20 Des 2019
  Humas Berita,

Membangun Kejayaan DIY Melalui Budaya

Yogyakarta (20/12/2019) jogjaprov.go.id – Membangun DIY harus dilakukan melalui pertumbuhan ekonomi, melestarikan kebudayan serta membangun masyarakat yang beradab. Untuk itu diperlukan kemandirian dari level pemerintahan yang paling bawah yaitu pedesaan, sampai pada level paling tinggi yaitu Pemda DIY.

Demikian disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara Dialog Budaya dan Gelar Seni “Yogya Semesta”, Jumat (20/12) di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Turut mendampingi Gubernur DIY, Sekda DIY, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji, serta pengasuh Komunitas Budaya “Yogya Semesta”, Hari Dendi.

Sri Sultan memaparkan, membangun masyarakat yang berbudaya tidak hanya perkara berkesenian semata, namun bagaimana integritas seseorang mampu membangun peradaban melalui regulasi. Harus ada pemahaman mengenai budaya yang telah ada yang sinkron dengan peradaban yang terbangun di masyarakat.

“Pendekatan dan pemahaman budaya menunjukkan peradaban tetap kita jaga sampai saat ini, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan itu terbukti efektif dalam membangun DIY,” jelas Sri Sultan.

Membeberkan masyarakat DIY yang beradap dan berbudaya, Sri Sultan menyampaikan, hal demikian tentu merupakan iklim yang baik untuk melakukan investasi di DIY. Tentunya investasi yang saling menguntungkan. Investasi yang ramah terhadap kebudayaan, local wisdom dan peradaban masyarakat, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Gubernur DIY ini juga memaparkan, perkembangan dan pertumbuhan pembangunan DIY tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Ada rambu-rambu khsusu terkait adab dan budaya yang tidak bisa diterabas, salah satunya adalah sumbu filosofi Keraton. Tak tanggung-tanggung, bahkan terkait pembangunan tol pun Sultan menghendaki terjaganya sumbu filosofi tersebut. Menurutnya, pembangunan tidak boleh membabi buta, harus ada nilai-nilai yang terkandung sebgaai jati diri yang tidak boleh dilanggar. Dengan begitu, DIY akan semakin terjaga adab, budaya, dan kesitimewaannya.

Sementara itu Pengasuh Komunitas Budaya “Yogya Semesta”, Hari Dendi menyampaikan, dialog budaya ini digelar dengan tema “Membangun Jejaring Diaspora DIY untuk Mencerdaskan dan Menyejahterakan Masyarakat”. Harapannya adalah agar mampu menghasilkan jejaring yang mampu membangun budaya gotong royong dengan menerapkan konektivitas, dialogis, adaptif, ekstensif dan positif.

“Dinamika perubahan harus dihadapi dengan cara memperkuat dan memperluas jaringan yang bersifat terbuka, pro-perubahan, dan modifikatif. Dengan begitu, jejaring Diaspora DIY akan memiliki kemampuan untuk membawa perubahan dinamis demi masa depan DIY yang lebih bermartabat,” jelas Hari Dedi.

Menurut Hari Dendi, Masyarakat DIY harus menumbuhkan kultur baru yaitu kultur keunggulan di semua bidang kehidupan, dimulai dari arena pendidikan dan pelatihan. Tema keunggulan sangat menentukan tingkat kemajuan dan martabat daerah namun juga harus dibarengi dengan strategi cerdas, agar sumberdaya yang terbatas bisa mencukupi, dimotori inovasi kreatif, dikawal sikap antisipatif, dan didukung karakter ketekunan.

“Basis keunggulan individu, produk, organisasi, daerah, bahkan bangsa adalah SDM  unggul baik spiritualitas, intelektualitas, dan etos kerjanya. Serta yang paling penting adalah budaya. Budaya kerja keras, disiplin, dan mengutamakan pendidikan. Itulah DIY,” tutup Hari Dendi.

Narasumber dalam acara kali ini adalah Koordinator Staf Khusus Presiden RI Dr. Ari Dwipayana, President Director SCTV Emtek Group Jakarta Sutanto Hartono Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro, serta senman dan budayawan KRNMT, Endro Kimpling. Turut hadir dalam acara tersebut, KADIN DIY, para penggiat seni dan budaya dan tamu undangan. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: