05 Des 2019
  Editor Berita,

BI Nilai Ekonomi DIY Tumbuh dan Berkembang

Yogyakarta (05/12/2019) jogjaprov.go.id – Meskipun perkembangan ekonomi global tidak kondusif, tetapi kinerja perekonomian DIY tahun 2019 ini cukup baik, stabil dan tumbuh. Penguatan stabilitas dan ketahanan perekonomian, peningkatan daya saing dan produktivitas, dan sinergitas kebijakan antar otoritas menjadi penguat dan mendorong pertumbuhan ekonomi DIY. 

Demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Wilayah DIY, Kamis (05/12) di Kantor Bank Indonesia, Gondomanan, Yogyakarta. Hadir dalam acara tersebut, Jajaran Forkopimda DIY, Para Kepala OPD se-DIY.

Demi menjaga pertumbuhan dan kestabilan perekonomian DIY tersebut, Gubernur DIY memberikan arahan kebijakan pembangunan DIY. Pembangunan DIY diarahkan pada pembangunan infrastruktur jalan dan kereta api sebagai prasarana konektivitas dari dan ke Yogyakarta International Airport (YIA), Aerocity,  Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Jalan Tol serta pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Industri Piyungan dan Pantai Selatan. Tentunya hal tersebut dapat membuka peluang investasi bagi swasta, yang akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi DIY.

“Aerocity, Aerotropolis, Jalan Tol, pembangunan dari PT KAI juga ada, semua itu saya harapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja,” tandas Sri Sultan.

Selain hal tersebut, Sultan juga mengarahkan pembangunan UMKM agar bisa menjadi tulang punggung bagi perekonomian DIY. Selain mampu menumbuhkan perekonomian, UMKM juga bisa menjadikan masyarakat DIY lebih mandiri dan tidak menggantungkan hidup pada barang impor. Terntunya hal tersebut akan berdampak baik bagi semua pihak di DIY.

Sultan juga menyoroti mengenai perkembangan transformasi ekonomi dan keuangan digital melalui elektronifikasi transaksi Pemda, pembayaran transportasi, dan e-retribusi telah diterapkan di DIY. Koordinasi dan harmonisasi kebijakan terhadap digitalisasi tersebut mampu mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi DIY.

Apabila arahan kebijakan pembangunan tersebut bisa dilaksanakan, Gubernur DIY yakin, permasalahan mendasar DIY yaitu ketimpangan wilayah dan tingginya angka kemiskinan DIY akan mampu diatasi. “Untuk mewujudkan semua itu, diperlukan sinergi antara Perwakilan BI DIY dengan OJK DIY, sinergi kebijakan ekonomi makro dengan implementasinya di sektor riil mikro dan juga sinergi antara pengendalian dan pengawasan,” jelas Sri Sultan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan menyampaikan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY 2020 pada kisaran 5,3-5,7% (yoy). Ekonomi DIY cenderung kembali ke rata-rata normal setelah di tahun 2019 dan 2018 ekonomi DIY melonjak akibat investasi bangunan dari proyek strategis nasional di DIY. Agar pertumbuhan ekonomi DIY bisa terus tumbuh dengan stabil, diperlukan inovasi untuk mengembangkan sumber perekonomian baru DIY, seperti ekonomi kreatif, pariwisata dan teknologi informasi. DIY memiliki potensi ekonomi kreatif dan SDM IT yang besar dalam bentuk industri multimedia, game dan animasi.

Inflasi di tahun 2019 ini, menurut Hilman juga cenderung stabil berada dikisaran angka 2,9% sampai dengan 3,1%. Hal tersebut juga didukung oleh nilai tukar rupiah yang menguat dan sistem keuangan negara yang terjaga. Apabila kondisi ini terus terja, Hilman meyakini untuk jangka menengah ekonomi Indonesia khususnya DIY akan semakin baik. Tentunya hal tersebut juga perlu mendapatkan dukungan sinergi dan transformai dari dan di segala bidang, peningkatan transformasi ekonomi dan perbaikan investasi.

“Kita Patut bersyukur kinerja Indonesia terkait ekonomi cukup baik. Ketika menghadapi krisis ekonomi dunia negara lain ikut menghadapi krisis, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik dan meningkat,” jelas Hilman. (uk)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: