13 Des 2012
  Humas Berita,

Danlanal Yogyakarta Irup Peringatan Hari Nusantara

Mendikbud: Perairan Laut Bukan Sebagai Pemisah Melainkan Sebagai Pemersatu Kedaulatan Bangsa Indonesia

 

YOGYAKARTA (13/12/2012) portal.Pemprov-diy.go.id Peringatan Hari Nusanatara Tingkat DIY diperingati dengan Upacara Bendera, di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (13/12). Upacara Bendera diikuti unsur TNI Polri, Sat Pol PP, Mahasiswa, Pelajar, Pramuka, dan Taruna AAU Yogyakarta. Bertindak sebagai Inspektur Upcara (Irup), Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Yogyakarta, Kolonel Laut (P) Daniel Mudji Rahadi.

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, yang juga selaku Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Nusantara Tingkat Nasional, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Inspektur Upacara, Kolonel Laut (P) Daniel Mudji Rahadi, mengemukakan, Peringatan Hari Nusantara memiliki makna yang sangat penting, sebagai bangsa yang tersebar dalam ribuan pulau besar dan kecil untuk tetap memperteguh keyakinan sebagai Negara Kesatuan yang tidak terpisahkan secara geografis.

 

Dikatakan, melalui peringatan Hari Nusantara, mengingatkan kembali akan konsep Wawasan Nusantara. Sebagai negara kepulauan (archipelagic states), laut yang berada diantara ribuan pulau dinyatakan sebagai laut Nusantara (Mare Nostrum) dan merupakan wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Perairan laut yang terletak diantara ribuan pulau tersebut bukan sebagai pemisah, melainkan sebagai pemersatu kedaulatan bangsa Indonesia, kata Mohammad Nuh.

 

Menurut Mendikbud, seiring dengan tema peringatan Hari Nusantara tahun 2012 yaitu Membangkitkan Wawasan dan Budaya Bahari Melalui Peningkatan Peran SDM dan IPTEK, maka konsep Wawasan Nusantara harus diimplementasikan melalui segenap kehidupan yang mendorong bangkitnya wawasan dan budaya bahari.

 

Sebagai contoh, melalui pendidikan kita perlu mengubah cara pandang peserta didik dari orientasi daratan (continental oriented) ke orientasi lautan (ocean oriented), dan pemahaman mengenai wawasan nusantara harus terus dikembangkan, ujarnya.

 

Kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, lanjutnya, perlu didukung oleh pemahaman yang baik tentang kelautan oleh masyarakatnya. Wahana dan sarana yang paling strategis dan efektif untuk itu adalah melalui pendidikan. Secara bertahap melalui pendekatan pendidikan pemahaman tentang kelautan dan orientasi lautan (ocean oriented) harus ditempatkan sebagai mainstream pembangunan pendidikan nasional. Hal ini sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim.

 

Kita menyadari bahwa potensi yang demikian besar tersebut belum dikelola dengan baik. Sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki cara pandang land-based development atau pembangunan yang berbasis daratan. Padahal nyata dihadapan kita bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara dengan memiliki perbandingan wilayah lautan yang lebih luas dibandingkan daratan. Oleh karena itu kita perlu mengubah cara pandang masyarakat Indonesia dari land-based development menjadi ocean-based development atau pembangunan yang berorientasi lautan, harap Mendikbud.

 

Ia mengajak segenap komponen bangsa untuk memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa dengan meningkatkan SDM dan IPTEK bidang perikanan, pariwisata bahari, dan perhubungan laut. Sehingga dapat dijadikan sebagai pilar utama dalam pembangunan kelautan.

 

Kita perlu memperkuat Wawasan Nusantara, sebagai bentuk penghargaan kepada para pendahulu kita yang telah berjuang sekuat tenaga demi mewujudkan Negara Republik Indonesia yang berdaulat, pungkasnya. (rsd)

 

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: