01 Mar 2023
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Aktualisasi Makna Kedaulatan Negara Dalam Bingkai Keyogyaan Melalui Golong - Gilig Anak Bangsa

Yogyakarta (28/02/2023) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X meminta agar memulai aktualisasi makna kedaulatan negara dalam bingkai Keyogyaan, yang terpancar dalam semangat “Hamemayu Hayuning Bawana”. Hal tersebut disampaikan Wagub DIY pada Tirakatan Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara di Monumen Serangan Umum 1 Maret Museum Benteng Vredeburg, Selasa malam (28/02/2023).

“Aktualisasi kedaulatan negara dapat diwujudkan, melalui upaya kerja bersama, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui golong-gilig anak bangsa dalam konsepsi daulat rakyat yang berkeadaban dan berfondasi wawasan kebangsaan,” ujar Sri Paduka.

Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara 2023, dikatakan Sri Paduka sudah selayaknya diresapi sebagai olah batin, selaras dengan sengkalan “Liring Pangastuti Trusing Tyas”. Artinya hati sanubari memang harus dibuka seluas-luasnya, agar menjadi suluh penerang dalam mengabdi dan mencintai Tanah Air. Peringatan inipun, sebaiknya diliputi suasana kesahajaan tanpa mengurangi esensi maknanya.

“Kesahajaan ini juga dalam rangka lelaku introspeksi, agar kita senantiasa mengingat betapa besar anugerah-Nya, berupa Kedaulatan Indonesia sepenuhnya, dengan Yogyakarta sebagai episentrumnya,” kata Sri Paduka.

Sri Paduka berharap malam tirakatan ini menjadi momentum retrospeksi, mengenang jasa para pahlawan penegak kedaulatan negara. Seraya mendoakan, agar arwah para syuhada bangsa memperoleh pahala sesuai amalannya, serta diterima di sisi-Nya, dan diampuni dosa-dosanya. dalam tekad “pecahing jaja, wutahing ludira”, seiring prinsip “satya wacana” yang digenggam.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi SS., MA. menyatakan dengan ditetapkannya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara, semua berkewajiban untuk terus mengkaji dan mengedukasi masyarakat dan menyebarluaskan temuan terbaru yang terkait.

Melalui peringatan ini pula, berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat bersama-sama mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia salah satu aspek sejarah perjuangan mempertahankan negara yang masih jarang dibahas adalah sisi diplomasi. “Tiga provinsi ini memiliki kesejarahan yang saling terkait satu sama lainnya, dalam hal penegakan kedaulatan negara” imbuh Dian.

Tirakatan dibuka dengan penampilan teatrikal peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 dari Komunitas Djogja 45 dilanjutkan laporan Kepala Kundha Kabudayan DIY, serta dibuka secara simbolis dengan prosesi pemotongan tumpeng oleh Wagub DIY yang diserahkan kepada S. Sudjono, perwakilan keluarga pelaku Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Patricia Cindy perwakilan generasi muda.

Sebelum acara sarasehan yang menghadirkan dua pembicara yaitu Ketua Paguyuban Wehrkreis III Cabang Yogyakarta, Stefanus Sudjono dan Sejarawan UGM Dr Sri Margono M.Hum dimulai, Sri Paduka menyerahkan tokoh wayang ‘Brotoseno’ kepada Ki Getar Pamudji Widodo, sebagai penutup rangkaian acara malam tirakatan dengan pertunjukan wayang kulit Mahabharata lakon Babad Wanamarta.

Ketua Paguyuban Wehrkreis III Cabang Yogyakarta, Stefanus Sudjono yang juga merupakan sekaligus perwakilan keluarga pelaku Serangan Umum 1 Maret 1949 mengapresiasi penetapan Hari Penegakan Kedaulatan Negara sebagai Hari Besar Nasional ini. Para pelaku berkeinginan di Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang berkaitan dengan kelangsungan hidup Republik Indonesia. Pada 1 Maret 1949, Yogyakarta ternyata bisa menampakkan bahwa Yogyakarta memang istimewa, artinya bisa menegakan kedaulatan negara dengan berhasilnya serangan tersebut.

“ Kami para pelaku sangat bersyukur dengan turunnya Keputusan Presiden (Kepres) No.2 Tahun 2022 tentang 1 Maret sebagai peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara, “ ucap Sudjono.

Sejarawan UGM Sri Margono mengungkapkan paska Keppres No. 2 Tahun 2022 ditetapkan, maka dapat disosialisasikan dan dijadikan cara untuk memperdalam nilai-nilai kepahlawanan yang harus ditularkan. Setiap generasi yang baru lahir itu tidak langsung paham nasionalisme sehingga mereka memerlukan pendidikan agar mencintai dan memahami Tanah Air-nya.

“ Peristiwa sejarah menjadi pelajaran penting untuk memupuk nilai-nilai nasionalisme seperti itu. Sehingga Keppres itu memerintahkan kepada seluruh Bangsa Indonesia untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara ,” tuturnya.

Sri Margono menekankan Yogyakarta menjadi sangat istimewa karena telah mengusulkan peristiwa bersejarah tersebut menjadi Hari Besar Nasional. Dan setiap daerah diberikan kebebasan untuk menginterpretasikan bagaimana melaksanakan. Karena Yogyakarta memiliki budaya sendiri yang khas, menurut Dosen Sejarah UGM ini wayang bisa menjadi wahana untuk ikut mensosialisasikan nilai-nilai nasionalisme tersebut.

“ Yogyakarta berinsiatif menggandeng dua provinsi yaitu Bangka Belitung dan Bukit Tinggi Sumatera Barat yang memiliki koneksi sejarah dalam sebuah talkshow pada 1 Maret 2023. Saya menamakan tiga provinsi ini semacam jembatan emas yang membawa kedaulatan kita bisa ditegakan kembali. Serangan Umum 1 Maret 1949 bukanlah milik Yogyakarta semata, tetapi milik Bangsa Indonesia karena memperjuangkan kedaulatan Negara dan perlu ada penanda Yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Negara ,” pungkasnya. (Fr/Hr/Im/St)

 

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: