17 Nov 2019

Sri Sultan kepada Mahfud MD: Selamat Bekerja dan Mengabdi untuk Republik

Sleman (17/11/2019) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengucapkan selamat bekerja bagi Menko Polhukam RI, Mahfud MD yang telah memutuskan untuk total mengabdi sebagai pembantu Presiden RI dalam kabinetnya. Sri Sultan pun mendoakan semoga Mahfud dapat sukses dalam mengemban amanat sebagai Menko Polhukam RI.

"Semoga saja Bapak (Mahfud) sukses, kami selalu mendoakan. Semoga saja Republik ini semakin baik lagi, khususnya di bidang yang Bapak ampu. Selamat bekerja dan mengabdi untuk Republik," ungkap Sri Sultan pada acara Mangayubagya Ketua Parampara Praja DIY, Prof. Dr. Moh. Mahfud MD menjabat sebagai Menko Polhukam RI.

Bertempat di Hotel Grand Ambarrukmo Yogyakarta pada Minggu (17/11) pagi, Sri Sultan mengungkapkan, pengabdian Mahfud di tingkat pusat mendapat dukungan dari warga masyarakat Yogyakarta. Sri Sultan meyakini, dengan energi pemahaman yang selalu dibawa dan beragam pengalamam yang telah diperoleh, Mahfud mampu mengemban tugas yang telah diberikan.

"Bagaimana pun, dari awal Jogja telah menegaskan bergabung dengan Indonesia, menjadi bagian dari Republik Indonesia. Karena itu, semuanya kami abdikan pada masyarakat Indonesia. Inilah komitmen kami dari awal sampai akhir nanti," imbuh Sri Sultan.

Di sisi lain, Sri Sultan pun menegaskan status Mahfud MD yang masih menjadi anggota Parampara Praja. Namun memang status ini dinonaktifkan selama Mahfud masih mengemban jabatan Menko Polhukam RI. Untuk itu, Sri Sultan tetap mengharapkan masukan dari Mahfud untuk kepentingan seluruh masyarakat.

"Kami masih memerlukan peran Pak Mahfud di daerah. Bukan hanya aspek ketokohan tapi juga dari pengalaman Bapak (Mahfud). Kami berharap dengan pengalamannya, tetap bisa memberikan arah, memperingatkan, dan memberikan masukan bagi kami," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Polhukam RI, Mahfud MD kembali menegaskan jika dirinya telah menandatangani perjanjian dengan Presiden RI untuk tidak menduduki jabatan ganda dalam pemerintahan. Mahfud pun meminta izin untuk tetap membawa identitas sebagai warga Yogyakarta selama bertugas di pemerintahan pusat.

"Saya merasa lebih senang disebut orang Jogja karena orang Jogja itu lebih intelek, kewibawaan akademisnya lebih tinggi. Intelektual itu tidak hanya menggambarkan kecerdaaan otak, tapi juga kecerdasan watak," imbuh pria asli Madura ini.

Mahfud pun menceritakan beragam pengalamannya selama tinggal di Yogyakarta sejak masa kuliahnya di tahun 1978-an. Baginya Yogyakarta akan selalu di hati. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: