01 Nov 2011
  Humas Berita,

Ketersediaan Pangan DIY Dalam Kondisi Mantap Dan Cukup Stabil

Ketersediaan Pangan DIY Dalam Kondisi Mantap Dan Cukup Stabil

SKTP4 Sangat Penting Guna Mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional

YOGYAKARTA (31/10/2011) pemda-diy.go.id -
Program peningkatan produksi beras banyak kendala di lapangan. Maka sinergitas dari kelembagaan dan beberapa tenaga penyuluh perlu ditingkatkan, karena masih banyak para tenaga penyuluh belum memahami teknologi padi dan bahkan belum ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DIY. Paku Alam IX, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi DIY. Drs.H. Ichsanuri pada pembukaan pertemuan Sinkronisasi Kelembagaan Teknis Penelitian, Pengembangan dan Penyuluhan Pertanian (SKTP4), di Auditorium LPP Yogjakarta, Senin (31/10) malam.

Sinkronisasi pada saat ini memang sangat penting guna mendukung program peningkatan produksi beras nasional menuju surplus 10 juta ton beras tahun 2014, kendati ketersediaan pangan di DIY saat ini dalam kondisi mantap dan cukup stabil, artinya harga pangan masih dapat dijangkau dengan daya beli rakyat, katanya.

Diutarakan Wagub Paku Alam IX, Pemprov DIY yang didukung stakeholder masih terus bekerja keras memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan pangan seperti beras. Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah DIY diharapkan musim tanam bulan Oktober Maret ini para petani bisa menghasilkan panen padi yang lebih bagus.

Menteri Pertanian RI Dr.Ir.H. Suswono mengatakan, untuk menuju surplus 10 juta ton beras salah satunya dengan peningkatkan produktivitas padi melalui penerapan teknologi tepat guna meliputi pemupukan berimbang, penggunaan varietas unggul maupun dengan sistem tanam jajar legowo.

Teknologi tepat guna perlu diadopsi petani secara tepat, cepat. Selain itu diperlukan pula demplot, demfarm serta demarea sebagai laboratorium untuk proses pembelajaran para petani yang di laksanakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, tuturnya.

Menurut Suswono, peningkatan produksi padi melalui perluasan area dan optimalisasi lahan tidak akan mempunyai dampak signifikan apabila tidak disertai dengan upaya penekanan kehilangan produksi padi sebagai akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), banjir dan kekeringan. Maka mobilitasi petugas POPT untuk melakukan pengamatan dan pengendalian serangan OPT sangat panting bagi petani.

Peningkatan produksi beras nasional harus melibatkan instansi pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan sebagai upaya merealisasikan Gerakan Massal P2BN, ujar Suswono.

Ketua penyelenggara Dr.Ir. Momon menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan sinkronisasi diantara lembaga teknis, penelitian dan para penyuluh guna mendukung program menuju surplus 10 juta ton tahun 2014. Diikuti sekitar 400 peserta utusan dari 33 Provinsi dan 156 kabupaten/kota se Indonesia. (Skm)

HUMAS Ro UHP Provinsi DIY

Bagaimana kualitas berita ini: