29 Jul 2023

Kenalkan Kearifan Lokal, Perwakilan Mahasiswa se-Indonesia Ikuti Kemah Budaya 2023

Bantul (28/07/2023) jogjaprov.go.id -Dinas Kebudayaan ( Kundha Kebudayan) DIY kembali menggelar Kemah Budaya, merupakan bagian dari program Semarak Legenda Suku se-Nusantara (Selendang Sutra) di Kalurahan Dlingo, Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul sejak 27 hingga 29 Juli 2023. Kemah Budaya Selendang Sutra 2023 ini di ikuti setidaknya 100 mahasiswa dan mahasiswi perwakilan 38 provinsi yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Indonesia (IKPMDI).

Tujuannya memperkenalkan kearifan budaya lokal dan DIY sebagai miniatur Indonesia. Selain itu, mampu menjadi wahana akulturasi antar mahasiswa luar daerah yang ada d DIY. Kemah budaya ini mendapatkan sambutan positif dari peserta maupun masyarakat setempat, terlihat dari besarnya animo peserta selama mengikuti seluruh rangkaian acara.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni Disbud DIY, Yuliani Eni Lestari Rahayu mengatakan kemah budaya ini mewadahi mahasiswa yang belajar di DIY dan makin istimewa pada 2023 ini, karena diikuti 100 mahasiswa perwakilan dari 38 provinsi di Tanah Air. Kemah budaya terakhir diadakan 2019 lalu, kemudian pada 2023 menjadi yang pertama digelar setelah pandemi Covid-19 yang bertempat di Kalurahan Budaya Dlingo.

" Harapannya anak-anak yang ikut serta bisa mengenal kearifan lokal yang ada di DIY khususnya di Kalurahan Dlingo yang sudah menjadi desa budaya. Lewat kegiatan ini, kami ingin peserta luar daerah tak hanya mengenal dan belajar seni budaya lokal tapi sekaligus ikut berbaur dengan masyarakat setempat," tutur Eni disela-sela Pentas Seni Api Unggun Kemah Budaya Selendang Sutra di Balai Budaya Kalurahan Dlingo, Jumat malam (28/07/2023).

Eni menjelaskan pengalaman yang didapat selama kemah budaya ini akan menjadi referensi peserta yang hanya bisa didapatkan di DIY. DIY ingin merengkuh semua mahasiswa dari luar daerah yang ada sehingga mampu menjadi kawah candradimuka sebelum mereka pulang ke daerahnya melalui budaya. Artinya peserta harus menyesuaikan budaya dimanapun berada salah satunya melalui wadah IKPMDI.

"Lewat Selendang Sutra, diharapkan ada proses timbal-balik budaya antara IKPMDI dan masyarakat DIY, khususnya terkait dengan kebudayaan. Karena Indonesia ini memiliki kekayaan kebudayaan yang luar biasa dan semua itu harus dijaga dengan saling mengenal satu sama lain,” tandasnya.

Selama kemah budaya berlangsung, peserta menginap di 21 rumah warga di seputaran Kalurahan Dlingo. Peserta kemah budaya dibekali para pendamping desa budaya dengan berbagai workshop, pelatihan seni budaya setempat seperti tari Jathilan, tari Dlingo Ngambar Arum, Angklung dan Gejog Lesung yang di pentaskan pada malam api unggun. " Anak-anak dititipkan di rumah warga selama tiga hari dua malam supaya mereka bisa berinteraksi langsung dengan induk semangnya. Kami minta mereka bisa menyesuaikan dimana pun mereka berada. Inilah salah satu upaya kami sedikit memberikan bekal bagi anak-anakku muda calon pemimpin bangsa," imbuhnya.

Lurah Dlingo, Agus Purnomo merasa bangga Kalurahan Dlingo dipercaya menjadi tempat Kemah Budaya Selendang Sutra 2023 yang dihadiri mahasiswa perwakilan dari 38 provinsi se-Indonesia. Warga Dlingo pun sangat antusias sekali menyambut dan dilibatkan dalam kegiatan kemah budaya ini.

" Kami siapkan berbagai macam kesenian lokal yang bisa dipelajari para peserta kemah budaya yakni jathilan, karawitan, gejog lesung, angklung dan lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga ikut belajar produksi UMKM yang ada di Dlingo seperi olahan dodol dan es sawo. Kita juga ajak mereka mengekplorasi keindahan alam di Dlingo," paparnya.

Sementara itu, Romado Wangki salah satu peserta asal Papua Pegunungan mengaku baru pertama kali mengikuti kemah budaya ini yang digelar Disbud DIY. Kegiatan ini sangat positif agar bisa saling mengenal dan berbagi budaya masing-masing di Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, kota budaya dan Indonesia mini. " Saya belajar gamelan yang awalannya susah tetapi sudah bisa. Kami pun tampilkan tarian tradisional Yosim Pancar, salah satu tari pergaulan muda mudi Papua pada Pentas Seni Api Unggun ini," ucapnya.

Senada, Amelda asal Kalimantan Barat sangat senang bisa mempelajari kesenian, kuliner dan kerajinan di Desa Budaya Dlingo. Bahkan dirinya bersemangat bisa tinggal di rumah warga setempat. " Seru sekali kemah budaya ini, kita bisa mengenal budaya setempat dan budaya lainnya. Ayo semangat mengenal seni budaya dan semoga kegiatan ini terus diadakan," katanya.

Adapun peserta asal Sumatera Barat, Shally Melisa Putri tidak hanya bisa mempelajari tarian lokal, tapi mendapatkan teman baru dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Ia mengaku ada perbedaan signifikan antara tarian Jawa dan tarian di tempat asalnya yang justru menarik. " Ternyata seni budaya sangat unik dan banyak ragamnya. Jadi saya berharap acara ini bisa diadakan lagi kedepannya," tandasnya.

Peserta asal Makassar, Sulawesi Selatan, Alaya A Roo sangat senang dan bangga bisa berkumpul bersama teman-teman dari seluruh Indonesia. " Kemah budaya ini sangat menarik dan luar biasa sebab bisa menjadi representasi budaya yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus digalakkan di tahun -tahun mendatang, terima kasih Disbud DIY," lanjutnya.

Perwakilan IKPMDI Bali Ni Wayan Riska Arisanti mendapatkan banyak pelajaran budaya yang bisa dipelajari mulai mengenal budaya satu sama lain, tradisi dan lainnya. "Kesannya sangat menyenangkan karena ini pertama kali ikut kemah budaya di DIY. Sebagai generasi muda bisa semangat dan ikuti kegiatan kebudayaan," ucapnya.

Hal yang sama juga dirasakan salah satu pengurus IKPMDI Yogyakarta, Nurhabibah Sabandriah. Mahasiswa asal Bandung Jawa Barat ini merasa bangga dan antusias sekali mengikuti serta menjadi bagian dalam acara ini. " Saya juga senang bisa saling mengenal budaya lain. Saya terharu ternyata banyak sekali ragam budaya di nusantara. Dari sinilah saya banyak belajar Indonesia itu benar-benar kaya," pungkasnya. (Fn/Im/Hr/Sd)

 

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: