28 Okt 2019
  Humas Berita,

Sarasehan Pancasila Hendaknya Bisa Membumi

Yogyakarta (28/10/2019) jogjaprov.go.id – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menerima pengurus Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI), yang dipimpin oleh Drs. Totok Sudarwoto sebagai Ketua Umum LKNI Pusat di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Senin (28/10). Dalam audiensi tersebut, panitia memohon kepada Kanjeng Gusti untuk hadir memenuhi undangan serta mohon restu dan petunjuk demi kelancaran dan suksesnya acara sarasehan kebangsaan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Wagub DIY berpesan kepada panitia agar kegiatan apapun yang nantinya dilaksanakan baik dari tingkat akademis,  tingkat seniman, ataupun yang lainnya, harus mempunyai nilai tambah untuk masyarakat, khususnya masyarakat DIY. Selain itu, kegiatan tersebut diharapkan juga menggunakan media komunikasi yang lebih sederhana dan membumi sehingga mudah untuk dipahami.

LKNI Pusat yang berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta bersifat independen, non profit oriented. Dengan visi dan misi sebagai pemaju, pengembang dan pelestari Seni Budaya Bangsa & Kearifan-kearifan Lokal kembali akan menyelenggarakan Sarasehan Kebangsaan “Pancasila Sebagai Jati diri & Pemersatu Bangsa” berlangsung pada Hari Sabtu Tanggal 2 November 2019 bertempat di Ndalem Joyokusuman, Kraton, Yogyakarta dengan keynote speech Gusti Kanjeng Ratu Hemas (GKR).

Ditemui usai audiensi, Totok menyampaikan sedikit rangkaian acara yang akan diselenggarakan pada Tanggal 2 November 2019. Sarasehan menghadirkan tiga tokoh pembicara yaitu Dr. Ari Sujito, S.Sos, M.Si. Dosen UGM Yogyakarta; Dr. Djoko Dwiyanto, M.Hum. Ketua Dewan Kebudayaan DIY; Ranggabumi Nuswantoro, S.Sos, Ma. Ketua Prodi Ilmu Komunukasi UAJY. Selain itu juga ada acara spesial, yaitu peyerahan penghargaan kebudayaan dari LKNI.

Ditargetkan kurang lebih 200 audien akan hadir dalam kesempatan ini yang terdiri dari berbagai elemen seperti, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DIY, para Seniman dan Budayawan dari ISI, Perwakilan Organisasi Mahasiswa, dan lain sebagainya.

Kegiatan sarasehan akan mengusung tema yang relevan yaitu Pancasila, disesuaikan  untuk menjawab persoalan semua tentang hal-hal yang terjadi belakangan ini. Agar nantinya lebih fokus dalam menatap masa depan, dan menghilangkan hal-hal negatif untuk bangsa yang selama ini sudah terjadi.

Dikatakan oleh Totok bahwa Sri Paduka berpesan agar sarasehan tersebut hendaknya bisa membumi. “Tidak terlalu menggunakan isitilah asing. Bagaimana agar pancasila yang sudah final itu di implementasikan, sudah tidak perlu di diskusikan lagi. Yang Paling perlu itu implementasinya,” tutup Totok. (ss/teb)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: