan karakter yang tertanam kuat bisa menyempurnakan individu di masa yang akan datang. Harus bisa menjaga dan menerapkan istilah ngerti, ngroso dan nglakoni," ungkap Sri Sultan.

Penguatan nilai-nilai budaya lokal menurut Sri Sultan mampu menjadi benteng untuk melindungi para generasi muda agar tidak ikut arus. Nilai-nilai budaya lokal tersebut pastinya harus ditanamkan sejak kecil. Keluarga menjadi dasar terbentuknya karakter para penerus masa depan bangsa. Untuk itu Sri Sultan menekankan agar ada sinergitas antara keluarga dan sekolah sebagai institusi pendidikan formal untuk saling mendukung, mengisi dan melengkapi proses pembentukan karakter anak bangsa.

“Keluarga harus memberikan ruang pada anak-anak untuk memperoleh pendidikan dengan benar. Selain pendidikan formal anak-anak harus memiliki kesempatan menikmati dunianya, sehingga nantinya tidak hanya menjadi generasi yang pintar secara akademis, namun juga beradab,” jelas Sri Sultan.

Karakter budaya yang kuat tertanam akan membangun rasa kemanusiaan pada suatu individu. Rasa kemanusiaan itulah yang menjadi benteng bagi suatu generasi untuk tidak kehilangan identitas diri. Bagaimanapun majunya peradaban dunia, namun yang tidak ternilai harganya adalah budaya. Sehingga harus ada keseimbangan antara mengembangkan teknologi dan menjaga identitas budaya.

Sementara itu Ketua STMM MMTC, Ir. Noor Iza, M.Sc., menyampaikan, acara kuliah umum ini terselenggara untuk memberikan bekal kepada para generasi muda untuk mengahadapi tantangan masa depan tanpa terbawa arus. Pendidikan karakter yang diusung oleh Gubernur DIY dipandang menjadi hal yang sangat diperlukan untuk membentuk karaktr bangsa.

“Dukungan dari Gubernur DIY ini memberikan semangat kepada kami untuk menjadi lebih baik dan menjadi institusi unggulan di bidang multi media sampai tahun 2025 mendatang,” ujar Noor Iza.

Acara kuliah umum tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimda DIY, jajaran pejabat tinggi STMM MMTC serta para mahasiswa kampus tersebut. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: