20 Agt 2022
  Humas DIY Berita,

Jiffina 2022, Etalase Estetika, Budaya dan Kreativitas

Bantul (20/08/2022) jogjaprov.go.id - Lebih dari 800 buyer sudah mengkonfirmasi akan datang mengunjungi Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2022. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat event Jiffina ini sempat tidak diselenggarakan akibat Pandemi Covid -19.

Pameran Jiffina 2022 ini dibuka oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sabtu (20/08) di JEC, Bantul. Pameran ini akan berlangsung selama 4 hari dari Sabtu (20/08) hingga Selasa (23/08) di JEC. Mengusung tema 'Nature is Back for Eco Lifestyle', Jiffina 2022 menjelma menjadi etalase yang menyajikan Harmoni Etnik Nusantara. Event yang diikuti oleh para pelaku industri kriya ini menampilkan nilai-nilai estetika, nilai-nilai budaya sekaligus etos kreativitas yang terekspresi dalam berbagai komoditas.

"Khusus untuk Jiffina kan mebel dengan aksesoris yang lain yang spacenya besar. Memang di luar Jiffina itu dulu Jogja juga sering pameran di Jakarta tapi kalau di Jakarta itu yang dominan itu adalah pedagang kerajinan bukan produsen kerajinan. Tapi kalau di sini rata-rata yang dijual ini mereka punya punya industrinya, mereka rata-rata produsen dan penjual langsung. Otomatis harganya lebih murah daripada pedagang, jadi tahu persis kapasitas produknya dan sebagainya," ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan mengatakan pameran ini membuktikan seni dan budaya dapat bersanding dengan konsep Eco Friendly di mana konsep ramah lingkungan menjadi prasyarat utama terhadap suatu produk kekinian. Para pelaku industri ini harus menerapkan 6 karakteristik pada produk mebelnya. Produk yang ditampilkan harus ramah lingkungan, mudah dibongkar dan daur ulang, tahan lama dan mudah diperbaiki, berbahan insersi logam dan plastik daur ulang, berbahan kayu reklamasi dari produk lama dan menggunakan bambu untuk aksesoris perabotan.

"Kriteria itu diterapkan pada produk-produk yang dipamerkan, sebab jika tidak, saya khawatir kita akan jauh ketinggalan dari produk-produk serupa dari Vietnam yang menjadi kompetitor utama mebel Indonesia," terang Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan, pada era destruktif inovatif ini para desainer, kreator dan produsen serta marketing harus bersinergi dalam satu tim kerja untuk bersikap antisipatif terhadap perubahan. Tidak bisa lagi saat ini mengandalkan kerja individual, soliter dan nostalgia subjektif pada kebanggaan masa lalu. Harus juga dicermati dan diantisipasi perubahan tren bisnis konvensional menjadi digital atau online.

"Tantangan-tantangan ini harus dipahami bahwa setiap pelaku tetap harus terbuka mau berubah karena yang dihadapi juga akan berubah. Tidak mesti harus berdagang dengan orang, tapi lewat digitalisasi pun bisa terjadi transaksi," ujar Sri Sultan.

Sri Sultan berharap event ini bisa menjadi pendorong kemajuan mebel dan kerajinan sebagai entitas bisnis yang berkontribusi signifikan. Baik dalam volume jumlah devisa maupun values bagi ekspor Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan dihadiahi satu set meja dari Idemu. Atas kejutan tersebut Sri Sultan mengaku senang karena meja tersebut termasuk barang tua dan langka. "Meskipun saya bingung mau ditaruh dimana, tapi saya sangat berterimakasih. Apalagi kan itu barang tua," selorohnya.

Timbul Raharjo, Ketua Forum Jiffina Jawa Bali mengatakan, Jiffina ke-6 ini digelar guna membangkitkan ekonomi melaui usaha mebel dan kerajinan. Terpuruknya usaha-usaha mebel dan kerajinan saat pandemi dan persaingan global mengharuskan para pelaku industri kriya lebih kompetitif di luar negeri. Terutama pasar-pasar Eropa, Amerika, Australia dan Korea. Selain itu juga mampu bersaing di negara-negara berkembang dan pasar-pasar Timur Tengah yang ternyata juga mampu membangkitkan industri mebel dan kerajinan.

"Yogyakarta dan sekitarnya ini adalah salah satu yang memiliki industri-industri pembahanan atau resources material. Industri mebel terbanyak di Indonesia ya dari sini. Jogja sempat memenuhi pameran mebel di Singapura dengan produk kriya," ungkap Timbul.

Apalagi saat ini menurut Timbul Bandara YIA sudah beroperasi dengan optimal sehingga memudahkan buyer luar untuk mengakses DIY. Menurutnya hal ini sangat penting dan mampu secara langsung memberikan manfaat. Dirinya menambahkan, insdutri ini akan semakin terbantu nantinya apabila tol sudah selesai dibangun dan beroperasi sehingga distribusi produk dari Jogja menuju Jakarta, Jawa Tengah ataupun Jawa Timur semakin mudah.

"Kami berterimakasih atas dukungan Pemda DIY, Ngarsa Dalem, karena pameran ini sangat penting bagi Yogyakarta. Yogyakarta adalah Mekahnya kriya karena memang dikunjungi banyak orang untuk mencari kriya. Ini memberikan manfaat pada UKM juga karena mampu membangkitkan ekonomi karena 30 hingga 40% wilayah Jogja bergerak pada idustri kriya dan mebel," papar Timbul.

Sejumlah pejabat dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI turur hadir dalam acara tersebut. Selain itu, jajaran Forkopimda serta OPD di DIY juga turut hadir. Bahkan beberapa OPD pun turut serta menjadi peserta pada pameran internasional tersebut. (uk/de/sis)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: