28 Jun 2018
  Humas Berita,

Gubernur DIY Dorong Gunungkidul Teliti Sejarah Gathot/Tiwul

GUNUNGKIDUL (28/06/2018) jogjaprov.go.id –  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong sekaligus menantang Gunungkidul untuk meneliti sejarah makanan yang selama ini diidentikkan dengan kabupaten itu, yakni gathot dan tiwul.  Jika itu dapat dilakukan dan kemudian dapat membuktikan bahwa keduanya merupakan produk makanan asli Gunungkidul maka menurut Gubernur akan dapat memperkuat keberadaan Gunungkidul dan DIY. Demikian salah satu yang disampaikan Gubernur pada syawalan bersama jajaran Pemkab Gunungkidul di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Kamis (28/6).

''Gathot dan Tiwul kuwi makanan asli Gunungkidul opo ora. Yang penting, kalau diakui Gunungkidul asli pencetusnya bisa tidak, ada data sejarahnya,'' kata Gubernur.

Dalam kesempatan ini, atas nama pribadi, keluarga dan Pemda DIY, Gubernur DIY mengucapkan selamat Idul Fitri 1439 H disertai permohonan maaf lahir dan batin. Gubernur DIY mengaku gembira karena Gunungkidul tumbuh dan berkembang sesuai harapan.  “Saya merasa senang dan mongkog karena Gunungkidul makin tumbuh dan berkembang. Reboisasinya semakin baik. Sebetulnya Gunungkidul sudah tidak identik lagi sebagai suatu wilayah miskin, biarpun warga miskin masih cukup besar di daerah ini,'' kata Gubernur DIY.  

Menyinggung masih adanya  kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul, Gubernur DIY berharap Pemerintah Kabupaten dan masyarakat untuk meningkatkan koordinasi serta selalu mensinkronkan program-program pembangunannya. Strategi pemberdayaan masyarakat harus menjadi pilihan utama dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Harus ada koordinasi antar institusi. 

Terkait pengembangan Geopark Gunung Sewu yang telah dicatat dan diakui oleh UNESCO, Gubernur DIY meminta Bupati Gunungkidul untuk melakukan presentasi dan membicarakannya dengan Pemda DIY terkait pengembangannya.

Mengakhiri pengarahannya, Gubernur DIY mengatakan sependapat dengan ide pengembangan desa menjadi desa yang mandiri  dan berbudaya. Gubernur DIY juga menyatakan dalam Syawalan Pawiyatan  Keistimewaan dengan sekitar 525 kepala desa/lurah di Kraton Kilen beberapa waktu lalu mencuat aspirasi agar Gubernur DIY/Sri Sultan untuk mengembalikan desa seperti dahulu yaitu menjadi Desa Adat. Usulan itu menurut Gubernur DIY akan menjadi bahan pertimbangan.

Syawalan ditandai dengan jabat tangan Bupati Gunungkidul dengan Gubernur DIY beserta GKR Hemas, dan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X.

Sementara itu, sebelumnya Bupati Gunungkidul Hj. Badingah S.Sos. kepada Gubernur DIY dan peserta Syawalan menyatakan bahwa pariwisata menjadi garda terdepan dalam pembangunan di Kabupaten Gunungkidul karena mampu mengangkat dan meningkatkan perekonomian masyarakat, membuka lapangan kerja serta menurunkan angka kemiskinan. Hal ini dapat dicapai karena peran koordinasi dan kerja keras seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Gunungkidul.

Pengembangan pariwisata menuju daerah tujuan wisata terkemuka dan berbudaya disebut Badingah masih menghadapi sejumlah kendala, di antaranya penataan obyek wisata yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Namun demikian kunjungan wisatawan cukup menggembiarakan. Pada momentum Lebaran kemarin saja Gunungkidul tercatat dikunjungi 432,335 orang dengan pemasukan retribusi lebih dari Rp 3,4 miliar.

Pada kesempatan itu Hj. Badingah didampingi Wakil Bupati Gunungkidul Dr. H. Imawan Wahyudi menyampaikan ikrar Syawalan. Peserta Syawalan sekitar 1.920 orang yang terdiri Forkopimda Gunungkidul, pejabat eselon III, Camat beserta istri, kepala desa se-Kabupaten Gunungkidul, kepala SMA, SMP, SD, perbankan dan BUMD. (krn)

Bagaimana kualitas berita ini: