31 Mei 2012
  Humas Berita,

JRF Akan Adopsi Model Penanganan Pasca Gempa Indonesia Ke Belahan Dunia Manapun

JRF Akan Adopsi Model Penanganan Pasca Gempa Indonesia Ke Belahan Dunia Manapun

SLEMAN (30/5/2012) pemda-diy.go.id. Selama 6 tahun pengabdiannya JRF menghimpun dana dari para donor yang berasal dari Uni Eropa, Belanda, Inggris, Finlandia, Kanada, Denmark sertaAsian Development Bank bisa mengumpulkan dana US$94 juta dan danatersdebut telah digunakan untuk membangun kembali daerah yang terkena bencana gempa bumi 27 Mei 2006 dan erupsi Merapi 2010 di DIY,Jawa Tengah serta Tsunami tahun 2009 di Ciamis Provinsi Jawa Barat.

Demikian disampaikan Country Director World Bank, Stefan G Koeberle petang malam tadi (Rabu,30/5) di Plataran Candi Prambanan pada Malam Apresiasi dan Resepsi Penutupan berakhirnya Proyek Java Recontruction Fund (JRF) yang dihadiri Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Directur JRFErick Herber dan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX serta para Kepala Daerah Penerima manfaat di ketiga Provinsi tersebut.

Stefan G Koeberle lebih lanjut menyatakan bahwa Terkait dengan terjadinya erupsi Merapi,JRF dapat memenuhi permohonan pemerintahIndonesiadengan memberi tambahan pendanaan US$3,5 juta yang telah dialokasikan Rekompak untuk meningkatkan skala prioritas kegiatan diantaranya untuk pembangunan Rumah bagi warga korban bencana.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto terkait akan berakhirnya masakerjanya di DIY,Jateng dan Jabar selain mengucapkan terima kasih serta apresiasinya kepada para pendonor yang tergabung dalam JRF, karena menurutDjoko KirmantoJRF telah berhasil merkonstruksi kembali 15 ribu unit rumah, merehabilitasi dan merekonstruksi 430 kegiatan infrastrukturpemukiman yang tersebar di 265 desadan melaksanakan kegiatanpengembangan kapasitaswarga melalui 637 pelatihan yang diikuti olehlebih dari 41 ribu orang yang juga tersebar didalam 9 kabupaten/kotadi 3 Provinsiyaitu DIYJateng dan Jabar yang dilaksanakan Rekompak JRF.

Disamping itu tandas Djoko Kirmanto JRF juga telah berhasil memfasilitasi menata kembalikawasan Pusaka hiratage di Kotagede Yogyakartadan di Klaten Jawa Tengah, melaksanakan pilot proyekwilayah rawan longsor dengan merelokasi 69 hunian wargadi 3 desa di kabupaten Bantuldi pindah ke daerah lebih aman.

Menurut Djoko Kirmanto yang paling menggembirakan dan sangat penting untuk diingat karena Rekompak telah berhasilmenumbuhkan kembali kapital sosial masayarakatyang diwujudkan dalam kegiatan dalam gotongroyong. Dari nilai gotongroyong masyarakat tersebut kalai dinilai dengan rupihmaka nilainya kurang lebih Rp.20,5 milyar lebih.

Sementara itu Direktur JRF Kawasan Asia Erick Herber mengapresiasi masyarakatkorban bencana yang telah bekerja keras bersama para pendonor tanpa kerja keras bersama semua itu mustahil kegiatan penanganan pasca bencana dapat diselesaikan. Dengan kerja keras semua itu akan dapat mengilhami organisasi-organisasi kemanusiaan bukan sajaIndonesiatetapi bagi belahan bumi lainnya di Dunia dan patut dicontohnya.

Sedanghkan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX dengan akan berakhirnya program JRF di DIY, Jateng dan Jabar juga selain mengucapkan terima kasih serta apresiasi yang tinggi juga mengingatkan masyarakat korban gempa dan bencana untuk selalu terus memiliki semangat hidup yang tinggi , karena bencana tidak selalu menyisakan kerusakan semata. Bencana juga tidak selalu berujung pada duka lara, karena dibalik itu kita sadari atau tidak, bencana jugamenciptakan ikatan persaudaraan dan kebersamaan, meruntuhkan sekat-sekat sosial yang selama ini memisahkan kita semua. Dengan adanya modal sosail seperti itu tandas Paku Alam IX marilah kita senantiasa bergandeng tangan, bahu membahu bekerja keras demi terciptanya kehidupan dan penghidupan yang lebih baik.

Deputi Menteri Bappenas, Max Pohan yang hadir dalam Malam Apresiaasi dan Resepsi Penutupanpelaksanaan Kegiatan DIY mewakiliKetua Bappenas yang berhalangan hadir menyatakan bahwaJRF telah menangani sebagian dari tugas pemerintah dalam penanggulangan bencana alam. Oleh karena itu tegasDeputy Menteri Bappenas,sudah seharusnya, hal-hal yang belum tertangani oleh JRF pasca kegiatan JRF menjadi tugas pemerintahIndonesia.

Menurut dia, pendekatan berbasis komunitas yang diterapkan JRF dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah dalam menangani persoalan kebencanaan. Karena selama ini, papar dia, JRF memberikan telah bantuan melalui pendekatan tersebut, seperti, keterlibatan langsung dari masyarakat dalam pembangunan hunian untuk korban bencana, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan sebagainya.

Malam apresiasi dan Penutupan Kegiatan JRF selain di meriahkan dengan exibition/pameran hasil kegaiatan komponen JRF yang berupa foto,hasil binaan UMKM dengan produk batik, tenun, anyaman agel bambu, perak dan sebagainya, replika rumah tahan gempa, juga dimerihakan dengan kesenian gejog lesung, Jathilan kreasi baru dari warga korban erupsi Merapi di Kepuharjo, Tari Klono Topeng , Sendra Tari juga diserahkan penghargaan dari JRFkepada 9 Kepala daerah Kabupaten/Kotaserta 3 Kepala Daerah Tingkat Provinsi penerima manfaat dari JRF yang masing-masing diserahkan oleh Country Director World Bank, Stefan G Koeberle, Direktur JRF Ericks Herber. (Kar)

HUMASDIY

Bagaimana kualitas berita ini: