20 Des 2019

Selomartani Jadi Desa Wisata Sejarah

Yogyakarta (20/12/2019) jogjaprov.go.id - Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogyakarta menemui Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Kamis (19/12). Bertempat di Gedhong Wilis, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, pertemuan kali ini membahas Selomartani yang akan dijadikan desa wisata sejarah.

Usai pertemuan, Sri Sultan mengatakan, sudah ada kesepakatan dengan warga maupun dengan IKAM bahwa Selomartani akan dikembangkan sebagai desa mandiri dan budaya. Menurut Sri Sultan, dalam hal pengembangan budaya dan wisata, unsur perjuangan tentu bisa diselipkan pula.

“Program perjuangan ini bisa masuk dalam pengembangan desa karena di sana ada tempat-tempat bersejarah. Dan bisa jadi tempat wisata juga, apalagi di sebelah selatannya akan ada sidatan yang langsung ke Gunungkidul,” ujar Sri Sultan.

Ketua Pengawas IKAM Yogyakarta, Indroyono mengatakan, pihaknya melaporkan perkembangan upaya IKAM Yogyakarta mewujudkan desa wisata sejarah di DIY. Ia juga melaporkan kondisi keanggotaan IKAM Yogyakarta yang sejak dibentuk ada 350 orang, kini tinggal enam orang saja.

“Kami ingin mengembangkan tempat-tempat bersejarah yang juga bisa menjadi tempat wisata dari lokasi sejarah perjuangan akademi militer dulu. Salah satunya di SMA Bopkri yang akan menjadi ruang memorabilia, yaitu akan ada monumen dan museum,” katanya.

Indroyono mengungkapkan, Selomartani menjadi lokasi pertempuran gerilya 19 Desember 1948 antara pasukan taruna perwira bahkan para instruktur dengan tentara sekutu. Untuk mengenang peristiwa-peristiwa bersejarah ini, IKAM Yogyakarta pun turut serta program pemerintah pusat dalam program integrated tourism masterplan.

“Selomartani nantinya masuk dalam rute wisata Yogyakarta, Prambanan dan Borobudur. Sekarang malah sudah ada trek untuk wisatawan, pemandangannya juga bagus, tapi juga ada bekas markas gerilya, ada monumen,” ungkapnya.

Indroyono mengatakan, selesai persiapan kawasan wisata ini diperkirakan di Februari 2020. Pembukaan kawasan ini nantinya juga sekaligus memperingati 71 tahun peringatan pertempuran di sana.

“Ini semua sudah jadi dan berada di wilayah yang dipimpin Sri Sultan. Jadi kami berniat meminta izin. Apalagi jika mengenang HB IX, sosok yang banyak membantu para taruna dulunya,” imbuhnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: