11 Des 2020

Diplomat Muda Belajar Tangani Krisis Pariwisata dari Sri Sultan

Yogyakarta (11/12/2020) jogjaprov.go.id – Para Diplomat Muda Indonesia yang tersebar di penjuru belahan dunia menilai DIY cukup berhasil menangani krisis selama pandemi. Krisis yang dimaksud adalah krisis yang terjadi pada dunia pariwisata dan UMKM.

Terkait hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menghadirkan secara virtual Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X guna menjadi pembicara pada diklat diplomat muda, Jumat (11/12) dari IDMC Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Diklat ini dilakukan secara daring, menyesuaikan normal baru.

Sri Sultan menjelaskan, pembahasan mengenai UMKM dan pariwisata ini dilakukan agar para diplomat muda ini mampu memetakan permasalahan yang mungkin dihadapi ditempatnya bertugas. selain itu, hal ini juga baik bagi DIY karena mampu meningkatkan nilai DIY di mata internasional.

“Mereka ini kan tugasnya di luar negeri ya, jadi apa yang mungkin bisa dibantu ya kita bantu. Toh mereka juga bisa membantu memasarkan wisata kita. Mereka juga bisa mengangkat kesenian dan kebudayaan kita seperti batik contohnya, agar lebih dikenal dan mendunia,” kata Sri Sultan.  

Kepala DPPM DIY Agus Priyono menambahkan para diplomat muda ini ingin mengetahui kondisi riil para pelaku industri di DIY. Diklat yang diikuti oleh 24 diplomat muda ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari Jakarta, namun juga dari berbagai belahan dunia. 

“Mereka ingin tau bagaimana policy di sini untuk menghadapi pandemi. Karena memang DIY hidup dari pariwisata dan UMKM. Ini menarik sekali bagi mereka karena di tengah pandemi, DIY dianggap tetap hidup,” jelas Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan menurut Agus mengambil kesempatan pula untuk mempromosikan DIY. Melalui jalan ini, sangat memungkinkan bagi DIY untuk membuka jalan kerjasama diplomatik dengan negara tetangga. Para diplomat muda ini diharapkan mampu membantu DIY mempromosikan diri di negara tempatnya bertugas.

“Kita harapkan ada kerjasama untuk mempromosikan Yogyakarta. Ada nilai lebih yang mereka pandang di DIY, salah satunya Jogja dipandang berhasil mengembangkan pariwisata begitu juga identitas budaya,” ungkap Agus.

Keunggulan pariwisata serta budaya DIY ini saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Artinya, apa yang dimiliki DIY ini adalah satu paket komplit untuk memenuhi kebutuhan rohani. Tidak ada yang bisa menampik kekuatan wisata serta budaya DIY, hingga ke kulinernya. Oleh karenanya, diplomat-diplomat ini merasa perlu belajar dari DIY. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: