03 Feb 2023
  Humas DIY

Film Monolog Ki Adjar, Hadirkan Sisi Kemanusiaan Ki Hajar Dewantara

Yogyakarta (02/02/2023) jogjaprov.go.id - Film Ki Adjar merupakan sepotong kisah hidup seorang Soewardi Soerjaningrat menempuh jalan panjang memperjuangkan pendidikan. Sumbangan pemikirannya bagi dunia pendidikan di Indonesia, tidak lepas dari peran serta pengaruh orang-orang terdekat yang dicintainya, Menik sang istri dan Asti putri pertamanya. Film ini terwujud atas kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Awalnya terinspirasi dari sebuah film monolog berjudul "Pangeran Diponegoro" karya Armantono pada tahun 2019.

Film Ki Adjar memulai proses pembuatan pada tahun 2021. Meskipun sempat terkendala adanya pandemi Covid-19, pembuatan film ini diselesaikan sesuai rencana. “Pada tahun 2021, melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY bekerjasama dengan ISI Surakarta, produksi film monolog berjudul Ki Adjar dapat direalisasikan. dr. Armantono, M.Sn pun terlibat sebagai narasumber dalam penyusunan naskah film ini,” terang Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY saat memberikan sambutan pada pemutaran perdana film Ki Adjar di Studio 5, Empire XXI, Jl. Urip Sumoharjo, Yogyakarta (02/02).

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang hadir didampingi GKR Hemas berharap film ini bisa berkembang dan memberikan kontribusi untuk masa depan bangsa. “Film monolog ini, bagi saya perlu berkembang. Secara simbolis untuk bisa memberikan, mengingatkan kembali kepada orang-orang tertentu yang bisa memberikan kontribusi untuk masa depan bangsa ini dalam pendekatan budaya. Bagi saya ini sesuatu yang penting, tidak hanya sekadar dihargai tapi bisa membawa manfaat dalam proses kehidupan kita,” terang Sri Sultan.

Film Ki Adjar mengisahkan priode tahun 1913, ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda, seorang pemuda berusia 24 tahun dengan pemikirannya yang kritis, menulis di sebuah surat kabar. Untuk melakukan protes rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda di negeri yang dijajahnya. Pemuda itu adalah Soewardi Soerjaningrat, yang kelak dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan pendiri Taman Siswa sekaligus Bapak Pendidikan Nasional. 

“Berbicara mengenai latar belakang, bagaimana kami mencoba menceritakan penggalan perjalanan panjang, pemikiran, lalu juga karya, dari Ki Hajar Dewantara yang merupakan salah satu bapak bangsa. Tentu tidak mudah, banyak referensi yang harus kami baca dan harus baik-baik memilah mana yang bisa masuk dan mana yang penting. Pada akhirnya kami memilih pendekatan yang lebih personal melalui keluarga, putri beliau," Andre Triadiputra, sutradara film Ki Adjar.

Pendekatan dalam riset yang dilakukan selama proses pembuatan film adalah pendekatan sejarah dengan konsep humanisme historis. Ki Adjar yang diperankan oleh bapak Sri Margono difilmkan di Yogyakarta, di salah satu ruang Ndalem Pakuningratan, Sompilan, Ngasem. "Film berdurasi 26 menit ini berusaha menghadirkan sisi kemanusiaan Ki Hajar Dewantara dengan bingkai sejarah," ungkap Dian.

Pemutaran perdana ini turut dihadiri oleh Dr. Sugeng Nugroho, Wakil Rektor III ISI Surakarta; Aris Eko Nugroho, Paniradya Pati, Pramutomo, ketua tim riset film; Sri Wastiwi Setiawati, produser film; Priyo Dwiarso, narasumber film; Sri Margono sebagai actor; serta segenap tamu undangan dari pegiat film di DIY. (Wd/Stt/Ad)

 

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: