23 Des 2013
  Humas Berita,

Dari Sosialisasi Tanah SG dan PAG Di Kulonprogo Muncul Usulan Jogja Istimewa Masuk Kurikulum Pendidi

 Dari Sosialisasi Tanah SG dan PAG Di Kulonprogo Muncul Usulan Jogja Istimewa Masuk Kurikulum Pendidikan di DIY

KULONPROGO, (20/12/2013) jogjaprov.go.id. Undang-undang Keistimewaan daerah,Daerah Istimewa Yogyakarta disyahkan memang baru satu tahun lebih sedikit sehingga masyarakat belum semua isinya, sehingga sebagaian masyarakat menghendaki sosialisasi undang-undang ini harus digencarkan bukan saja hanya di tingkat Kecamatan tetapi sampai tingkat RT sekalian supaya masyarakat benar-benar memahami karena masyarakat juga merasa memperjuangkan dan memilikinya.

Hal tersebut terungkap pada sosialisasi 5 bidang Keistimewaan DIY khusus bidang Pertanahan bagi Kepala Desa, Kepala Dusun dan Tokoh masayarakat se Kabupaten Kulonporgo yang diselenggarakan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY siang tadi (Jumat,20/12) di Gedung Kaca Wates Kabupaten Kulonprogo .

Sugiyatno dari Galur,Kabupaten Kulonprogo mengusulkan kepada narasumber dalam ssosilaisasi agar disampaikan pada pemerintah bahwa Keistimewaan DIY tidak lepas dari Kebudayaan, dimana kebudayaan memberikan pendidikana dan perilaku masyarakat untuk berbudaya sopan santun, tatakrama dan lain-lain. Untuk itu Jogja Istimewa tersebut dimasukkan dalam kurikulum Pendidikan di DIY supaya anak cucu kita tahu dan paham keistimewaan DIY tersebut. Ini perlu ditanamkan kepada anak cucu dan generasi muda agar dikemudan hari keistimewaan Jogja itu tertanam dijiwaraganya, dan tidak kehilangan budayanya yang istimewa tersebut.

Sementara itu Guru besar dan pakar Pertanahan UGM Prof.Suyitno.SH menanggapi hal tersebut sangat setuju Jogja Istimewa masuk dalam kulrikulum pendidikan karena Jogja Istimewa tersebut dasarnya sejarah . Dia mencontohkan mungkin sejarah UGM orang seumur saya tahu, tetapi adik-adik yang sedang kuliah saat ini pada tidak tahu. Untuk itu tandas Suyitno muatan local seperti Jogja Istimewa itu memang harus masuk dalam Kurikulum. Apabila Jogja Istimewa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan pun sangat mendukung, sebab di Kraton Yogyakarta saja saat ini ada pawiyatan yang dimulai dari kerabat Kraton, setelah semua saudah mengikuti pawiyatan, kemudian abdi dalem semua diikutkan dalam pawiyatan tentang budaya, adat istiadat, bagaimana tatakrama bergaul yang sopan dan lain-lain itu diajarkan dikraton, tandas Suyitno.

Menyinggung soal dana, dananya dari mana Jogja Istimewa masuk Kurikulum pendidikan ? Suyitno menambahkan bisa diambilkan dari Dana keistimewaan itu untuk merealisasikan melalui proposal yang kita buat, karena mengenai danais itu pusat ya tahunya dari proposal itu.

Dari sosialisasi Tanah Sultan Ground dan Pakualam Ground kebanyakan masyarakat yang belum paham sangat kawatir, bahwa tanah yang mereka pakai atau gunakan diminta kraton, namun setelah adanya sosialisasi menjadi terang benderang dan memahami serta menyambut baik adanya inventarisasi dan pendataan tersebut. Bahkan ada beberapa orang berpendapat bahwa waktu sosialisasi waktunya sangat sedikit, sehingga peserta kurang mendapatkan waktu untuk bertanya jawab.

Kegiatan Sosialisasi Di Kabupaten Kulonprogo dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 20 dan 23 Desember 2013 yang diikuti lebih kurang 300 peserta.(kar)

HUMASA DIY.

Bagaimana kualitas berita ini: