17 Apr 2013
  Humas Berita,

Komisi V DPR RI Kunker Khusus Ke DIY

Lasarus: Yogyakarta Jadi Jendela Indonesia Bagi Tamu Dari Luar Yang Berkunjung, Wajah Indonesia ada di Yogyakarta

KEPATIHAN YOGYAKARTA (17/04/2013) Wajah Indonesia ada di Yogyakarta, kota pendidikan, budaya dan daerah tujuan wisata. Yogyakarta menjadi jendela Indonesia khususnya bagi tamu-tamu dari luar yang berkunjung. Sehingga komisi V DPR RI memandang perlu melakukan kunjungan kerja secara khusus ke bumi istimewa ini yaitu DIY.

Demikian dikatakan Pimpinan Rombongan Komisi V DPR RI, Lasarus, SSos,MSi, mengawali pertemuan dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pimpinan instansi terkait, di Gedhong Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/04) malam.

Kunker Komisi V DPR RI yang didampingi mitra kerja terkait dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Perhubungan, Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Kementerian Perumahan Rakyat ke DIY ini, dalam rangka untuk melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan infrstruktur khususnya bidang PU, Perhubungan, Basarnas, BMKG serta bidang Perumahan Rakyat. Selain itu juga untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di DIY utamanya terkait dengan pembangunan infrstruktur yang merupakan domain pembiyaan dari APBN.

Jadi kami dari Komisi V melakukan peninjauan langsung untuk memastikan proses pelaksanaan maupun hasil pekerjaan itu dapat berdayaguna dan bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus menyerap aspirasi masyarkat terkait pelaksanaan proyek dan friksi pembangunan di DIY ke depan, ujar Lasarus.

Komisi V DPR RI lanjutnya, mempunyai komitmen dan memberi perhatian yang sangat besar pada pembangunan infrastruktur. Komisi V juga menilai bahwa DIY sebagai salah satu provinsi yang sangat membutuhkan pembangunan disektor-sektor utama pembangunan antara lain bidang PU, Perhubungan, dan sektor-sektor lain yang menjadi perhatian penting yaitu sektor perumahan rakyat, BMKG, dan SAR.

Lasarus menceritakan, kondisi Yogyakarta saat ini sudah mulai padat. Kepadatan itu terasa sekali pada hari Sabtu dan Minggu, sementara kondisi jalan sempit dan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan perkembangan jalan. Hal ini harus dicarikan solusinya karena Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang tingkat kunjungan wisatanya sangat tinggi.

Kunjungan wisatawan ke Yogyakarta ini menempati urutan kedua setelah Bali. Ini harus kita antisipasi, karena wajah Indonesia juga ada disini. Untuk itu DIY akan kami prioritaskan pada APBN 2014 nanti, janji Lasarus.

Sementara Sultan kepada rombongan Komisi V DPR RI secara makro mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi. Dalam aspek-aspek infrastruktur misalnya, Sultan menilai, sesuai dengan perkembangan kekinian di Yogyakarta tidak memungkinkan lagi membangun infrastruktur baru dalam arti jalan, karena beban sosialnya sangat tinggi. Sehingga diperlukan manajemen lalulintas yang tepat.

Manajemen pengaturan lalulintas dari dan ke luar kota maupun dari kanupaten-kabupaten menjadi sangat penting, terangnya.

Sultan juga mempunyai harapan bagaimana kemungkinan penataan kawasan sungai Code maupun Winongo agar menjadi suatu wilayah yang tidak kumuh lagi, menjadi lebih baik, lebih sehat dan sebagainya. Sedang disektor pertanian, Sultan menceritakan, setiap 5 tahun sekali minimal 200 hektar tanah ladang beririgasi beralih fungsi. Maka DIY mempunyai keterbatasan dibidang pertanian ini, sehingga diarahkan adanya perubahan paradigma dari among tani ke dagang layar, dalam arti ada pilihan bahwa pantai selatan sebagai potensi baru dalam upaya menempatakan produk-produk laut menjadi kontributor tambahan peningkatan kesejahteraan bagi warga masyarakat Yogyakarta.

Laut selatan punya potensi yang besar dibanding sektor pertanian..Sebab kepemilikan lahan oleh petani hanya rata-rata 300 meter persegi. Sehingga diperlukan perubahan paradigm dari among tani ke dagang layar, biarpun mungkin mereka para petani harus mengubah profesinya menjadi nelayan, ungkap Sultan.

Untuk diketahui, rombongan Komisi V DPR RI, sebelum mengadakan pertemuan dengan Gubernur DIY dan jajaran, telah melakukan kunjungan lapangan meninjau dan pertemuan dengan jajaran Bandara Adi Sucipto, meninjau Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Projotamansari II di Desa Ngestiharjo, Kasihan Bantul, dan melihat langsung pelaksanaan pembangunan Jombor Flay Over di ring road utara Jombor Sleman. (rsd)

 

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: