16 Apr 2013
  Humas Berita,

Bandara Baru Kulonprogo Direncanakan Tahun 2016 Sudah Jadi dan Bisa dioperasionalkan

Bandara Baru Kulon Progo Direncanakan Tahun 2016 Sudah Jadi dan Bisa dioperasionalkan

SLEMAN, (16/04/2013) portal.jogjaprov.go.id Komisi V DPR RI yang membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal berkomitmen mendorong percepatan pembangunan bandara baru di Yogyakarta, mengingat Bandara yang ada yaitu bandara Adisucipto sudah tidak memadai lagi untuk dikembangkan bahkan menurut anggota Federasi Pilot Indonesia menyampaikan kepada DPR RI bahwa ada beberapa Bandara di Indonesia yang sangat berbahaya kondisi Existingnya untuk Take Off maupun Landing. Terutama untuk landingnya salah satu diantaranya Bandara Adissucipto Yogyakarta ini.

Hal tersebut disampaikan Ketua Rombongan Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP Lasarus.S.Sos. M.Si siang tadi, Selasa (16/04) di Ruang VIP Bandara Adisucipto, Yogyakarta mengawali kunjungan kerjanya di DIY selama sehari yang didamping 10 orang anggotanya serta Tim Teknis pendamping dari Kementerian Perhubungan RI.

Lebih lanjut Lasarus.S.Sos. M.Si mengatakan bahwa kalau pilot sudah mau masuk ke Bandara adisucipto mereka harus ekstra hati-hati ketika mereka mendarat di bandara lain karena memang landasan pacunya sangat pendek, sehingga secara tekhnis memerlukan konsentrasi penuh ketika mau landing.

Apa yang disampaikan Pimpinan Romobongan Komisi V tersebut diakui General Menejer PT. Angkasa Pura I Yogyakarta Agus
Adriyanto bahkan dia menambahkan bahwa Bandara Adisucipto ini selain landasan pacunya terlalu pendek yaitu hanya 2.200 X 45 m persegi dengan demikian untuk dikembangkan untuk pesawat yang berbadan lebar juga kondisinya sudah tidak memadai lagi atau sangat krodit.

Dikatakan Agus Andriyanto bahwa Bandara Adisucipto ini setiap harinya melayani penerbangan 112 kali penerbangan komersial baik take off maupun landing dari 10 Airlines. Sementara untuk take off landing pesawat latih militer sehari 1mencapai 40 hingga 160 kali. Adapun kendala tekhnis lain yang ada di Bandara Adisucipto adalah ruang parkir pesawat sangat terbatas hanya mampu menampung 8 pesawat, luas area terminal dibawah standar, masih menjadi satu dengan penerbangan latihan militer dan belum adanya kerjasama antara menejemen PT Angkasa Pura dengan pihak TNI AU terkait dengan pengelolaan bandara atau kompensasi.

Disamping itu juga sangat padatnya ruang tunggu penumpang/ruang keberangkatan yang untuk tahun 2012 saja telah mencapai 5.039.926 orang dan ini akan terus bertambah seiring dengan semakin baiknya pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Mengingat padatnya penumpang di bandara Yogyakarta pada 2012 telah mencapai 5 juta lebih tersebut, kalau 10 hingga 20 tahun mendatang tidak segera kita pikirkan pembangunan bandara baru akan menjadi sangat krodit di sini.

Menyangkut kunjungan kerja di DIY hari ini Dewan tentunya punya program dan rencana terkait dengan penyusunan RAPBN Tahun 2014. Kira-kira sharring mana yang bisa dilakukan dalam rangka mempermudah,mempercepat terwujudnya pembangunan bandara baru sebagai relokasi bandara di Yogyakarta sedapat mungkin dipercepat.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi DIY, Ir. Tjipto Haribowo dalam kesempatan itu kepada Rombongan DPR RI Komisi V menambahkan bahwa proses yang sudah dijalankan adalah feasibility study sudah selesai, master plan sudah selesai dan saat ini sudah mengajukan ijin penetapan Bandara ke Kementerian Perhubungan.

Kewajiban Pemda DIY dan Kabupaten yaitu memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan tata ruang dan data wilayah yang saat ini prosesnya ada pada Angkasa Pura I. Jadi ada dua IPL satu IPL dari Kementerian Perhubungan dan satu lagi IPL dari Gubernur. Kalau IPL untuk kementerian sudah mulai dirintis tetapi untuk IPL tentang tanah belum sama sekali dirintis oleh Angkasa Pura.

Lebih lanjut Kepala Dishubkominfo DIY, menambahkan bahwa untuk pembebasan lahan kalau tidak ada halangan tahun 2014 bandara baru sudah bisa dimulai, pembangunan bandara baru tersebut luasnya 640 hektar, 18 persennya adalah tanah Paku Alam Ground (PAG) yang terletak di Desa Paliyan dan Sindutan, Temon, Kulon Progo diapit dua sungai yaitu sungai Bogowonto dan sungai Serang. Runwaynya sepanjang 3600 meter, mampu menampung pesawat 747-400. Bandara baru nanti akan mampu menampung 160.000 penerbangan dengan berbagai jenis pesawat dan konsep City Airport bukan airport city sebagai kawasan bisnis pertumbuhan ekonomi baru dan tahun 2016 direncanakan bisa dioperasionalkan.

Usai dialog dengan pejabat instansi terkait rombongan Komisi V DPR-RI langsung meninjau ruang tunggu / terminal tunggu, landasan pacu serta tempat parkir pesawat.(kar)

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: