11 Jul 2012
  Humas Berita,

Jelang Puasa dan Lebaran Stock Kebutuhan Pokok Masyarakat Cukup

Jelang Puasa dan Lebaran Stock Kebutuhan Pokok Masyarakat Cukup

 

Daging Sapi dan Ayam Yang Dibungkus Tas Plastik Hitam Bisa Terkontaminasi dan Akan Menjadi Beracun

YOGYAKARTA (11/07/2012) pemda-diy.go.id
Selama dua hari, Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (AP SDA) Setdaprov DIY, bersama Tim Monitoring Harga dari beberapa instansi terkait, melakukan monitoring harga kebutuhan bahan pokok di pasar-pasar tradisional di DIY.

Kepala Biro AP SDA Ir. Retno Setijowati, MSi menjelaskan, setiap menjelang bulan puasa dan seminggu menjelang lebaran, secara rutin dilakukan pemantauan atau monitoring harga di pasar pusat di masing-masing kabupaten dan kota.

Monitoring kali ini kata dia, lebih difokuskan pada komoditi daging sapi dan ayam, karena selama ini banyak ditemui dan beredar pemotongan ayam mati kemarin (tiren).

Dalam monitor kali ini dilakukan pengetesan, walaupun ditemukan daging yang tidak habis dijual, namun karena penyimpananya benar, jadi masih layak untuk dijual. Namun kita sarankan untuk dijual lebih dulu, terang Retno, di Pasar Besar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (10/07).

Ditambahkan, dibeberapa pasar masih ditemui adanya daging sapi maupun ayam yang masih dibungkus tas plastik hitam, padahal bisa terkontaminasi dan akan menjadi beracun.

Sebenarnya sudah sering diingatkan agar membungkus dengan tas plastik putih dan diinfokan juga kepada konsumen yang kami temui, seyogyanya mita plastik putih, tambahnya.

Sementara fluktuasi harga yang agak signifikan mengalami kenaikan sejak seminggu lalu adalah daging sapi, naik sekitar Rp 6 ribu per kilogramnya. Namun demikian permintaan tidak menurun, hal ini dimungkinkan karena di Yogya banyak orang mudik liburan, nyekar maupun nyadran, dan penerimaan siswa baru.

Untuk daging ayam juga terjadi kenaikan harga sekitar Rp. 3 ribu per kilogramnya, namun dari segi kuantitas terjadi kenaikan sekitar 50%, yang biasanya menjual 80 ekor menjadi 120 ekor per hari. Permintaan juga tetap tinggi, artinya ada keseimbangan antara kebutuhan konsumen dan terjangkau.

Harga beras relatih stabil, baik yang premium maupun biasa, namun untuk telur terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu naik sekitar Rp. 3500 per kilogramnya, menjadi menjadi Rp. 18500 per kilogram. Kenaikan itu menurut pedagang karena stok barang berkurang atau terbatas. Untuk minyak kelapa baik curah maupun barko, ikan tangkap maupun budidaya relatif stabil. Andaikata naik karena dipengaruhi kondisi musim dan cuaca, sehingga produksi tidak banyak.

Kenaikan ini wajar secara psikologis setiap menjelang puasa atau lebaran, namun setelah masuk puasa atau lebaran sekitar seminggu akan stabil lagi, kata Kepala Bagian Analisa Kebijakan dan Produktifitas, Biro AP SDA, Ir. Sugeng Purwanto, MMA, di Pasar Wates.

Kebutuhan bahan pokok rata-rata lanjutnya masih stabil, hanya ada beberapa yang mengalami kenaikan, seperti daging sapi dari Rp. 65 ribu/kg menjadi Rp. 71 ribu/kg, daging ayam potong dari Rp. 24 ribu/kg menjadi Rp. 26 ribu/kg, ayam kampung dari Rp. 40 ribu menjadi Rp. 45 ribu/kg.

Sedang gula pasir relatif stabil, bawang putih naik dari sekitar Rp. 15.500 menjadi Rp. 16.000/kg, bawang merah cenderung turun dari Rp. 12 ribu menjadi Rp. 9 ribu/kg, udang putih juga turun Rp. 5 ribu per kilogramnya. Masih di Pasar Wates, harga beras jenis IR2 masih tetap Rp. 7.700/kg, minyak sawit naik dari Rp. 10.500 menjadi Rp. 11 ribu per liter. Sementara di Pasar Bantul, harga relatif sama dengan Pasar wates, hanya beras lokal Bantul yang agak turun yaitu sekitar Rp. 7.200/kg.

Hasil pemantauan harga ini akan diinformasikan ke masyarakat luas. Dari beberapa kebutuhan tersebut di tiga pasar yang dipantau, stok cukup tersedia, dan permintaan pasar sampai saat ini belum terjadi peningkatan, terang Sugeng. (ip/rsd)

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: