31 Mar 2013
  Humas Berita,

GUBERNUR DIY SRI SULTAN HB X HADIRI PENUTUPAN PERAYAAN NYEPI UMAT HINDU TAHUN 1935 SAKA

GUBERNUR DIY SRI SULTAN HB X HADIRI PENUTUPAN PERAYAAN NYEPI UMAT HINDU TAHUN 1935 SAKA

BANTUL, (31/03/2013) portal.jogjaprov.go.id. Substansi dari Nyepi adalah untuk melakukan penyucian Jagat Agung (Alam Semesta) dan Jagat Alit (pada diri sendiri) manusia, ditujukan dalam rangka mewujudkan sembuhnya kerusakan masyarakat dan alam untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Disamping itu situasi sepi sudah menjadi kebutuhan manusia, karena meskIpun hanya sehari saja manusia membutuhkan suasana udara yang bersih.

Hal demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada penutupan Perayaan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru 1935 Saka Umat Hindu siang tadi (Minggu,31/03) di Pendopo Santhi Sasana Pura Jagatnatha, Banguntopo, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih lanjut Gubernur Sri Sultan HB X menyatakan bahwa keadaan yang bebas polusi bisa menyadarkan kita, untuk menumbuhkan sikap dan tindakan yang senantiasa peduli lingkungan, baik dalam lingkungan alam sekitar maupun masyarakat.

Dengan menunaikan misi spiritualfilosofis seperti utu, harapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dapat menghantarkan diri pada peniingkatan kualitas moral dan pencerahan batin. Sehingga Umat Hindu seakan terlahir kembali menemukan tatanan kehidupan baru dengan energy dan tekad baru sebagai landasan dharma bhaktinya, guna membangun Indonesia yang lebih baik.

Ketua Panita Perayaan Nyepi bersama TNI/Polri, PNS, Pegawai Swasta dan Umat Hindu se Daerah Istimewa Yogyakarta Dr. Gede Bayu Saputra dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam rangkaian Peringatan Perayaan Nyepi bersama tersebut Umat Hindu se Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertemakan Kanthi Luhuring Budi, Umat Hindu Memetri Budaya Ngudi Raharjaning Praja telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya matur piuning, di Pura jagatnatha, Banguntapan, di Tugu, Parangkusumo, Gunung Merapi dan Candi Praambanan. Melastti yang dilaksanakan di Pantai Ngobaran Gunungkidul, Pantai Parangkusumo. Bhakti Sosial dan pengobatan Gratis, Lomba Gebogan dan Penjor. Untuk Tawur Panca Kelad Yama Raja Dirgayasa Bumi dilangsungkan di Pelataran candi Prambanan dan dialnjutkan dengan upacara penyepian serta Ngembak Geni masing-masing dilaksanakan tanggal 12 dan 13 Maret 2013 lalu.

Perayaan rangkaian Penutupan Upacara Nyepi 1935 Saka hari ini menurup Dr. Gede Bayu Saputra dihadiri 700 umat Hindu se DIY.

Sementara itu Ketua Parisada hindu Dharma Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Ida
Bagus Agung dalam sambutannya menyatakan beberapa peristiwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini di Yogyakarta berhati nyaman, mengganggu kenyamanan.

Namun demikian dalam kesmepatan itu Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Yogyakarta mengajak Umat Hindu untuk tidak perlu resah dan takut. " Kami mohon pada umat untuk tetap memegang ajaran Dharma, teguh di dalam memegang misi kemanusiaan kita, Hamemayu Hayuning Bawana,"

Dibagian lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya menandaskan bahwa dalam budaya jawa keselarasan relasi antara manusia dan Tuhan, lingkungan dan sesama yang tertuang dalam konsep Larasing Tripita Cipta Karana, yang ada koherensinya dengan inti ajaran Hindu Bali yaitu Tri Hita Karana yaitu yang menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmoni antar relasi dengan parahyangan, palemehan dan pararongan Tuhan, alam dan sesama manusia.

Menurut Sultan HB X semua ini ada koherensinya dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana sebagai sumber kearifan lokal yang menjadi living philosophy dikalangan masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta.

Mengakhiri sambutannya Gubernur DIY memberikan nama Pendopo Pura Jagatnatha yang baru saja selesai dibangun oleh umat Hindu dengan nama Shanti Sasana .

Turut menyemarakkan Perayaan Penutupan Dharma Santi Nyepi Tahun 1935 Saka dengan Dharma Wacana oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acaryanda Pendarma dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Bali juga beberapa kesenian yaitu Tari Gambyong dan Golek Ayun-ayun oleh siswa SMKI Bantul. (kar)

 

HUMAS DIY

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: