20 Mar 2012
  Humas Berita,

Inovasi Sumber Utama Bangsa Sering Terkendala Mekanisme Pasar

 

Inovasi Sumber Utama Bangsa Sering Terkendala Mekanisme Pasar

YOGYAKARTA (20/03/2012) pemda-diy.go.id - Wakil Presiden (Wapres) RI, Boediono mengemukakan, mekanisme pasar jadi faktor utama dalam pengembangan inovasi. Namun jika hanya mengikuti mekanisme pasar, maka pengembangan inovasi yang holistik dan berkelanjutan akan sulit dilakukan karena memiliki kelemahan. Selain tidak memiliki visi jangka panjang, juga tidak memperhitungkan dampak-dampak luar di luar keuntungan dan kerugian, serta tidak memperhatikan dampak sosial,

Inovasi sebagai sumber utama kemajuan bangsa, sering terkandala mekanisme pasar. Pengembangan inovasi harusnya memperhatikan aspek lainnya seperti kultural, sosial, institusional dan ekonomi, kata Boediono saat membuka International Conferrence on Suistainable Innovation (ICOSI) 2012, di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (19/03).

Karena itu menurut Wapres, inovasi yang merupakan hasil kreasi manusia dan merupakan kemampuan berpikir harus dikembangkan secara holistik. Meski tidak semua inovasi sifatnya berkelanjutan, namun melalui proses seleksi dan adopsi, maka inovasi tersebut dapat berujung pada keberlanjutan.

Ditambahkan, sejarah menunjukkan, inovasi adalah sumber utama kemajuan bangsa, bukan kekayaan alam yang dimiliki. Inovasi adalah hasil karya manusia sebuah bangsa yakni kemampuan nilai pikir. Daya kreasi tidak punya konsekuensi apa-apa jika tidak diterjemahkan dalam karya konkrit.

"Buah pikiran tidak boleh berhenti sekedar menjadi makalah tapi untuk dapat disebut inovasi harus jadi bagian dari praktik sosial nyata. Penemuan akan jadi inovasi bila diadopsi masyarakat," ujar Wapres.

Menurutnya, invensi, adopsi dan inovasi seyogyanya berlangsung dalam proses yang menjamin inovasi suistanable secara budaya, sosial, kelembagaan, operasional dan ekonomi. Hal ini merupakan pekerjaan besar karena tidak semua inovasi suistanable, juga tidak boleh membatasi dan mengendalikan pemikiran manusia tetapi sistem intensif yang menghasilkan inovasi suistanable.

Sementara itu, sebagai pembicara kunci, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan bahwa kemakmuran menjadi penting, tetapi kesinambungan adalah faktor yang amat penting. Untuk menjaga kesinambungan, kuncinya ada pada ilmu pengetahuan, teknologi, pola pikir, dan semangat pantang menyerah.

Sebuah bangsa, apa pun modalnya, akan habis bila tidak ada kesinambungan di dalamnya, tutur JK.

Menurut JK, sebuah bangsa tidak hanya berbicara tentang ilmu dan teknologi saja, tetapi pengelolaan sosial. Adapun hal yang membedakan sebuah bangsa dengan bangsa yang lainnya adalah semangat bangsa itu untuk maju.

Pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas pendidikan, misalnya universitas ini. Tetapi yang menentukan kemakmuran sebuah bangsa, adalah bangsa itu sendiri. Untuk itu kita harus memiliki kemampuan untuk berbuat lebih, terangnya.

Saat ini nilai lebih hanya akan dimiliki ketika menguasai teknologi. Siapa pun dapat menguasai teknologi. Tidak terkecuali mereka yang berada di kota kecil. Akses teknologi terbuka untuk siapa saja, karenanya, teknologi jangan hanya digunakan untuk mengakses facebook saja, tetapi juga informasi yang bermanfaat. Maka pola pikir masyarakat juga harus diubah. Penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta, jangan dianggap beban, tetapi jumlah itu adalah potensi produktivitas yang sangat tinggi.

Itulah syarat utama untuk kemajuan yang dapat diusahakan setahap demi setahap. Mari kita bersama-sama mengubah pola pikir agar dapat melihat kekuatan dari bangsa kita sendiri, tegas JK.

Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan, inovasi berkelanjutan dapat berkembang jika diberi kesempatan dalam tindakan nyata. Sehingga teori dan dunia nyata dapat terakumultasi dalam aplikasi nyata.

Mengapa di sini ditekankan bagaimana untuk menjadi kreatif-inovatif yang berkelanjutan. Karena memang yang dibutuhkan adalah pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif, di mana negara-negara Asia mengembangkan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yang dimilikinya, tandas Sultan. (rsd)

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: