17 Des 2019
  Humas Berita,

Stok Bahan Pangan Pokok Menjelang Nataru di Kabupaten/Kota di DIY

Yogyakarta (16/12/2019) jogjaprov.go.id – Setelah melaksanakan pemantauan TPID  (Tim Pemantau Inflasi Daerah) DIY bersama-sama dengan TPID Kabupaten Kota se DIY di tanggal 09 – 13 Desember 2019 di pasar-pasar tradisional maupun distributor, diperoleh infomasi bahwa secara umum kondisi harga beberapa komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di DIY masih stabil. Namun demikian terdapat beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, namun masih dalam batas kewajaran.

Demikian Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, ST., MT saat Jumpa Pers pada Senin (16/12) di Gedung Pracimasono Kepatihan Yogyakarta.

Dalam cara yang dipimpin oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIY, Drs. Tri Saktiyana, MSi, dikemukan pula bahwa, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan selama pemantauan antara lain :

  1. Telur Ayam Broiler dari rata-rata minggu lalu Rp.22.460,- menjadi 23.760,- atau mengalami kenaikan 5,79 %.
  2. Minyak goreng curah dari rata-rata minggu lalu Rp.9.860,- menjadi Rp.10.320,- atau mengalami kenaikan 4,67%.
  3. Bawang Merah Besar dari rata-rata minggu lalu Rp.26.200,- menjadi Rp.29.600,- atau mengalami kenaikan sebesar 12,98%.
  4. Bawang Merah Kecil dari rata-rata minggu lalu Rp.21.200,- menjadi Rp.25.600,- atau mengalami kenaikan sebesar 20,75%.
  5. Cabai rawit Merah rata-rata minggu lalu Rp.27.200,- menjadi Rp.32.200,- atau megalami kenaikn 18,38%.
  6. Cabai Rawit Hijau dari rata-rata minggu lalu Rp.19.000 menjadi Rp.21.600,- atau mengalami kenaikan 13,68% dan
  7. Cabai merah keriting dari rata-rata minggu lalu Rp.19.200,- menjadi Rp.21.400,- atau mengalami kenaikan 11,46%.

Naiknya harga minyak goreng akibat pengaruh dari komoditas minyak dunia yang juga mengalami peningkatan harga. Sedangkan melonjaknya harga bawang merah dan cabai dikarenakan saat ini masih memasuki masa tanam sedangkan permintaan konsumen mengalami peningkatan. Namun demikian kondisi stok bahan pangan Pokok DIY dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru 2010 tercukupi.

Program pengendalian inflasi yang dilaksanakan TPID DIY telah mengacu pada prinsip 4K yaitu : Keterjangkaun Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan komunikasi efektif, serta roadmap pengendalian inflasi. “Melalui kegiatan tersebut diharapkan tingkat inflasi di DIY sampai dengan akhir tahun 2019 dapat terjaga pada level yang rendah dan stabil. Selain itu masyarakat diharapkan lebih bijak dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan”, pungkas Ni Made.

Sementara itu Kepala Balai POM DIY, Rustyawati dalam kesempatan yang sama mengemukakan antara lain bahwa, pantauan yang dilaksanakan oleh Balai POM Yogyakarta bersama dengan TPID adalah untuk mencegah peredaran pangan yang mengandung bahan berbahaya di masyarakat melalui pasar tradisional. Ke-enam titik sasaran pemantauan adalah di pasar tradisional: Argosari Gunungkidul; pasar Bendhungan, Kulonprogo; Pasar Kranggan dan Beringharjo di Kota Yogyakarta; Pasar Pakem Sleman dan Pasar Piyungan di Bantul.

BPOM telah melakukan sampling terhadap 90 produk pangan, 76 di antaranya (84%) memenuhi syarat dan 14 lainnya (16%) tidak memenuhi syarat. Temuan berupa ikan asin jenis teri  (6 sampel – 43%), cumi asin (3 sampel-21%), krupuk (3 sampel-21%). Sedangkan untuk kue mangkok dan ikan balur asin masing-masing satu temuan. Secara total prosentase rata-rata temuan tahun 2019 adalah 16 %.

Menurut Rustyawati hal-hal yang perlu diwaspadai adalah masuknya pangan dari daerah lain yang tidak memenuhi syarat, terutama produk ikan kering yang mengandung fomalin.

“Dihimbau kepada masyarakat untuk menghindari pangan yang tidak memenuhi ketentuan ketentuan dengan cara cermat dalam membeli dan memilih pangan, cek KLIK (cek Kemasan, cek Label, cek Ijin Edar dan cek Kadaluwarsa). Selain itu tidak mudah tergiur oleh adanya potongan harga/hadiah gratis, serta membeli sesuai dengan kebutuhan”, tandasnya. (teb)

 

Humas DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: