15 Agt 2023
  Humas DIY Berita,

ArtJog dan YGF 2023, Ajang Pelestarian Seni Untuk Anak Muda

Yogyakarta (14/08/2023) jogjaprov.go.id – DIY tidak hanya dikenal sebagai pusat kesenian, pelajar dan pariwisata saja, namun kini, menjadi pusat festival pula. Beberapa kegiatan rutin seperti ArtJog, Art Week, dan pagelaran seni lainnya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung.

Guna mendukung para seniman di DIY, Pemda DIY kembali menghadirkan Podcast Ngobrolin Jogja dengan tema “Pameran Seni Kontemporer, Dongkrak Perekonomian Melalui Kekayaan Seni dan Budaya”. Podcast digelar di Jogja Nasional Museum, Yogyakarta dan akan tayang pada Selasa (15/08) pada pukul 13.00WIB di kanal Youtube Humas Jogja.

Selain membuka peluang pasar bagi para seniman DIY, pameran seni kontemporer juga akan menaikkan nama. DIY akan semakin dikenal sebagai gudangnya para seniman, gudang dari tradisi, seni dan budaya. Tidak hanya meningkatkan perekonomian bagi para seniman, namun gelaran seni kontemporer pun akan menarik kunjungan wisatawan. Menaikkan kunjungan wisatawan, sama dengan menaikkan pendapatan masyarakat umum yang bahkan bukan pelaku seni.

Hadir sebagai narasumber, Penggagas dan Pendiri ArtJog Heri Pemad, Seniman Gamelan Ari Wulu dan Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Atlas Disbud DIY Y. Eni Lestari. Podcast ini bertujuan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menghargai seni dan budaya daerah. Seni kontemporer tidak hanya soal mendukung pemberian ruang bagi seniman saja, namun secara luas mampu mendongkrak ekonomi dan pariwisata.

Eni Lestari mengatakan, sangat mengapresiasi ArtJog 2023 yang digelar sejak 30 Juni 2023 hingga  27 Agustus 2023 ini. Menurutnya, Pemda DIY memang memiliki tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan urusan keistimewaan di bidang kebudayaan. Tentunya tugas ini sangat terbantu dengan keberadaan tokoh-tokoh muda. Mereka para seniman muda adalah motor penggerak di bidang budaya di DIY.

“DIY ini bisa menjadi dari barometer dalam upaya  melestarikan dan mengembangkan budaya. Apalagi kita memiliki anak-anak muda yang bisa menggawangi festival-festival kebudayaan. Kami akan terus berupaya mendukung pelestarian budaya,” kata Eni.

Saat ini bahkan, DIY telah memfasilitasi sedikitnya 763 desa budaya yang  tersebar di kabupaten/kota di DIY. Berangkat dari desa, seperti visi misi Gubernur DIY, bahwa kalurahan adalah ujung tombak kami di dalam mengembangkan apapun, mulai dari kemajuan kebudayaan, ekonomi dan kesejahteraan.  

Sementara itu, Heri Pemad mengungkapkan, Ia telah berupaya memberikan karya dari trend yang ada, hingga karya-karya seniman dari pemikiran-pemikiran yang paling sulit. Ia berharap hal ini akan mampu menjadi salah satu pendekatan pada masyarakat untuk bisa lebih membumikan seni dan budaya milik Indonesia.  

“Kalau kita lihat berbagai kumpulan-kumpulan budaya atau ada karakter budaya nusantara di dalam ArtJog misalnya, ini adalah upaya kita, bagaimana menjaga eksistensi itu supaya budaya nusantara ini secara lengkap bisa dinikmati, di tengah gempuran budaya luar yang luar biasa pesat perkembangannya,” kata Heri Pemad.

Seniman Gamelan Ari Wulu turut menyampaikan, Indonesia tidak bisa serta merta menolak perkembangan yang terjadi di luar. Namun bagaimana, apa yang sudah berkembang ini tidak membuat Indonesia kehilangan kemurniannya. Ada perkembangan yang bisa dikolaborasikan, namun memang ada yang harus benar-benar murni, tidak disentuh dengan kolaborasi. Saling toleransi tanpa kehilangan identitas menjadi hal yang mutlak untuk anak muda bisa berperan pada kelestarian budaya asli Indonesia.

Ari Wulu menambahkan, peran pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Ia mengakui, DIY adalah satu-satunya daerah yang memberikan dukungan sangat luar biasa terhadap penyelenggaraan-penyelenggaraan festival kesenian. “Peran serta Pemda DIY ini sangat tinggi dalam ekosistem penyelenggaraan festival seni dan budaya. Ini yang tidak saya temukan di daerah lain di Indonesia. Ya walaupun menurut saya sudah lumayan, tapi perlu di dorong lagi perannya,” kata Ari Wulu.

Seniman Gamelan ini, nantinya juga akan segera menyelenggarakan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2023. Event ini akan digelar selama sepekan penuh mulai 20 hingga 26 Agustus 2023, di Stadion Kridosono. YGF 2023  akan mewadahi pertemuan para penggiat gamelan internasional. Akan ada sekitar 700 pengrawit dari 28 kelompok karawitan yang terlibat dalam Gaung Gamelan dengan 28 pangkon atau tempat khusus meletakkan gamelan.

Kelompok karawitan dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlibat dalam Gaung Gamelan dikurasi olah komunitas Gayam 16. Gaung Gamelan ini juga akan menghadirkan karya tari serta pertunjukan musik. Pertunjukan wayang kulit menjadi penutup Gaung Gamelan akan digelar pada malam harinya. (uk/jon/dt)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: