22 Jun 2023

Kabupaten Gunungkidul Surplus Hewan Kurban

Gunungkidul (22/06/2023) jogjaprov.go.id – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memantau ketersediaan hewan kurban di Pasar Hewan Siyono Logandeng, Playen dan Karnoto Farming di Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Kamis pagi (22/06). Dari hasil pantauan tersebut, diketahui bahwa Gunungkidul memiliki stok hewan kurban yang melimpah menjelang Iduladha. Tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal, hewan kurban dari Gunungkidul juga dipasok ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, dan Semarang.

“Hari ini saya bersama Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Peternakan, Asisten Sekda, ada juga dari perwakilan dari DIY ingin melihat lebih dekat terhadap bagaimana kesiapan, ketersediaan, hewan kurban Kabupaten Gunungkidul.  Tadi sudah sama-sama kita ketahui, kita saksikan, bahwasanya ternyata Kabupaten Gunungkidul cukup surplus. Bahkan dari laporan Kadis Peternakan populasi yang siap dipotong untuk sapi itu sampai dengan 18.000, untuk kambing 27.000, dan juga untuk ternak domba juga cukup besar populasinya,” ujar Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.

Banyaknya jumlah hewan ternak dengan kualitas yang bagus ini, menurut Heri mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang positif. Dia berharap populasi yang cukup besar ini bisa mencukupi kebutuhan di daerah sekitar Gunungkidul. “Kalau kita bisa menyaksikan dari atas katakanlah dengan drone, begitu banyaknya truk yang hari ini muncul di area pasar Siyono ini membuktikan bahwa banyak para peternak kita, terutama peternak lokal ini, hari ini begitu positif secara ekonomi. Ternyata ternak-ternak di kabupaten Gunungkidul ini tidak saja mencukupi kebutuhan hewan kurban di Gunungkidul bahkan sampai ke Jakarta, Bogor, Semarang,” ungkapnya.

Masyarakat diimbau untuk terus menjaga kesehatan hewan ternak hingga Iduladha. Agar konsumen tidak kecewa dan mendapatkan kualitas hewan kurban yang baik. Tidak hanya membeli di pasar hewan, konsumen disarankan juga membeli langsung dari peternak. Sedangkan bagi peternak, Heri mendukung jika ada yang mau membentuk kelompok atau asosiasi. “Tidak semua konsumen berkerumun di pasar, sehingga kesehatan terkontrol. Bisa langsung membeli pada peternak atau di rumah-rumah pedagang. Kualitas dan kesehatan terjaga. Kalau pasarnya hanya pon, legi, pahing itu gak nguber. Populasi 18.000 sementara pasar mampunya hanya 5000-7000 itu harus menunggu tahun depan dan costnya pasti tinggi sekali. Kita dukung kalau ada yang seperti ini," ujar Heri.

Penyakit hewan ternak masih menjadi kendala bagi peternak. Karnoto, pemiliki Karnoto Farming menyebutkan jika penyakit dan waktu iduladha yang bersamaan dengan waktu masuk sekolah membuat penjualan tahun ini menurun. Dari segi kesehatan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari menyebutkan untuk hewan kurban pasti ada persyaratan khusus. Pertama, jika gejala masih ringan, masih diperbolehkan diperjual belikan. Jika sudah gejala berat, seperti muncul bercak kehitaman, sudah tidak boleh.

“Kalau sakit jangan dipindah dan dijual, karena inikan virus meskipun penularannya melalui vektor. Tapi untuk meminimalkan penyebaran ditahan dulu. Kalau bisa beli ditetangga atau diwilayah setempat. Kemudian anjuran kalau bisa kita beli dari tetangga-tetangga untuk yang hewan kurban,” ungkapnya.

Rata-rata harga hewan kurban di Pasar Hewan Siyono dan Karnoto Farming, untuk sapi sekitar 23-25 juta, sedangkan kambing 3-4 juta. Tahun ini terjadi kenaikan harga hingga sekitar 5%-10% namun dinilai masih wajar. Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, populasi ternak siap potong mencapai 46.875 ekor, yang terdiri atas 18.345 sapi, 27.022 kambing, serta 1.508 domba. (Wd/Stt/Rcd)

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: